bahan ajar IPA Copy
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Farida Nur Kumala dan Prihatin Sulistyowati
Universitas Kanjuruhan Malang
ABSTRAK:
Pembelajaran IPA di SDN Ampeldento 01 lebih banyak bersifat hafalan dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran kurang. Hal ini disebabkan bahan ajar yang
digunakan hanya menyajikan uraian materi dan latihan soal. Di sisi lain selama ini
pembelajaran tentang nilai kearifan lokal daerah sudah mulai ditinggalkan. Sehingga
diperlukan pengembangan bahan ajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan
pemahaman siswa tentang kearifan lokal yang ada didaerahnya. Bahan ajar yang tepat
adalah bahan ajar berbasis kearifan lokal. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengembangkan bahan ajar IPA kelas 4 berbasis kearifan lokal (2) menganalisis
kelayakan bahan ajar hasil pengembangan, (3) menguji efektifitas bahan ajar. Tahap
pengembangan menggunakan model 4D.Validator ahli bahan ajar terdiri dari dua ahli
bahan ajar, guru IPA dan 10 orang siswa. Hasil uji validasi menunjukkan bahan ajar
valid dari segi materi, tampilan dan bahasa masing-masing sebesar 81,25%; 87,5%
dan 91,7% yang berarti valid. Pada uji keefektifan menunjukkan penggunaan bahan
ajar efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Saran produk
pengembangan masih perlu disempurnakan sebelum disebarkan lebih luas.
ABSTRACK:
The learning of science knowledge at SDN Ampeldento 01 is belong to
memorize method and as long as learning process there areless activities. It’s causes
the teaching material used is present the discuse of the topic and exercise only. In the
other hand the learning of local culture value which improving the students activites
and the student comprehention for the local culture value. The suitable teaching
material based on local culture value. The goal (s) of this research as follows: (1)
developing the culture value based teaching material, 2). analyze information this
teaching material is proper as the result from the development on it (3).examining the
affectivity of this teaching material. The develop phase uses 4D model. The expert
validator for this teaching material consists of two lecture, teacher and 10 student.
The result of the validation test shows that the teaching material is valid for the
material display and language which score 81,25%, 87,5%, 91,7%. For the
effectiveness test, shows that the user of teaching material is effective to incerase
learning result and student activities. The suggestion, this developing for teaching
material must be perfect before published in school.
KATA KUNCI: bahan ajar, kearifan lokal, IPA
bertujuan untuk mengembangkan potensi
PENDAHULUAN
peserta didik agar menjadi manusia yang
UU Sisdiknas no. 23 tahun 2003
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
menyatakan bahwa pendidikan nasional
1
Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, pembelajaran bermakna merupakan suatu
kreatif,
mandiri,
warganegara
dan
yang
menjadi proses mengaitkan informasi baru pada
demokratis
dan konsep-konsep relevan yang terdapat
bertanggung jawab. Dalam mencapai dalam
tujuan
pembelajaran
disebutkan
kognitif
seseorang.
telah Melalui pembelajaran bermakna konsep-
yang
sebelumnya
struktur
diperlukan konsep baru tersebut benar-benar terserap
beberapa komponen dalam pelaksanaan oleh siswa.
Permasalahan pembelajaran seperti
pendidikan. salah satunya adalah bahan
pembelajaran yang digunakan. Bahan ini, juga terjadi pada pembelajaran IPA di
pembelajaran
yang
mengarahkan
digunakan
akan SDN
Ampeldento
01
dimana
kegiatan pemanfaatan bahan ajar yang bersifat
pada
warisan masih menjadi kegiatan rutin
pembelajaran yang akan berlangsung.
Namun pada kenyataanya bahan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajaran
yang
digunakan
oleh pengajar. Buku paket yang digunakan
pengajar hanya menggunakan buku paket oleh guru masih hanya berisi uraian
yang bersifat warisan yang artinya dari materi, sehingga kegiatan belajar yang
tahun ketahun buku tersebut digunakan tercipta lebih banyak mengarahkan pada
sehingga
ada
proses kegiatan ceramah yang membuat siswa
pengetahuan
siswa. pasif. Kegiatan belajar seperti ini tidak
terlihat
berkembangnya
tidak
Selain itu bahan pembelajaran dalam hal sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA
ini buku paket yang digunakan oleh guru yaitu BSNP (2006): Mengembangkan
terkesan tidak berkaitan pengetahuan dan pemahaman konsep-
dan siswa
dengan
kehidupan
sehari-hari
siswa konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
secara nyata karena materi yang ada diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
merupakan
materi
secara
umum. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
Pembelajaran yang tercipta seperti ini positip dan kesadaran tentang adanya
akan membuat
pembelajaran
kurang hubungan yang saling mempengaruhi
bermakna karena siswa merasa tidak antara IPA, lingkungan, teknologi dan
mengenal materi yang dibahas dalam masyarakat,
mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki
buku tersebut.
Menurut teori Ausubel dalam alam sekitar, memecahkan masalah dan
(Trianto,
2009)
menyatakan
bahwa membuat
2
keputusan,
Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam diri, dan 5) meningkatkat martabat
memelihara, menjaga dan melestarikan bangsa.
lingkungan alam.
Berdasarkan alasan diatas maka
IPA merupakan ilmu pengetahuan peneliti bertujuan mengembangkan bahan
yang membahas tentang gejala–gejala ajar pada mata pelajaran IPA yang
alam yang
disusun secara sistematis menonjolkan kegiatan belajar yang lebih
yang didasarkan pada hasil percobaan mengarahkan
pada
dan pengamatan yang dilakukan oleh pembelajaran
manusia
(Samatowa,
2011).
IPA
karakteristik
yang
menyajikan
IPA kearifan lokal di wilayah daerah siswa
merupakan kumpulan pengetahuan yang yaitu kota Malang.
tidak hanya berupa kumpulan konsep
Adapun tujuan penelitian ini adalah
tentang gejala alam yang didapatkan Mengembangkan bahan ajar IPA berbasis
melalui suatu proses yang dilandasi oleh kearifan
sikap ilmiah para ilmuwan.
Selain
daripada
lokal
kelas
4
di
SDN
Ampeldento 01, Menganalisis kelayakan
permasalahan bahan
ajar
bahan
ajar
hasil
tersebut, permasalahan lain yang saat ini pengembangan, Mengetahui bahan ajar
berkembang yaitu nilai-nilai kearifan hasil
pengembangan
dalam
lokal saat ini sudah mulai dilupakan oleh meningkatkan penguasaan materi siswa
masyarakat sekitar. Masyarakat sekarang dan pembelajaran berbasis kearifan lokal.
lebih bangga terhadap budaya luar dan
adanya sedikit pergeseran nilai budaya METODE PENELITIAN
Model
yang dianut. Padahal nilai-nilai kearifan
pengembangan
yang
lokal perlu dilestarikan, karena kearifan digunakan dalam penelitian ini mengacu
lokal menjadi penciri suatu tempat. pada Model 4D oleh Thiagarajan. Model
Menurut Rahyono (2009) pembelajaran 4D terdiri dari 4 langkah yaitu Define
kearifan lokal memiliki posisi yang (Pendefinisian), Design (Perancangan),
strategis antara lain: 1) kearifan lokal Develop
(Pengembangan)
dan
sebagai pembentuk identitas, 2) bukan Disseminate (Penyebaran), namun pada
merupakan nilai asing bagi pemiliknya, penelitian ini hanya sampai pada tahap ke
3) keterlibatan emosional masyarakat III. Berikut Tahapan penelitian:
dalam penghayatan kearifan lokal yang
kuat, 4) mampu menumbuhkan harga
3
yaitu analisis deskriptif kualitatif dan
analisa statistik deskriptif .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengembangan bahan ajar pada
penelitian ini, dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian
a. Analisis awal akhir
Pada tahap pendefinisian dilakukan
analisis terhadap pembelajaran, bahan
ajar yang digunakan dan analisis karakter
siswa. Berdasarkan hasil angket tentang
pandangan
pembelajaran
selama
dilaksanakan
Gambar. 1 Model Pengembangan Bahan Ajar
IPA (Thiagarajan, 1974).
Subyek
uji
coba
dibagi
ini
siswa
selama
proses
IPA
diketahui
bahwa
pembelajaran
menggunakan
hanya
metode
ceramah yang didalamnya siswa hanya
dalam diajak
membaca,
menghafal
dan
beberapa tahap. Pada tahap validasi ahli mengerjakan soal saja tanpa banyak
subjek uji coba dilakukan oleh 2 orang melakukan
kegiatan
diskusi
selama
ahli, pada tahap uji coba pengguna pembelajaran.
subyek uji coba adalah guru, selanjutnya
Berdasarkan hasil analisis bahan
pada tahap uji coba keterbacaan adalah ajar yang digunakan di SDN Ampeldento
siswa kelas IV SDN Ampeldento 01 01 lebih banyak berisi rangkuman materi
sebanyak 10 orang siswa. Tahap ketiga dan latihan soal, sangat sedikit kegiatan
subyek uji coba skala kecil adalah siswa diskusi, kegiatan praktikum, serta gambar
kelas IV SDN Ampeldento 01 yang dan peristiwa yang memuat keadaan
berjumlah 17 orang. Instrumen pada lingkungan sekitar siswa. Secara umum
penelitian
ini
terdiri
dari:
Lembar diketahui kegiatan pembelajaran dalam
observasi, pedoman wawancara, angket bahan ajar menyajikan uraian materi dan
dan lembar tes. Teknik analisis yang latihan soal.
digunakan pada penelitian ini ada dua
Berdasarkan analisis siswa dilihat
dari aspek latar belakang kemampuan
4
siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01 dapat pada tahap pemilihan media yang tepat
disimpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah media cetak yang juga disesuaikan
awal atau latar belakang kemampuan kemampuan kognitif siswa.
siswa kelas 5 SDN Ampeldento 01 telah
Adapun
format
yang
digunakan
cukup memadai.
sesuai karakteristik pembelajaran IPA
b. Analisis Konsep
yang lebih mengarah pada pembelajaran
Pada tahap ini diidentifikasi konsep- berbasis maslah dan praktek dengan
konsep yang ada dalam materi IPA kelas mengembangkan materi kelokalan dan
4
SK
Memahami
hubungan
antara kearifan lokal yang berkembang dalam
sumber daya alam dengan lingkungan, masyarakat disekitar SDN Ampeldento
teknologi,
dan
masyarakat
dan 01.
menyusunnya secara sistematis dengan
Pada tahap perancangan awal,
cara disusun secara hirarkies.
c. Analisis
Tugas
dilakukan perancangan pembuatan bahan
dan
tujuan ajar, berikut deskripsii bahan ajar yang
pembelajaran
dikembangkan:
Tahap ini mengidentifikasi berbagai
Produk
hasil
pengembangan
keterampilan yang ada dalam materi IPA berupa bahan ajar berbasis kearifan lokal.
kelas SK Memahami hubungan antara Materi bahan ajar disusun berdasarkan
sumber daya alam dengan lingkungan, standar isi KTSP IPA kelas 4 pada SK
teknologi, dan masyarakat. Analisis tugas Memahami hubungan antara sumber daya
dan tujuan pembelajaran ini berdasarkan alam dengan lingkungan, teknologi, dan
SK, KD dan indikator pencapaian hasil masyarakat. Aspek-aspek yang menuntun
belajar untuk materi IPA Kelas 4 pada siswa untuk terciptanya pembelajaran
SK yang akan dikembangkan.
berbasis kearifan lokal pada bahan ajar
2. Tahap Perancangan
ini ditunjukkan dengan cara disajikan
Pada tahap ini terdapat 4 kegiatan pengetahuan lokal yang berisi tentang
diantaranya:
pemilihan
menyusun
media,
kriteria
pemilihan
tes, sumber daya alam daerah setempat baik
format, darat, laut dan udara, budaya lokal yang
berisi tentang adat atau tradisi yang
perancangan awal.
Pada tahap penyusunan kriteria tes dipercaya dan berkembang di daerah
dikembangkan soal tes yang disesuaikan siswa dan yang terakhir adalah nilai –
dengan tujuan pembelajaran, sedangkan
5
nilai kearifan yang berkembang di daerah identitas bagi dirinya. Menurut Rahyono
siswa.
(2009)
pembelajaran
kearifan
lokal
Terdapat lima dimensi penyajian memiliki posisi yang strategis antara lain:
tentang
kearifan
lokal,
yaitu:
1) 1) kearifan lokal sebagai pembentuk
pengetahuan lokal, yaitu informasi dan identitas, 2) bukan merupakan nilai asing
data tentang karakter keunikan lokal serta bagi
pemiliknya,
pengetahuan dan pengalaman masyarakat emosional
untuk
menghadapi
masalah
3)
keterlibatan
masyarakat
dalam
serta penghayatan kearifan lokal yang kuat, 4)
solusinya; 2) Budaya lokal, yaitu yang mampu menumbuhkan harga diri, dan 5)
berkaitan
dengan
unsur-unsur meningkatkat martabat bangsa.
kebudayaan yang telah terpola sebagai
Bahan ajar berbasis kearifan lokal
tradisi lokal, yang meliputi sistem nilai, juga
bahasa,
tradisi,
teknologi;
dikembangkan
3) mengembangkan
Keterampilan lokal, yaitu keahlian dan Aktivitas
siswa
kemampuan masyarakat setempat untuk penelitian
ini
menerapkan
dan
yaitu
aktivitas
yang
terdiri
siswa,
diamati
dari
pada
kegiatan
memanfaatkan memperhatikan, mendengarkan, menulis
pengetahuan yang dimiliki; (4) Sumber kegiatan
lokal,
untuk
sumber
yang
dikusi,
dimiliki (mengeluarkan
bertanya
jawab
pendapat),
agar
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan terciptanya aktivitas belajar siswa. siswa
dasarnya dan melaksanakan fungsi-fungsi diberikan stimulus tidak hanya melalui
utamanya; dan (5) proses sosial lokal, kegiatan ceramah oleh guru tetapi juga
berkaitan
dengan
bagaimana
suatu melalui
kegiatan
diskusi
suatu
masyarakat dalam menjalankan fungsi- permasalahan yang dikemukan dalam
fungsinya, sistem tindakan sosial yang bahan
ajar,
hal
ini
sesuai
dengan
dilakukan, tata hubungan sosial serta pembelajaran IPA BSNP (2006) yang
kontrol sosial yang ada (Keraf, 2010).
Pada
aspek
jangka
bertujuan mengembangkan pengetahuan
panjang dan pemahaman konsep-konsep IPA
diharapkan melalui bahan ajar berbasis yang bermanfaat dan dapat diterapkan
kearifan lokal ini siswa mencintai budaya dalam
yang
ada
di
lingkungan
kehidupan
sehari-hari,
sekitarnya mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
sehingga siswa mampu melestarikan positip dan kesadaran tentang adanya
budayanya
dan
sebagai
pembentuk hubungan yang saling mempengaruhi
6
disamakan
Masih ada kalimat yang terlalu
panjang dan kompleks
Ada beberapa kata yang sulit
dipahami
namun
tidak
dimasukkan glosarium
Ada kalimat yang tidak sesuai
perkembangan siswa kelas 4 SD
Masih
terdapat
kesalahan
penulisan
antara IPA, lingkungan, teknologi dan
Bahasa
masyarakat
3.
Tahap pengembangan
a. Validasi oleh validator
Hasil validasi ahli terhadap produk
hasil pengembangan pada tabel 1
Tabel 1. Hasil Validasi Ahli
Aspek
Kriteria
materi
penyajian
bahasa
Layak
Layak
Layak
Berdasarkan analisis nilai rata-
Rata-rata
(%)
90,6
93,7
89,5
rata bahan ajar baik dari segi materi,
penyajian dan bahasa sudah dianggap
layak karena nilai rata-rata hasil uji
Selain
memberikan
penilaian
validasi tiap komponen diatas 3 dan
terhadap bahan ajar, validator juga
persentase kelayakan lebih dari 75%.
memberikan komentar dan saran yang
Yang
disajikan pada Tabel 2
artinya
bahan
ajar
yang
dikembangkan menurut validator telah
Tabel 2. Komentar dan Saran
memenuhi indikator-indikator dari aspek
Aspek
Materi
Komentar dan Saran
Materi yang dikembangkan
sudah bersifat kelokalan namun
masih perlu ditambahkan aspek
kearifan yang masih belum
nampak
Daftar pustaka ditambahkan dari
buku sumber
Ada beberapa kata yang perlu
diperbaiki agar tidak terjadi
miskonsepsi
Gambar perlu ditambahkan
untuk memperjelas materi
Penyajian Pada
cover
sebaiknya
ditambahkan gambar siswa SD
untuk menggambarkan bahwa
buku tersebut diperuntukkan
siswa SD
Pada
cover
sebaiknya
ditambahkan
gambar
lingkungan sekitar siswa
Pada penyajian SK dan KD
gambar
perlu
diubah
disesuaikan dengan SK yang
ada.
pada poin bab dan sub bab
masih perlu diperbaiki
Ukuran
gambar
perlu
disesuaikan dengan buku
Ukuran dan bentuk huruf
isi, penyajian dan bahasa.
Dapat
dikatakan
pengembangan
bahan
bahwa hasil
ajar
telah
memenuhi standar-standar BSNP yang
meliputi 3 aspek utama yaitu materi,
penyajian
dan
keterbacaan/bahasa.
Berdasarkan ahli materi juga menyatakan
konsep IPA yang dikembangkan sudah
sesuai dengan perkembangan kognitif
siswa dan karakter pembelajaran IPA,
namun masih ada salah satu konsep yang
perlu ditambahkan agar tidak terjadi
miskonsepsi.
Pengembangan pembelajaran IPA
yang
tepat
diharapkan
dapat
menghasilkan peserta didik yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran IPA yaitu
7
seperti yang disebutkan BSNP (2006)
Hasil validasi oleh guru IPA
tujuan IPA sebagai berikut:
terhadap produk hasil pengembangan
Mengembangkan pengetahuan dan selengkapnya dilihat pada Tabel 3:
pemahaman konsep-konsep IPA yang Tabel 3. Hasil validasi oleh guru IPA
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
Aspek
kehidupan sehari-hari, mengembangkan
Materi
penyajian
bahasa
rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling
mempengaruhi
antara
untuk
keterampilan
menyelidiki
pada komponen isi, kebahasaan dan
memecahkan
keputusan,
masalah
sekitar,
dan
membuat
Meningkatkan
penyajian dari validator guru IPA SD
proses
alam
dengan persentase kelayakan masingmasing 81,25%; 87,5% dan 91,7%.
Sesuai
kesadaran
dengan
kriteria
validasi
berdasarkan analisis nilai rata-rata bahan
untuk berperanserta dalam memelihara,
ajar sudah dianggap layak karena nilai
menjaga dan melestarikan lingkungan
rata-rata hasil uji validasi tiap komponen
alam.
dengan persentase kelayakan lebih dari
Pada segi kearifan lokal sudah
berkembang
secara
baik
75%.
khususnya
Dengan demikian dapat disimpulkan
tentang pengetahuan lokal baik alam,
bahwa bahan ajar yang dikembangkan
budaya maupun sumber daya alam
telah memenuhi indikator dari segi isi,
(aktivitas) lokal, namun ahli materi
penyajian
menyarankan untuk menambahkan nilai-
dan
bahasa.
Selain
memberikan penilaian terhadap bahan
nilai kearifan pada bahan ajar. Bahan ajar
ajar,
berbasis kearifan lokal ini merupakan
validator
guru
IPA
hanya
memberikan saran yaitu bahasa pada soal
media untuk memperkenalkan budaya
latihan sebaiknya dikembangkan sesuai
Indonesia melalui pembelajaran IPA.
perkembangan peserta didik.
Diharapkan siswa dapat melestarikan dan
Bahasa yang dipakai dalam bahan
mengangkat budaya lokal sebagai media
ajar
belajar yang unik dan menyenangkan.
a.
Rata-rata
(%)
81,25
87,5
91,7
Berdasarkan data hasil uji kelayakan
IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat,
mengembangkan
Kriteria
penilaian
Layak
Layak
Layak
juga
menentukan
penyampaian
materi kepada peserta didik. Berdasarkan
Uji kelayakan guru IPA
hal tersebut maka bahasa yang digunakan
harus disesuaikan dengan tingkat kognitif
8
siswa yang berada pada tahap operasional siswa
terlibat
dalam
kegiatan
kongkrit (7 sampai 11 tahun) dimana pembelajaran.
aktivitas anak terfokus pada obyek yang Uji Efektifitas Bahan Ajar
Produk hasil pengembangan yang
nyata atau pada kejadian yang pernah
telah direvisi selanjutnya dilakukan uji
dialaminya (Desmita, 2010).
efektivitas. Uji coba dilakukan selama 2
kali pertemuan. Berdasarkan hasil uji
Validasi siwa
Pada tahap uji coba skala kecil ini efektivitas
bahan ajar yang telah
dilakukan kepada 10 orang siswa. Hasil diberikan diketahui dari hasil observasi
penilaian kelayakan oleh siswa dapat selama pembelajaran, dari segi kearifan
disimpulkan bahwa bahan ajar yang lokal yang dikembangkan telah nampak
dikembangkan menarik bagi siswa. Hal tersampaikan dengan baik, kearifan lokal
ini disebabkan warna, gambar dan materi yang
tersampaikan
diantaranya
yang sering ditemui dalam kehidupan pengetahuan lokal (alam dan budaya),
sehari-hari siswa, selain itu bahasa yang kegiatan sosial lokal serta nilai – nilai
digunakan mudah dimengerti oleh siswa. yang berkembang dalam budaya-budaya
Pada segi soal menurut siswa mudah lokal yang ada di sekitar siswa
dipahami, ditambahkan juga menurut
Pada aspek aktivitas siswa yang
siswa bahan ajar yang dikembangkan diamati pada penelitian ini terdiri dari
terdapat kegiatan diskusi didalam bahan kegiatan memperhatikan, mendengarkan,
ajar.
menulis kegiatan dikusi, bertanya jawab
Dapat disimpulkan siswa merasa (mengeluarkan
pendapat,
berdasarkan
mudah belajar jika siswa belajar dari apa hasil observasi ditunjukkan pada tabel
yang dikenal oleh siswa karena dirasa berikut:
pembelajaran akan lebih bermakna bagi Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa
siswa. Menurut teori Ausubel dalam No Aspek
(Trianto,
2009)
menyatakan
bahwa
pembelajaran bermakna merupakan suatu
proses mengaitkan informasi baru pada
1
2
3
4
Memperhatikan
Mendengarkan
Menulis kegiatan
diskusi
Mengeluarkan
pendapat/
Obs 1
15
15
10
Obs. 2
2
2
5
12
3
konsep-konsep relevan yang terdapat
Selain dari aspek aktivitas siswa,
dalam struktur kognitif seseorang dengan
demikian, faktor intelektual-emosional segi motivasi siswa juga telah terlihat
9
selama
mengikuti
menggunakan
bahan
dikembangkan,
beberapa
pembelajaran pembelajaran
ajar
yang budaya
ditunjukkan
partisipasi
dalam
dari Menurut
siswa
mengintegrasikan
proses
Sutarno
dan pembelajaran
unsur
pembelajaran.
(2008:
berbasis
7-6)
budaya
salah
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan satunya adalah belajar dengan budaya,
siswa kepada guru.
Antusias
terjadi pada saat budaya diperkenalkan
siswa
yang
muncul kepada siswa sebagai cara atau metode
seperti ini disebabkan bahan ajar berbasis untuk
kearifan
lokal
yang
mempelajari
seperti
bahasan
digunakan tertentu. Berdasarkan hasil observasi
mengembangkan materi yang dikenal diketahui
siswa,
pokok
yang
dijelaskan menggunakan
dalam
bahan
pembelajaran
ajar
berbasis
sebelumnya pembelajaran akan dirasa kearifan lokal diketahui bahwa budaya,
lebih bermakna ketika materi yang alam, dan nilai- nilai kearifan lokal telah
disampaikan
Motivasi
diketahui
merupakan
oleh
siswa. tersampaikan dengan baik.
modal
penting
Pada aspek hasil belajar siswa,
dalam belajar karena motivasi dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar
mendorong siswa untuk lebih banyak yang didapatkan adalah 82,46 dari 17
belajar dan menunjukkan sikap semangat. siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01.
Motivasi dapat dikatakan sebagai Berdasarkan hasil penilaian/tanggapan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri dari ahli materi, penyajian dan bahasa,
siswa
yang
menimbulkan
kegiatan dalam bentuk draf 1 perlu dilakukan
belajar, yang menjamin kelangsungan beberapa revisi, sehingga produk yang
dari kegiatan belajar dan memberikan dihasilkan semakin baik
dan layak
arah pada kegiatan belajar, sehingga digunakan.
tujuan yang dikehendaki oleh subjek KESIMPULAN DAN SARAN
belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
Kesimpulan pada penelitian ini
2008).
adalah bahan ajar yang dikembangkan
Dalam
hal
keterlaksanaan dinyatakan valid oleh ahli materi,
pembelajaran berbasis kearifan lokal penyajian dan bahasa dengan prosentase
diketahui bahan ajar berbasis kearifan masing-masing 90,6%, 93,7% dan
lokal mampu menciptakan pembelajaran 89,5%, Bahan ajar berbasis kearifan lokal
berbasis
kearifan
lokal
yang
mana mampu menyajikan pengetahuan yang
10
Development
for
Training
Theachers
of
Exceptional
Children.
Indiana:
Indiana
University
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif, Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada
KTSP. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan nasional
(Sisdiknas)
bersifat kelokalan serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya sehingga mampu
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa
Adapun saran pemanfaatan bahan
ajar berbasis kearifan lokal yaitu: Guru
diharapkan kreatif dalam membimbing
dan menyampaikan materi yang ada di
dalam bahan ajar, serta diperlukan uji
coba di sekolah lain terlebih dahulu
sebelum
dilakukan
penyebaran
atau
diseminasi
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Sekolah
Menengah dan Dasar. Jakarta :
Badan
Standar
Nasional
Pendidikan.
Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan
Hidup. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya
dalam Kata. Jakarta: Wedatama
Widyasastra.
Samatowa, U. Pembelajaran IPA SD.
Jakarta: Indeks
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Raja Grafndo Persada.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural.
Jakarta:
Direktorat
Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Thiagarajan, S. Semmel, D. and Semmel,
M.
1974.
Instructional
11
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Farida Nur Kumala dan Prihatin Sulistyowati
Universitas Kanjuruhan Malang
ABSTRAK:
Pembelajaran IPA di SDN Ampeldento 01 lebih banyak bersifat hafalan dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran kurang. Hal ini disebabkan bahan ajar yang
digunakan hanya menyajikan uraian materi dan latihan soal. Di sisi lain selama ini
pembelajaran tentang nilai kearifan lokal daerah sudah mulai ditinggalkan. Sehingga
diperlukan pengembangan bahan ajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan
pemahaman siswa tentang kearifan lokal yang ada didaerahnya. Bahan ajar yang tepat
adalah bahan ajar berbasis kearifan lokal. Tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengembangkan bahan ajar IPA kelas 4 berbasis kearifan lokal (2) menganalisis
kelayakan bahan ajar hasil pengembangan, (3) menguji efektifitas bahan ajar. Tahap
pengembangan menggunakan model 4D.Validator ahli bahan ajar terdiri dari dua ahli
bahan ajar, guru IPA dan 10 orang siswa. Hasil uji validasi menunjukkan bahan ajar
valid dari segi materi, tampilan dan bahasa masing-masing sebesar 81,25%; 87,5%
dan 91,7% yang berarti valid. Pada uji keefektifan menunjukkan penggunaan bahan
ajar efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Saran produk
pengembangan masih perlu disempurnakan sebelum disebarkan lebih luas.
ABSTRACK:
The learning of science knowledge at SDN Ampeldento 01 is belong to
memorize method and as long as learning process there areless activities. It’s causes
the teaching material used is present the discuse of the topic and exercise only. In the
other hand the learning of local culture value which improving the students activites
and the student comprehention for the local culture value. The suitable teaching
material based on local culture value. The goal (s) of this research as follows: (1)
developing the culture value based teaching material, 2). analyze information this
teaching material is proper as the result from the development on it (3).examining the
affectivity of this teaching material. The develop phase uses 4D model. The expert
validator for this teaching material consists of two lecture, teacher and 10 student.
The result of the validation test shows that the teaching material is valid for the
material display and language which score 81,25%, 87,5%, 91,7%. For the
effectiveness test, shows that the user of teaching material is effective to incerase
learning result and student activities. The suggestion, this developing for teaching
material must be perfect before published in school.
KATA KUNCI: bahan ajar, kearifan lokal, IPA
bertujuan untuk mengembangkan potensi
PENDAHULUAN
peserta didik agar menjadi manusia yang
UU Sisdiknas no. 23 tahun 2003
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
menyatakan bahwa pendidikan nasional
1
Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, pembelajaran bermakna merupakan suatu
kreatif,
mandiri,
warganegara
dan
yang
menjadi proses mengaitkan informasi baru pada
demokratis
dan konsep-konsep relevan yang terdapat
bertanggung jawab. Dalam mencapai dalam
tujuan
pembelajaran
disebutkan
kognitif
seseorang.
telah Melalui pembelajaran bermakna konsep-
yang
sebelumnya
struktur
diperlukan konsep baru tersebut benar-benar terserap
beberapa komponen dalam pelaksanaan oleh siswa.
Permasalahan pembelajaran seperti
pendidikan. salah satunya adalah bahan
pembelajaran yang digunakan. Bahan ini, juga terjadi pada pembelajaran IPA di
pembelajaran
yang
mengarahkan
digunakan
akan SDN
Ampeldento
01
dimana
kegiatan pemanfaatan bahan ajar yang bersifat
pada
warisan masih menjadi kegiatan rutin
pembelajaran yang akan berlangsung.
Namun pada kenyataanya bahan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajaran
yang
digunakan
oleh pengajar. Buku paket yang digunakan
pengajar hanya menggunakan buku paket oleh guru masih hanya berisi uraian
yang bersifat warisan yang artinya dari materi, sehingga kegiatan belajar yang
tahun ketahun buku tersebut digunakan tercipta lebih banyak mengarahkan pada
sehingga
ada
proses kegiatan ceramah yang membuat siswa
pengetahuan
siswa. pasif. Kegiatan belajar seperti ini tidak
terlihat
berkembangnya
tidak
Selain itu bahan pembelajaran dalam hal sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA
ini buku paket yang digunakan oleh guru yaitu BSNP (2006): Mengembangkan
terkesan tidak berkaitan pengetahuan dan pemahaman konsep-
dan siswa
dengan
kehidupan
sehari-hari
siswa konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
secara nyata karena materi yang ada diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
merupakan
materi
secara
umum. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
Pembelajaran yang tercipta seperti ini positip dan kesadaran tentang adanya
akan membuat
pembelajaran
kurang hubungan yang saling mempengaruhi
bermakna karena siswa merasa tidak antara IPA, lingkungan, teknologi dan
mengenal materi yang dibahas dalam masyarakat,
mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki
buku tersebut.
Menurut teori Ausubel dalam alam sekitar, memecahkan masalah dan
(Trianto,
2009)
menyatakan
bahwa membuat
2
keputusan,
Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam diri, dan 5) meningkatkat martabat
memelihara, menjaga dan melestarikan bangsa.
lingkungan alam.
Berdasarkan alasan diatas maka
IPA merupakan ilmu pengetahuan peneliti bertujuan mengembangkan bahan
yang membahas tentang gejala–gejala ajar pada mata pelajaran IPA yang
alam yang
disusun secara sistematis menonjolkan kegiatan belajar yang lebih
yang didasarkan pada hasil percobaan mengarahkan
pada
dan pengamatan yang dilakukan oleh pembelajaran
manusia
(Samatowa,
2011).
IPA
karakteristik
yang
menyajikan
IPA kearifan lokal di wilayah daerah siswa
merupakan kumpulan pengetahuan yang yaitu kota Malang.
tidak hanya berupa kumpulan konsep
Adapun tujuan penelitian ini adalah
tentang gejala alam yang didapatkan Mengembangkan bahan ajar IPA berbasis
melalui suatu proses yang dilandasi oleh kearifan
sikap ilmiah para ilmuwan.
Selain
daripada
lokal
kelas
4
di
SDN
Ampeldento 01, Menganalisis kelayakan
permasalahan bahan
ajar
bahan
ajar
hasil
tersebut, permasalahan lain yang saat ini pengembangan, Mengetahui bahan ajar
berkembang yaitu nilai-nilai kearifan hasil
pengembangan
dalam
lokal saat ini sudah mulai dilupakan oleh meningkatkan penguasaan materi siswa
masyarakat sekitar. Masyarakat sekarang dan pembelajaran berbasis kearifan lokal.
lebih bangga terhadap budaya luar dan
adanya sedikit pergeseran nilai budaya METODE PENELITIAN
Model
yang dianut. Padahal nilai-nilai kearifan
pengembangan
yang
lokal perlu dilestarikan, karena kearifan digunakan dalam penelitian ini mengacu
lokal menjadi penciri suatu tempat. pada Model 4D oleh Thiagarajan. Model
Menurut Rahyono (2009) pembelajaran 4D terdiri dari 4 langkah yaitu Define
kearifan lokal memiliki posisi yang (Pendefinisian), Design (Perancangan),
strategis antara lain: 1) kearifan lokal Develop
(Pengembangan)
dan
sebagai pembentuk identitas, 2) bukan Disseminate (Penyebaran), namun pada
merupakan nilai asing bagi pemiliknya, penelitian ini hanya sampai pada tahap ke
3) keterlibatan emosional masyarakat III. Berikut Tahapan penelitian:
dalam penghayatan kearifan lokal yang
kuat, 4) mampu menumbuhkan harga
3
yaitu analisis deskriptif kualitatif dan
analisa statistik deskriptif .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengembangan bahan ajar pada
penelitian ini, dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian
a. Analisis awal akhir
Pada tahap pendefinisian dilakukan
analisis terhadap pembelajaran, bahan
ajar yang digunakan dan analisis karakter
siswa. Berdasarkan hasil angket tentang
pandangan
pembelajaran
selama
dilaksanakan
Gambar. 1 Model Pengembangan Bahan Ajar
IPA (Thiagarajan, 1974).
Subyek
uji
coba
dibagi
ini
siswa
selama
proses
IPA
diketahui
bahwa
pembelajaran
menggunakan
hanya
metode
ceramah yang didalamnya siswa hanya
dalam diajak
membaca,
menghafal
dan
beberapa tahap. Pada tahap validasi ahli mengerjakan soal saja tanpa banyak
subjek uji coba dilakukan oleh 2 orang melakukan
kegiatan
diskusi
selama
ahli, pada tahap uji coba pengguna pembelajaran.
subyek uji coba adalah guru, selanjutnya
Berdasarkan hasil analisis bahan
pada tahap uji coba keterbacaan adalah ajar yang digunakan di SDN Ampeldento
siswa kelas IV SDN Ampeldento 01 01 lebih banyak berisi rangkuman materi
sebanyak 10 orang siswa. Tahap ketiga dan latihan soal, sangat sedikit kegiatan
subyek uji coba skala kecil adalah siswa diskusi, kegiatan praktikum, serta gambar
kelas IV SDN Ampeldento 01 yang dan peristiwa yang memuat keadaan
berjumlah 17 orang. Instrumen pada lingkungan sekitar siswa. Secara umum
penelitian
ini
terdiri
dari:
Lembar diketahui kegiatan pembelajaran dalam
observasi, pedoman wawancara, angket bahan ajar menyajikan uraian materi dan
dan lembar tes. Teknik analisis yang latihan soal.
digunakan pada penelitian ini ada dua
Berdasarkan analisis siswa dilihat
dari aspek latar belakang kemampuan
4
siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01 dapat pada tahap pemilihan media yang tepat
disimpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah media cetak yang juga disesuaikan
awal atau latar belakang kemampuan kemampuan kognitif siswa.
siswa kelas 5 SDN Ampeldento 01 telah
Adapun
format
yang
digunakan
cukup memadai.
sesuai karakteristik pembelajaran IPA
b. Analisis Konsep
yang lebih mengarah pada pembelajaran
Pada tahap ini diidentifikasi konsep- berbasis maslah dan praktek dengan
konsep yang ada dalam materi IPA kelas mengembangkan materi kelokalan dan
4
SK
Memahami
hubungan
antara kearifan lokal yang berkembang dalam
sumber daya alam dengan lingkungan, masyarakat disekitar SDN Ampeldento
teknologi,
dan
masyarakat
dan 01.
menyusunnya secara sistematis dengan
Pada tahap perancangan awal,
cara disusun secara hirarkies.
c. Analisis
Tugas
dilakukan perancangan pembuatan bahan
dan
tujuan ajar, berikut deskripsii bahan ajar yang
pembelajaran
dikembangkan:
Tahap ini mengidentifikasi berbagai
Produk
hasil
pengembangan
keterampilan yang ada dalam materi IPA berupa bahan ajar berbasis kearifan lokal.
kelas SK Memahami hubungan antara Materi bahan ajar disusun berdasarkan
sumber daya alam dengan lingkungan, standar isi KTSP IPA kelas 4 pada SK
teknologi, dan masyarakat. Analisis tugas Memahami hubungan antara sumber daya
dan tujuan pembelajaran ini berdasarkan alam dengan lingkungan, teknologi, dan
SK, KD dan indikator pencapaian hasil masyarakat. Aspek-aspek yang menuntun
belajar untuk materi IPA Kelas 4 pada siswa untuk terciptanya pembelajaran
SK yang akan dikembangkan.
berbasis kearifan lokal pada bahan ajar
2. Tahap Perancangan
ini ditunjukkan dengan cara disajikan
Pada tahap ini terdapat 4 kegiatan pengetahuan lokal yang berisi tentang
diantaranya:
pemilihan
menyusun
media,
kriteria
pemilihan
tes, sumber daya alam daerah setempat baik
format, darat, laut dan udara, budaya lokal yang
berisi tentang adat atau tradisi yang
perancangan awal.
Pada tahap penyusunan kriteria tes dipercaya dan berkembang di daerah
dikembangkan soal tes yang disesuaikan siswa dan yang terakhir adalah nilai –
dengan tujuan pembelajaran, sedangkan
5
nilai kearifan yang berkembang di daerah identitas bagi dirinya. Menurut Rahyono
siswa.
(2009)
pembelajaran
kearifan
lokal
Terdapat lima dimensi penyajian memiliki posisi yang strategis antara lain:
tentang
kearifan
lokal,
yaitu:
1) 1) kearifan lokal sebagai pembentuk
pengetahuan lokal, yaitu informasi dan identitas, 2) bukan merupakan nilai asing
data tentang karakter keunikan lokal serta bagi
pemiliknya,
pengetahuan dan pengalaman masyarakat emosional
untuk
menghadapi
masalah
3)
keterlibatan
masyarakat
dalam
serta penghayatan kearifan lokal yang kuat, 4)
solusinya; 2) Budaya lokal, yaitu yang mampu menumbuhkan harga diri, dan 5)
berkaitan
dengan
unsur-unsur meningkatkat martabat bangsa.
kebudayaan yang telah terpola sebagai
Bahan ajar berbasis kearifan lokal
tradisi lokal, yang meliputi sistem nilai, juga
bahasa,
tradisi,
teknologi;
dikembangkan
3) mengembangkan
Keterampilan lokal, yaitu keahlian dan Aktivitas
siswa
kemampuan masyarakat setempat untuk penelitian
ini
menerapkan
dan
yaitu
aktivitas
yang
terdiri
siswa,
diamati
dari
pada
kegiatan
memanfaatkan memperhatikan, mendengarkan, menulis
pengetahuan yang dimiliki; (4) Sumber kegiatan
lokal,
untuk
sumber
yang
dikusi,
dimiliki (mengeluarkan
bertanya
jawab
pendapat),
agar
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan terciptanya aktivitas belajar siswa. siswa
dasarnya dan melaksanakan fungsi-fungsi diberikan stimulus tidak hanya melalui
utamanya; dan (5) proses sosial lokal, kegiatan ceramah oleh guru tetapi juga
berkaitan
dengan
bagaimana
suatu melalui
kegiatan
diskusi
suatu
masyarakat dalam menjalankan fungsi- permasalahan yang dikemukan dalam
fungsinya, sistem tindakan sosial yang bahan
ajar,
hal
ini
sesuai
dengan
dilakukan, tata hubungan sosial serta pembelajaran IPA BSNP (2006) yang
kontrol sosial yang ada (Keraf, 2010).
Pada
aspek
jangka
bertujuan mengembangkan pengetahuan
panjang dan pemahaman konsep-konsep IPA
diharapkan melalui bahan ajar berbasis yang bermanfaat dan dapat diterapkan
kearifan lokal ini siswa mencintai budaya dalam
yang
ada
di
lingkungan
kehidupan
sehari-hari,
sekitarnya mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
sehingga siswa mampu melestarikan positip dan kesadaran tentang adanya
budayanya
dan
sebagai
pembentuk hubungan yang saling mempengaruhi
6
disamakan
Masih ada kalimat yang terlalu
panjang dan kompleks
Ada beberapa kata yang sulit
dipahami
namun
tidak
dimasukkan glosarium
Ada kalimat yang tidak sesuai
perkembangan siswa kelas 4 SD
Masih
terdapat
kesalahan
penulisan
antara IPA, lingkungan, teknologi dan
Bahasa
masyarakat
3.
Tahap pengembangan
a. Validasi oleh validator
Hasil validasi ahli terhadap produk
hasil pengembangan pada tabel 1
Tabel 1. Hasil Validasi Ahli
Aspek
Kriteria
materi
penyajian
bahasa
Layak
Layak
Layak
Berdasarkan analisis nilai rata-
Rata-rata
(%)
90,6
93,7
89,5
rata bahan ajar baik dari segi materi,
penyajian dan bahasa sudah dianggap
layak karena nilai rata-rata hasil uji
Selain
memberikan
penilaian
validasi tiap komponen diatas 3 dan
terhadap bahan ajar, validator juga
persentase kelayakan lebih dari 75%.
memberikan komentar dan saran yang
Yang
disajikan pada Tabel 2
artinya
bahan
ajar
yang
dikembangkan menurut validator telah
Tabel 2. Komentar dan Saran
memenuhi indikator-indikator dari aspek
Aspek
Materi
Komentar dan Saran
Materi yang dikembangkan
sudah bersifat kelokalan namun
masih perlu ditambahkan aspek
kearifan yang masih belum
nampak
Daftar pustaka ditambahkan dari
buku sumber
Ada beberapa kata yang perlu
diperbaiki agar tidak terjadi
miskonsepsi
Gambar perlu ditambahkan
untuk memperjelas materi
Penyajian Pada
cover
sebaiknya
ditambahkan gambar siswa SD
untuk menggambarkan bahwa
buku tersebut diperuntukkan
siswa SD
Pada
cover
sebaiknya
ditambahkan
gambar
lingkungan sekitar siswa
Pada penyajian SK dan KD
gambar
perlu
diubah
disesuaikan dengan SK yang
ada.
pada poin bab dan sub bab
masih perlu diperbaiki
Ukuran
gambar
perlu
disesuaikan dengan buku
Ukuran dan bentuk huruf
isi, penyajian dan bahasa.
Dapat
dikatakan
pengembangan
bahan
bahwa hasil
ajar
telah
memenuhi standar-standar BSNP yang
meliputi 3 aspek utama yaitu materi,
penyajian
dan
keterbacaan/bahasa.
Berdasarkan ahli materi juga menyatakan
konsep IPA yang dikembangkan sudah
sesuai dengan perkembangan kognitif
siswa dan karakter pembelajaran IPA,
namun masih ada salah satu konsep yang
perlu ditambahkan agar tidak terjadi
miskonsepsi.
Pengembangan pembelajaran IPA
yang
tepat
diharapkan
dapat
menghasilkan peserta didik yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran IPA yaitu
7
seperti yang disebutkan BSNP (2006)
Hasil validasi oleh guru IPA
tujuan IPA sebagai berikut:
terhadap produk hasil pengembangan
Mengembangkan pengetahuan dan selengkapnya dilihat pada Tabel 3:
pemahaman konsep-konsep IPA yang Tabel 3. Hasil validasi oleh guru IPA
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
Aspek
kehidupan sehari-hari, mengembangkan
Materi
penyajian
bahasa
rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling
mempengaruhi
antara
untuk
keterampilan
menyelidiki
pada komponen isi, kebahasaan dan
memecahkan
keputusan,
masalah
sekitar,
dan
membuat
Meningkatkan
penyajian dari validator guru IPA SD
proses
alam
dengan persentase kelayakan masingmasing 81,25%; 87,5% dan 91,7%.
Sesuai
kesadaran
dengan
kriteria
validasi
berdasarkan analisis nilai rata-rata bahan
untuk berperanserta dalam memelihara,
ajar sudah dianggap layak karena nilai
menjaga dan melestarikan lingkungan
rata-rata hasil uji validasi tiap komponen
alam.
dengan persentase kelayakan lebih dari
Pada segi kearifan lokal sudah
berkembang
secara
baik
75%.
khususnya
Dengan demikian dapat disimpulkan
tentang pengetahuan lokal baik alam,
bahwa bahan ajar yang dikembangkan
budaya maupun sumber daya alam
telah memenuhi indikator dari segi isi,
(aktivitas) lokal, namun ahli materi
penyajian
menyarankan untuk menambahkan nilai-
dan
bahasa.
Selain
memberikan penilaian terhadap bahan
nilai kearifan pada bahan ajar. Bahan ajar
ajar,
berbasis kearifan lokal ini merupakan
validator
guru
IPA
hanya
memberikan saran yaitu bahasa pada soal
media untuk memperkenalkan budaya
latihan sebaiknya dikembangkan sesuai
Indonesia melalui pembelajaran IPA.
perkembangan peserta didik.
Diharapkan siswa dapat melestarikan dan
Bahasa yang dipakai dalam bahan
mengangkat budaya lokal sebagai media
ajar
belajar yang unik dan menyenangkan.
a.
Rata-rata
(%)
81,25
87,5
91,7
Berdasarkan data hasil uji kelayakan
IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat,
mengembangkan
Kriteria
penilaian
Layak
Layak
Layak
juga
menentukan
penyampaian
materi kepada peserta didik. Berdasarkan
Uji kelayakan guru IPA
hal tersebut maka bahasa yang digunakan
harus disesuaikan dengan tingkat kognitif
8
siswa yang berada pada tahap operasional siswa
terlibat
dalam
kegiatan
kongkrit (7 sampai 11 tahun) dimana pembelajaran.
aktivitas anak terfokus pada obyek yang Uji Efektifitas Bahan Ajar
Produk hasil pengembangan yang
nyata atau pada kejadian yang pernah
telah direvisi selanjutnya dilakukan uji
dialaminya (Desmita, 2010).
efektivitas. Uji coba dilakukan selama 2
kali pertemuan. Berdasarkan hasil uji
Validasi siwa
Pada tahap uji coba skala kecil ini efektivitas
bahan ajar yang telah
dilakukan kepada 10 orang siswa. Hasil diberikan diketahui dari hasil observasi
penilaian kelayakan oleh siswa dapat selama pembelajaran, dari segi kearifan
disimpulkan bahwa bahan ajar yang lokal yang dikembangkan telah nampak
dikembangkan menarik bagi siswa. Hal tersampaikan dengan baik, kearifan lokal
ini disebabkan warna, gambar dan materi yang
tersampaikan
diantaranya
yang sering ditemui dalam kehidupan pengetahuan lokal (alam dan budaya),
sehari-hari siswa, selain itu bahasa yang kegiatan sosial lokal serta nilai – nilai
digunakan mudah dimengerti oleh siswa. yang berkembang dalam budaya-budaya
Pada segi soal menurut siswa mudah lokal yang ada di sekitar siswa
dipahami, ditambahkan juga menurut
Pada aspek aktivitas siswa yang
siswa bahan ajar yang dikembangkan diamati pada penelitian ini terdiri dari
terdapat kegiatan diskusi didalam bahan kegiatan memperhatikan, mendengarkan,
ajar.
menulis kegiatan dikusi, bertanya jawab
Dapat disimpulkan siswa merasa (mengeluarkan
pendapat,
berdasarkan
mudah belajar jika siswa belajar dari apa hasil observasi ditunjukkan pada tabel
yang dikenal oleh siswa karena dirasa berikut:
pembelajaran akan lebih bermakna bagi Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa
siswa. Menurut teori Ausubel dalam No Aspek
(Trianto,
2009)
menyatakan
bahwa
pembelajaran bermakna merupakan suatu
proses mengaitkan informasi baru pada
1
2
3
4
Memperhatikan
Mendengarkan
Menulis kegiatan
diskusi
Mengeluarkan
pendapat/
Obs 1
15
15
10
Obs. 2
2
2
5
12
3
konsep-konsep relevan yang terdapat
Selain dari aspek aktivitas siswa,
dalam struktur kognitif seseorang dengan
demikian, faktor intelektual-emosional segi motivasi siswa juga telah terlihat
9
selama
mengikuti
menggunakan
bahan
dikembangkan,
beberapa
pembelajaran pembelajaran
ajar
yang budaya
ditunjukkan
partisipasi
dalam
dari Menurut
siswa
mengintegrasikan
proses
Sutarno
dan pembelajaran
unsur
pembelajaran.
(2008:
berbasis
7-6)
budaya
salah
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan satunya adalah belajar dengan budaya,
siswa kepada guru.
Antusias
terjadi pada saat budaya diperkenalkan
siswa
yang
muncul kepada siswa sebagai cara atau metode
seperti ini disebabkan bahan ajar berbasis untuk
kearifan
lokal
yang
mempelajari
seperti
bahasan
digunakan tertentu. Berdasarkan hasil observasi
mengembangkan materi yang dikenal diketahui
siswa,
pokok
yang
dijelaskan menggunakan
dalam
bahan
pembelajaran
ajar
berbasis
sebelumnya pembelajaran akan dirasa kearifan lokal diketahui bahwa budaya,
lebih bermakna ketika materi yang alam, dan nilai- nilai kearifan lokal telah
disampaikan
Motivasi
diketahui
merupakan
oleh
siswa. tersampaikan dengan baik.
modal
penting
Pada aspek hasil belajar siswa,
dalam belajar karena motivasi dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar
mendorong siswa untuk lebih banyak yang didapatkan adalah 82,46 dari 17
belajar dan menunjukkan sikap semangat. siswa kelas 4 SDN Ampeldento 01.
Motivasi dapat dikatakan sebagai Berdasarkan hasil penilaian/tanggapan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri dari ahli materi, penyajian dan bahasa,
siswa
yang
menimbulkan
kegiatan dalam bentuk draf 1 perlu dilakukan
belajar, yang menjamin kelangsungan beberapa revisi, sehingga produk yang
dari kegiatan belajar dan memberikan dihasilkan semakin baik
dan layak
arah pada kegiatan belajar, sehingga digunakan.
tujuan yang dikehendaki oleh subjek KESIMPULAN DAN SARAN
belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
Kesimpulan pada penelitian ini
2008).
adalah bahan ajar yang dikembangkan
Dalam
hal
keterlaksanaan dinyatakan valid oleh ahli materi,
pembelajaran berbasis kearifan lokal penyajian dan bahasa dengan prosentase
diketahui bahan ajar berbasis kearifan masing-masing 90,6%, 93,7% dan
lokal mampu menciptakan pembelajaran 89,5%, Bahan ajar berbasis kearifan lokal
berbasis
kearifan
lokal
yang
mana mampu menyajikan pengetahuan yang
10
Development
for
Training
Theachers
of
Exceptional
Children.
Indiana:
Indiana
University
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif, Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada
KTSP. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan nasional
(Sisdiknas)
bersifat kelokalan serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya sehingga mampu
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa
Adapun saran pemanfaatan bahan
ajar berbasis kearifan lokal yaitu: Guru
diharapkan kreatif dalam membimbing
dan menyampaikan materi yang ada di
dalam bahan ajar, serta diperlukan uji
coba di sekolah lain terlebih dahulu
sebelum
dilakukan
penyebaran
atau
diseminasi
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Sekolah
Menengah dan Dasar. Jakarta :
Badan
Standar
Nasional
Pendidikan.
Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan
Hidup. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya
dalam Kata. Jakarta: Wedatama
Widyasastra.
Samatowa, U. Pembelajaran IPA SD.
Jakarta: Indeks
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Raja Grafndo Persada.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural.
Jakarta:
Direktorat
Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Thiagarajan, S. Semmel, D. and Semmel,
M.
1974.
Instructional
11