profil daerah kota metro provinsi lampung

(1)

PROFI L KABUPATEN / KOTA

KOTA M ETRO

LAM PUN G


(2)

K O TA METRO

ADMINISTRASI

Profil Wilayah

Kota Metro berkembang menjadi kota transit bagi pendatang yang ingin menikamti keindahan alam dan kesejukan udara di sekitarnya. Lokasi Kota Metro yang dikelilingi gunung, rimba, laut, dan pantai (gurilap) memang strategis dijadikan tempat peristirahatan dan tujuan wisata.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA METRO

Kota Metro terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Metro Pusat, Metro Utara, metro Barat, Metro Timur, dan Metro Selatan seluas 68,74 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 118.448 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Metro Utara (19,64 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Metro Barat (11,28 km2).

Pertanian merupakan salah satu potensi wilayah yang terdapat di Kota Metro. Pertanian tanaman pangan dan peternakan menjadi penyumbang kegiatan ekonomi pertanian, di samping perdagangan besar dan eceran. Laju pertumbuhan bidang pertanian untuk tahun 2002 negatif hampir 4 %, terutama karena pertumbuhan negatif pertanian tanaman pangan. Tanaman perkebunan, peternakan, dan perikanan justru tumbuh di atas 20 %.

Hingga saat ini terdapat 3.519 hektar sawah yang dipanen. Rata-rata produksinya mencapai 5 ton/Ha dengan total produksi mencapai 17,3 ribu ton. Selain itu, komoditas lain yang menonjol adalah jagung yang mencapai total produksi 5.000 ton lebih pada tahun 2002.

No. Kecamatan Luas (Km²)

1. Metro Pusat 11,39

2. Metro Utara 19,64

3. Metro Barat 11,28

4. Metro Timur 12,10

5. Metro Selatan 14,33


(3)

Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Metro mempunyai luas wilayah 68,74 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

ƒ Batas Utara : Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur

ƒ Batas Selatan : Kabupaten Lampung Timur

ƒ Batas Timur : Kabupaten Lampung Timur

ƒ Batas Barat : Kabupaten Lampung Tengah

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Metro Pusat (3.719 jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Metro Selatan (782 jiwa/ km2).

Bentang alam Kota Metro relatif datar (bergelombang lemah) melandai dari arah barat daya ke arah timur laut dengan ketinggian 25-60 meter dari permukaan laut (dpl). Di daerah aliran sungai umumnya lebar dan dangkal dengan dinding relatif landai. Pada dasar daerah lembah mengalir 4 sungai yaitu bagian utara sungai Way Bunut dan Way Raman, serta bagian selatan Way Sekampung dan Way Batanghari.

Kota Metro beriklim humid tropis dan kecepatan angin laut bertiup dari Samudera Indonesia dengan kecepatan rata-rata 70 km/hari atau 5,83 km/jam. Bulan November sampai dengan Maret angin bertiup dari arah barat laut, arah timur dan tenggara. Temperatur pada daerah dataran berkisar antara 27º-30º C dan suhu rata-rata berkisar 28º C. Kelembaban udara ± 80%-88% dan akan lebih rendah pada tempat-tempat yang lebih rendah. Musim hujan berkisar antara bulan September-Mei dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juni-Agustus.

Pola penggunaan lahan pada wilayah Kota Metro didominasi oleh kawasan pertanian yang berupa persawahan dan ladang campuran/tegalan. Luas lahan wilayah Kota Metro terdiri dari pekarangan/perumahan (40,8%), sawah (43,9%) dan sisanya penggunaan lahan lainnya (15,3%).

PENDUDUK

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA METRO

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Banda Aceh terdapat di Kecamatan Metro Pusat, yaitu sejumlah 42.361 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Metro Selatan, yaitu sebanyak 11.199 jiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

No. Kecamatan Jumlah (jiwa)

1. Metro Pusat 42.361

2. Metro Utara 19.470

3. Metro Barat 18.408

4. Metro Timur 27.010

5. Metro Selatan 11.199


(4)

Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA METRO

Penduduk No. Kecamatan

Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²)

1. Metro Pusat 42.361 3.719

2. Metro Utara 19.470 991

3. Metro Barat 18.408 1.632

4. Metro Timur 27.010 2.232

5. Metro Selatan 11.199 782

Total 118.448 1.723

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

EKONOMI

Kondisi Perekonomian Daerah

Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Metro yaitu sektor jasa-jasa (24,86%), kemudian diikuti oleh sektor pertanian (22,57%), dan sektor perdagangan, hotel,

dan restoran (20,89%). Sedangkan

sektor lainnya (31,68%) meliputi sektor bangunan, listrik, gas, dan air bersih, industri

pengolahan, keuangan, pengangkutan dan komunikasi.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA METRO TAHUN 2002

, Perdagangan Hotel, dan ; Restoran

20,89%

; Bangunan 6,60% Listrik Gas, dan

; Air Bersih 1,97% Pengangkutan

; dan Komunikasi 9,33% ; Keuangan

8,17% ; Jasa – jasa

24,86%

; Pertanian 22,57%

Industri ; Pengolahan


(5)

Keuangan Daerah

Tabel 4. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA METRO TAHUN 2003

PENDAPATAN JUMLAH (Rp)

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 40.733.296.370

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 9.871.026.525

3. Bagian Dana Perimbangan 154.749.487.666

4. Bagian Pinjaman Daerah -

5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah -

TOTAL 205.353.810.561 PENGELUARAN

1. Belanja Rutin 124.756.646.088

2. Belanja Pembangunan 80.597.164.473

TOTAL 205.353.810.561

Sumber: Pemerintah Kota Metro, 2003

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL

Fasilitas Pendidikan

Dalam meningkatkan peningkatan kualitas SDM, pemerintah kota melaksanakan apa yang disebut penataan ulang SD. Dari jumlah SD 177 sekolah diharapkan pada tahun 2003 menjadi 121 sekolah yang merupakan jumlah ideal dibandingkan dengan jumlah murid di Kota Metro. Beberapa SD yang tidak efektif, misalnya karena kekurangan guru atau murid, akan dialihkan ke sekolah lain atau dijadikan satu sekolah binaan dengan sistem manajemen berbasis sekolah.

Kota Metro juga memiliki sarana pendidikan yang memadai, terutama untuk pendidikan dasar dan menengah, dengan 177 SD, 46 SLTP, dan 41 SLTA. Sayangnya, pendidikan tinggi yang ada secara kualitas dan kuantitas belum memadai untuk menampung lulusan SLTA. Siswa yang ingin menempuh pendidikan tinggi harus melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, Bogor, dan Jakarta. Dengan potensi sekitar 5.000 lulusan SLTA dari Kota Metro dan 12.000 lainnya dari kabupaten, perguruan tinggi berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN

Komponen Air Bersih

Pada umumnya masyarakat Metro dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal, sumur pompa biasa, dan pompa listrik. Sumur tersebut biasanya berada di sekitar tempat tinggal. Tetapi bagi penduduk yang tinggal di pusat kota yaitu Kota Metro, kebutuhan air bersih untuk penduduk telah dipenuhi oleh PDAM Way Irang dimana proporsi pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 75% oleh PDAM dan 25% oleh masyarakat dengan memanfaatkan mata air, pembuatan sumur bor, sumur gali, dan memanfaatkan air sungai.

Sumber air PDAM Way Irang adalah Sungai Way Sekampung (IPA Yosodadi) dengan kapasitas produksi sebesar 50 l/dt dan reservoar dengan kapasitas tampung 1500 m³. Di samping itu, sumber air PDAM juga berasal dari 2 sumur bor, namun ketika musim kemarau sumur bor tersebut mengalami penurunan debit sehingga secara otomatis pemenuhan kebutuhan air bersih umumnya berasal dari Sungai Way Sekampung. Jumlah sambungan rumah (SR) sampai tahun 2001 berjumlah 4.716 unit (3.586 aktif) dan 45 unit HU (23 aktif).


(6)

Kebutuhan air untuk keperluan domestik pada tahun 2001 mencapai 5,38 l/dt sedangkan untuk kebutuhan non domestik sebesar 19,38 l/dt, sehingga jika dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan jumlah tersebut sudah tidak memadai. Di samping itu, tingkat kebocoran yang terjadi masih relatif besar yaitu sekitar 48% dengan tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2001 sebesar 29% dari jumlah penduduk Kota Metro.

Tabel 5. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA METRO NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 118.448 2. Jumlah pelanggan Jiwa 34.350

3. Penduduk terlayani % 29

II. Data Sumber

1. Nama pengelola : PDAM Way Irang 2. Sistem : -

3. Sistem sumber : -

4. Kapasitas sumber Lt/dt -

III. Data Produksi

1. Kapasitas produksi Lt/dt 50

2. Kapasitas desain Lt/dt -

3. Kapasitas pasang Lt/dt -

4. Produksi aktual m3/th -

IV. Data Distribusi

1. Sistem distribusi : -

2. Kapasitas distribusi Lt/dt - 3. Asumsi kebutuhan air Lt//hr 13.063.200

4. Ratio kebutuhan % -

5. Air terjual m3/th -

6. Air terdistribusi m3/th -

7. Total penjualan air Rp -

8. Cakupan pelayanan air % 29 9. Cakupan penduduk Jiwa 34.350 10. Jumlah mobil tangki Unit -

V. Data Kebocoran

1. Kebocoran administrasi % -

2. Kebocoran teknis % 48

Sumber : data

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Metro disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 6. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA METRO Kapasitas Produksi

Eksisting Jumlah Penduduk

(jiwa)

Lt/dt Lt/hr

Kebutuhan Ideal Kota Sedang

(lt/org/hr)

Kebutuhan Total (lt/hr)

Selisih (lt/hr)

118.448 50 4.320.000 100 11.844.800 7.524.800

Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Metro dengan jumlah penduduk 118.448 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 11.844.800 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Way Irang baru dapat memproduksi sebanyak 4.320.000 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 7.524.800 liter/hari, atau 87,09 liter/detik.


(7)

Tabel 7. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA METRO

NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 118.448

2. Jumlah pelanggan Jiwa 34.350

3. Penduduk terlayani % 29

II. Data Tarif

1. Rumah tangga Rp -

2. Niaga Rp -

3. Industri Rp -

4. Instansi Rp -

5. Sosial Rp -

Tarif rata-rata Rp -

III. Data Konsumen

1. Jumlah sambungan rumah Unit 4.716 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit -

3. Jumlah sambungan niaga Unit -

4. Jumlah sambungan industri Unit -

5. Jumlah sambungan sosial Unit -

6. Jumlah sambungan instansi Unit -

7. Terminal air Unit -

8. Hidran umum Unit 45

9. Kran umum Unit -

10. Konsumsi rumah tangga m3/th -

11. Konsumsi non rumah tangga m3/th -

12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR - 13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit -

14. Tingkat pelayanan umum % -

IV. Data Administrasi

1. Keuangan Rp -

2. Efisiensi penagihan % -

3. Jumlah pegawai Orang -

4. SLA Rp -

5. RPD Rp -

6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun - 7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -

Sumber : data

Jumlah smabungan rumah di kota ini sebanyak 4.716 unit. Jika diasumsikan setiap 1 SR melayani penduduk 6 jiwa (luar Pulau Jawa), maka cakupan penduduk yang terlayani sejumlah 28.296 jiwa. Adanya perbedaaan jumlah antara hasil perhitungan dan data yang ada (yaitu sejumlah 34.350 jiwa), maka diperkirakan 1 unit SR tidak melayani 6 orang.

Komponen Persampahan

Pada tahun 2001 volume sampah yang dihasilkan setiap harinya di Kota Metro sebesar 258,77 m³/tahun, dimana masalah persampahan di Kota Metro sampai saat ini telah dikelola secara menyeluruh, hingga ke pinggiran Kota Metro. Sedangkan untuk kawasan komersial (pasar dan pertokoan) dan permukiman yang beralokasi di pusat-pusat kota, sampah dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) Karang Rejo dengan luas 1,5 Ha yang pengolahannya menggunakan sistem sanitary land fill.


(8)

Tabel 8. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA METRO

NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah

1. Nama pengelola : DKP Kota Metro 2. Sistem : integrated system

3. Jumlah penduduk Jiwa 118.448

Lt//hr 355.344 4. Asumsi produksi sampah

m3/hr 355,34

5. Jumlah sampah m3/hr 258,77

6. Jumlah pelayanan m3/hr 258,77

7. Cakupan layanan geografis Ha - 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa - 9. Ilegal dumping : -

II. Data TPA

1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr -

2. Nama TPA : TPA Karang Rejo 3. Status TPA : -

4. Luas TPA Ha 1,50

5. Kapasitas m3 -

6. Umur Tahun -

7. Sistem : sanitary landfill

8. Jarak ke permukiman Km -

9. Incenerator Unit -

10. Nama pengelola : -

III. Data Peralatan TPA

1. Bulldozer Unit -

2. Back hoe Unit -

3. Loader Unit -

4. Shovel Unit -

5. Water tank Unit -

Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Metro disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA METRO

Jumlah Penduduk (jiwa)

Timbulan Sampah Kota Sedang

(lt/org/hr)

Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr)

Sampah yang Terangkut

(m3/hr)

Selisih (m3/hr)

118.448 3 355,34 258,77 96,57

Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Metro dengan jumlah penduduk 118.448 jiwa, menghasilkan 355,34 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Metro baru dapat mengelola sebanyak 258,77 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 96,57 m3/hr.

Dari data yang didapatkan beberapa transportasi persampahan yang digunakan adalah truk 6 unit, dan arm roll 3 unit. Sedangkan jumlh peralatan yang digunakan yaitu gerobak 70 unit, dan container 17 unit.


(9)

Komponen Sanitasi / Limbah Cair

Prasarana sanitasi yang digunakan penduudk Kota Metro pada umumnya adalah jamban keluarga, WC cubluk, WC Umum, dengan menggunakan tangki septik. Prasarana sanitasi perkotaan yang tersedia saat ini terdiri atas 1 unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di Karang Rejo dan dibangun pada tahun anggaran 1994/1995, namun saat ini kondisinya tidak terawat dan belum berfungsi secara optimal. Di samping IPLT, Kota Metro juga baru memiliki 1 unit mobil sedot tinja, dimana hal ini dirasakan kurang memadai dilihat dari tingkat perkembangan kota serta jumlah penduduk yang harus terlayani setiap tahunnya.

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Metro ini sejumlah 23.690 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Metro.

Komponen Drainase

Saluran drainase di Kota Metro umumnya mengikuti jalan dengan kondisi cukup baik dimana sebagian besar sudah menggunakan pasangan batu. Selain itu, Kota Metro juga dilintasi oleh dua buah sungai yaitu Way Bunut (3.600 m) dan Way Batang Hari (8.100 m).

Namun, terdapat beberapa bagian saluran yang tersumbat atau mengalami pendangkalan, sehingga mengakibatkan genangan air, seperti yang terjadi di sekitar drainase primer di daerah Kampus 15A, Kelurahan Banjar Agung, Desa Purwodadi, Kelurahan Hadimulyo, dan Kelurahan Purwosari dengan luas daerah potensial genangan 6,06 Ha.

Komponen Jalan

Pola jaringan jalan Kota Metro mengikuti bentuk kota, dimana jalan utama kota terdiri atas jalan yang berpola radial, sedangkan di daerah pinggiran berpola grid. Pada daerah pinggiran kota juga telah dibangun jalan lingkar yang menghubungkan Jl. Jend. Sudirman dengan Kota Metro – Bandar lampung, sedangkan Jl. Sudirman ke arah timur menghubungkan Kota Metro – Pekalongan, Jl. Ahmad Yani menghubungkan Kota Metro – Batang Hari, dan Jl. Imam Bonjol menghubungkan Kota Metro – Punggur.

Status jalan di Kota Metro terdiri dari jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten, dimana ketiga jalan tersebut sudah merupakan bagian dalam sistem transportasi perkotaan di Kota Metro. Saat ini terdapat indikasi terjadinya kepadatan lalu lintas di Jl. Sudirman menuju ke pusat kota dan daerah pusat kota sebagai konsekuensi dari pola jalan radial, dimana arus lalu lintas regional dari dan ke Kota Metro harus melalui pusat kota.

Adapun sarana terminal yang ada di Kota Metro terdapat 1 unit terminal regional sekaligus sebagai sarana angkutan kota maupun pedesaan. Sedangkan sarana terminal yang lain (sungai/laut/udara dll) tidak ada.


(1)

Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA METRO

Penduduk No. Kecamatan

Jumlah (Jiwa) Kepadatan

(Jiwa/Km²)

1. Metro Pusat 42.361 3.719

2. Metro Utara 19.470 991

3. Metro Barat 18.408 1.632 4. Metro Timur 27.010 2.232 5. Metro Selatan 11.199 782

Total 118.448 1.723

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

EKONOMI

Kondisi Perekonomian Daerah

Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Metro yaitu sektor jasa-jasa (24,86%), kemudian diikuti oleh sektor pertanian (22,57%), dan sektor perdagangan, hotel,

dan restoran (20,89%). Sedangkan

sektor lainnya (31,68%) meliputi sektor bangunan, listrik, gas, dan air bersih, industri

pengolahan, keuangan, pengangkutan dan komunikasi.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro, 2003

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA METRO TAHUN 2002

, Perdagangan Hotel, dan ; Restoran

20,89%

; Bangunan 6,60% Listrik Gas, dan

; Air Bersih 1,97% Pengangkutan

; dan Komunikasi 9,33% ; Keuangan

8,17% ; Jasa – jasa

24,86%

; Pertanian 22,57%

Industri ; Pengolahan


(2)

Keuangan Daerah

Tabel 4. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA METRO TAHUN 2003

PENDAPATAN JUMLAH (Rp)

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 40.733.296.370 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 9.871.026.525 3. Bagian Dana Perimbangan 154.749.487.666

4. Bagian Pinjaman Daerah -

5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah -

TOTAL 205.353.810.561 PENGELUARAN

1. Belanja Rutin 124.756.646.088

2. Belanja Pembangunan 80.597.164.473

TOTAL 205.353.810.561

Sumber: Pemerintah Kota Metro, 2003

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL

Fasilitas Pendidikan

Dalam meningkatkan peningkatan kualitas SDM, pemerintah kota melaksanakan apa yang disebut penataan ulang SD. Dari jumlah SD 177 sekolah diharapkan pada tahun 2003 menjadi 121 sekolah yang merupakan jumlah ideal dibandingkan dengan jumlah murid di Kota Metro. Beberapa SD yang tidak efektif, misalnya karena kekurangan guru atau murid, akan dialihkan ke sekolah lain atau dijadikan satu sekolah binaan dengan sistem manajemen berbasis sekolah.

Kota Metro juga memiliki sarana pendidikan yang memadai, terutama untuk pendidikan dasar dan menengah, dengan 177 SD, 46 SLTP, dan 41 SLTA. Sayangnya, pendidikan tinggi yang ada secara kualitas dan kuantitas belum memadai untuk menampung lulusan SLTA. Siswa yang ingin menempuh pendidikan tinggi harus melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, Bogor, dan Jakarta. Dengan potensi sekitar 5.000 lulusan SLTA dari Kota Metro dan 12.000 lainnya dari kabupaten, perguruan tinggi berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN

Komponen Air Bersih

Pada umumnya masyarakat Metro dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal, sumur pompa biasa, dan pompa listrik. Sumur tersebut biasanya berada di sekitar tempat tinggal. Tetapi bagi penduduk yang tinggal di pusat kota yaitu Kota Metro, kebutuhan air bersih untuk penduduk telah dipenuhi oleh PDAM Way Irang dimana proporsi pemenuhan kebutuhan air bersih adalah 75% oleh PDAM dan 25% oleh masyarakat dengan memanfaatkan mata air, pembuatan sumur bor, sumur gali, dan memanfaatkan air sungai.

Sumber air PDAM Way Irang adalah Sungai Way Sekampung (IPA Yosodadi) dengan kapasitas produksi sebesar 50 l/dt dan reservoar dengan kapasitas tampung 1500 m³. Di samping itu, sumber air PDAM juga berasal dari 2 sumur bor, namun ketika musim kemarau sumur bor tersebut mengalami penurunan debit sehingga secara otomatis pemenuhan kebutuhan air bersih umumnya berasal dari Sungai Way Sekampung. Jumlah sambungan rumah (SR) sampai tahun 2001 berjumlah 4.716 unit (3.586 aktif) dan 45 unit HU (23 aktif).


(3)

Kebutuhan air untuk keperluan domestik pada tahun 2001 mencapai 5,38 l/dt sedangkan untuk kebutuhan non domestik sebesar 19,38 l/dt, sehingga jika dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan jumlah tersebut sudah tidak memadai. Di samping itu, tingkat kebocoran yang terjadi masih relatif besar yaitu sekitar 48% dengan tingkat pelayanan air bersih pada tahun 2001 sebesar 29% dari jumlah penduduk Kota Metro.

Tabel 5. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA METRO

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 118.448 2. Jumlah pelanggan Jiwa 34.350 3. Penduduk terlayani % 29

II. Data Sumber

1. Nama pengelola : PDAM Way Irang 2. Sistem : -

3. Sistem sumber : -

4. Kapasitas sumber Lt/dt -

III. Data Produksi

1. Kapasitas produksi Lt/dt 50 2. Kapasitas desain Lt/dt - 3. Kapasitas pasang Lt/dt -

4. Produksi aktual m3/th - IV. Data Distribusi

1. Sistem distribusi : -

2. Kapasitas distribusi Lt/dt - 3. Asumsi kebutuhan air Lt//hr 13.063.200 4. Ratio kebutuhan % -

5. Air terjual m3/th -

6. Air terdistribusi m3/th -

7. Total penjualan air Rp - 8. Cakupan pelayanan air % 29 9. Cakupan penduduk Jiwa 34.350 10. Jumlah mobil tangki Unit -

V. Data Kebocoran

1. Kebocoran administrasi % - 2. Kebocoran teknis % 48 Sumber : data

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Metro disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 6. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA METRO Kapasitas Produksi

Eksisting Jumlah Penduduk

(jiwa)

Lt/dt Lt/hr

Kebutuhan Ideal Kota Sedang

(lt/org/hr)

Kebutuhan Total (lt/hr)

Selisih (lt/hr)

118.448 50 4.320.000 100 11.844.800 7.524.800 Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Metro dengan jumlah penduduk 118.448 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 11.844.800 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Way Irang baru dapat memproduksi sebanyak 4.320.000 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 7.524.800 liter/hari, atau 87,09 liter/detik.


(4)

Tabel 7. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA METRO

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah penduduk Jiwa 118.448 2. Jumlah pelanggan Jiwa 34.350 3. Penduduk terlayani % 29

II. Data Tarif

1. Rumah tangga Rp -

2. Niaga Rp -

3. Industri Rp -

4. Instansi Rp -

5. Sosial Rp -

Tarif rata-rata Rp -

III. Data Konsumen

1. Jumlah sambungan rumah Unit 4.716 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit - 3. Jumlah sambungan niaga Unit - 4. Jumlah sambungan industri Unit - 5. Jumlah sambungan sosial Unit - 6. Jumlah sambungan instansi Unit -

7. Terminal air Unit -

8. Hidran umum Unit 45

9. Kran umum Unit -

10. Konsumsi rumah tangga m3/th -

11. Konsumsi non rumah tangga m3/th -

12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR - 13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit - 14. Tingkat pelayanan umum % -

IV. Data Administrasi

1. Keuangan Rp -

2. Efisiensi penagihan % - 3. Jumlah pegawai Orang -

4. SLA Rp -

5. RPD Rp -

6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun - 7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -

Sumber : data

Jumlah smabungan rumah di kota ini sebanyak 4.716 unit. Jika diasumsikan setiap 1 SR melayani penduduk 6 jiwa (luar Pulau Jawa), maka cakupan penduduk yang terlayani sejumlah 28.296 jiwa. Adanya perbedaaan jumlah antara hasil perhitungan dan data yang ada (yaitu sejumlah 34.350 jiwa), maka diperkirakan 1 unit SR tidak melayani 6 orang.

Komponen Persampahan

Pada tahun 2001 volume sampah yang dihasilkan setiap harinya di Kota Metro sebesar 258,77 m³/tahun, dimana masalah persampahan di Kota Metro sampai saat ini telah dikelola secara menyeluruh, hingga ke pinggiran Kota Metro. Sedangkan untuk kawasan komersial (pasar dan pertokoan) dan permukiman yang beralokasi di pusat-pusat kota, sampah dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) Karang Rejo dengan luas 1,5 Ha yang pengolahannya menggunakan sistem sanitary land fill.


(5)

Tabel 8. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA METRO

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

I. Data Pengumpulan Sampah

1. Nama pengelola : DKP Kota Metro 2. Sistem : integrated system

3. Jumlah penduduk Jiwa 118.448 Lt//hr 355.344 4. Asumsi produksi sampah

m3/hr 355,34

5. Jumlah sampah m3/hr 258,77

6. Jumlah pelayanan m3/hr 258,77

7. Cakupan layanan geografis Ha - 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa - 9. Ilegal dumping : -

II. Data TPA

1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr -

2. Nama TPA : TPA Karang Rejo 3. Status TPA : -

4. Luas TPA Ha 1,50

5. Kapasitas m3 -

6. Umur Tahun -

7. Sistem : sanitary landfill

8. Jarak ke permukiman Km -

9. Incenerator Unit -

10. Nama pengelola : -

III. Data Peralatan TPA

1. Bulldozer Unit -

2. Back hoe Unit -

3. Loader Unit -

4. Shovel Unit -

5. Water tank Unit -

Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Metro disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA METRO Jumlah

Penduduk (jiwa)

Timbulan Sampah Kota Sedang

(lt/org/hr)

Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr)

Sampah yang Terangkut

(m3/hr)

Selisih (m3/hr)

118.448 3 355,34 258,77 96,57 Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Metro dengan jumlah penduduk 118.448 jiwa, menghasilkan 355,34 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Metro baru dapat mengelola sebanyak 258,77 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 96,57 m3/hr.

Dari data yang didapatkan beberapa transportasi persampahan yang digunakan adalah truk 6 unit, dan arm roll 3 unit. Sedangkan jumlh peralatan yang digunakan yaitu gerobak 70 unit, dan container 17 unit.


(6)

Komponen Sanitasi / Limbah Cair

Prasarana sanitasi yang digunakan penduudk Kota Metro pada umumnya adalah jamban keluarga, WC cubluk, WC Umum, dengan menggunakan tangki septik. Prasarana sanitasi perkotaan yang tersedia saat ini terdiri atas 1 unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di Karang Rejo dan dibangun pada tahun anggaran 1994/1995, namun saat ini kondisinya tidak terawat dan belum berfungsi secara optimal. Di samping IPLT, Kota Metro juga baru memiliki 1 unit mobil sedot tinja, dimana hal ini dirasakan kurang memadai dilihat dari tingkat perkembangan kota serta jumlah penduduk yang harus terlayani setiap tahunnya. Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Metro ini sejumlah 23.690 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Metro.

Komponen Drainase

Saluran drainase di Kota Metro umumnya mengikuti jalan dengan kondisi cukup baik dimana sebagian besar sudah menggunakan pasangan batu. Selain itu, Kota Metro juga dilintasi oleh dua buah sungai yaitu Way Bunut (3.600 m) dan Way Batang Hari (8.100 m).

Namun, terdapat beberapa bagian saluran yang tersumbat atau mengalami pendangkalan, sehingga mengakibatkan genangan air, seperti yang terjadi di sekitar drainase primer di daerah Kampus 15A, Kelurahan Banjar Agung, Desa Purwodadi, Kelurahan Hadimulyo, dan Kelurahan Purwosari dengan luas daerah potensial genangan 6,06 Ha.

Komponen Jalan

Pola jaringan jalan Kota Metro mengikuti bentuk kota, dimana jalan utama kota terdiri atas jalan yang berpola radial, sedangkan di daerah pinggiran berpola grid. Pada daerah pinggiran kota juga telah dibangun jalan lingkar yang menghubungkan Jl. Jend. Sudirman dengan Kota Metro – Bandar lampung, sedangkan Jl. Sudirman ke arah timur menghubungkan Kota Metro – Pekalongan, Jl. Ahmad Yani menghubungkan Kota Metro – Batang Hari, dan Jl. Imam Bonjol menghubungkan Kota Metro – Punggur.

Status jalan di Kota Metro terdiri dari jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten, dimana ketiga jalan tersebut sudah merupakan bagian dalam sistem transportasi perkotaan di Kota Metro. Saat ini terdapat indikasi terjadinya kepadatan lalu lintas di Jl. Sudirman menuju ke pusat kota dan daerah pusat kota sebagai konsekuensi dari pola jalan radial, dimana arus lalu lintas regional dari dan ke Kota Metro harus melalui pusat kota.

Adapun sarana terminal yang ada di Kota Metro terdapat 1 unit terminal regional sekaligus sebagai sarana angkutan kota maupun pedesaan. Sedangkan sarana terminal yang lain (sungai/laut/udara dll) tidak ada.