dengan kontrol untuk menentukan nilai MIC dari masing-masing bahan coba. Tabung dengan kekeruhan yang mulai tampak jernih untuk setiap kelompok perlakuan yang
merupakan MIC yaitu konsentrasi minimal ekstrak atau bahan uji apapun yang mampu menghambat pertumbuhan E.faecalis dalam media perbenihan setelah
dinkubasi 24 jam dan tidak tumbuh koloni kuman dalam media perbenihan tersebut.
4.7.5 Penentuan MBC bahan coba
Hasil prosedur penentuan nilai MIC tidak terlihat larutan yang mulai tampak jernih sehingga semua kelompok larutan dilanjutkan dengan penghitungan jumlah
koloni bakteri, yaitu pada konsentrasi 100, 50, 25 12,5, dan 6,25 dengan metode Drop Plate Mills Mesra. Setelah itu, bahan coba dengan konsentrasi di atas
divorteks dan diambil 50 µl untuk tiap konsentrasi lalu diteteskan ke dalam media padat Mueller Hinton Agar, direplikasi 6 petri, diamkan selama 15-20 menit sampai
mengering dan diinkubasi dalam inkubator CO
2
dengan suhu 37 C selama 24 jam.
Dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri dengan prinsip satu sel bakteri hidup bila dibiakkan pada media padat akan tumbuh menjadi 1 koloni bakteri.
Perhitungannya adalah bila bentuk koloni melebar dianggap berasal dari 1 koloni, bila bentuknya 2 koloni bersinggungan dianggap sebagai 2 koloni. Satuan yang
dipakai adalah CFU Colony Forming Unit ml cairan suspensi. Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, kemudian
dibuat jumlah rata-ratanya dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Oleh karena itu, karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan
perhitugan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal sebelum dlakukan
Universitas Sumatera Utara
dilusi maka faktor pengenceran x 1, selain itu karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat sebanyak 50µl, maka hasil perhitungan harus
dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil sesuai satuan standard CFUml.
4.7.6 Analisis Data
Pada data hasil penelitian tersebut tidak dilakukan uji secara statistik karena bakteri mati seluruhnya 0 CFUml , artinya tidak dijumpai pertumbuhan bakteri
dalam media perbenihan atau bakteri yang berkontak dengan bahan coba 100 mengalami kematian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Ekstraksi Buah Mahkota Dewa
Ekstrak etanol buah mahkota dewa yang diperoleh berasal dari 800 gram buah mahkota dewa yang dihaluskan menjadi 80 gram serbuk simplisia, kemudian
dimaserasi dan diperkolasi dengan melarutkan simplisia buah mahkota dewa pada pelarut etanol 96 sebanyak 5 liter, sehingga dihasilkan maserat cair sebanyak 2,5
liter. Maserat cair kemudian diuapkan pada vaccum rotary evaporator, sehingga diperoleh eksrak kental berwarna cokelat. Sebelum digunakan, ekstrak kental tersebut
dimasukkan ke dalam botol kaca tertutup dan disimpan di dalam lemari pendingin. Gambar 21
Gambar 21. Ekstrak buah mahkota dewa dengan pelarut etanol berwarna
cokelat dan kental
Universitas Sumatera Utara