36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan disajikan dalam tiga bagian yaitu karakteristik pasien, profil penggunaan obat antihipertensi, evaluasi
tentang interaksi penggunaan obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien rawat inap di bangsal cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode
Agustus 2015.
A. Karakteristik Pasien
1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Lama Perawatan
Tabel IX. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama perawatan pasien yang menerima obat antihipertensi di bangsal Cempaka RSUD
Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 Karakteristik
Jumlah pasien Kasus
Jenis Kelamin
Pria 5 29,5
22 24,4 Wanita
12 70,5 68 75,6
Usia
≤ 44 tahun 1 5,9
11 12,2 45
– 64 tahun 5 29,4
22 24,5 ≥ 65 tahun
11 64,7 57 63,3
Lama Perawatan
2 – 6 hari
13 76,5 55 61,1
7 – 11 hari
4 23,5 35 38,9
n =17 Pasien, 90 Kasus
a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil pengambilan data diperoleh 17 dari 19 pasien yang menjadi subjek penelitian. Pasien berjenis kelamin wanita berjumlah 12 orang dan
5 orang pasien berjenis kelamin pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menerima terapi obat antihipertensi di bangsal cempaka RSUD Panembahan
Senopati periode Agustus 2015 paling banyak adalah pasien wanita yaitu 70,5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Temuan hipertensi pada wanita lebih basar daripada pria, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Irza 2009 di sumatera barat bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak ditemukan pada wanita 66,7 daripada pria 33,3. Kejadian hipertensi pada wanita dengan usia 45 tahun lebih besar dibandingkan
pada pria Dipiro, 2008. Hipertensi lebih banyak ditemukan pada wanita karena pengaruh hormone esterogen. Wanita pasca menopause memiliki esterogen yang
lebih sedikit sehingga efek penurunan LDL di hati oleh esterogen menurun. Hal ini menyebabkan terjadinya atheroskerosis yang merupakan factor risiko hipertensi
b. Karakteristik berdasarkan usia
Usia pasien dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu ≤ 44 tahun, 45 –
64 tahun, dan ≥ 65 tahun. Berdasarkan data rekam medis diketahui bahwa kelompok usia yang mendapatkan terapi obat antihipertensi di bangsal cempaka RSUD
Panembahan Senopati periode Agustus 20 15 paling banyak adalah usia ≥ 65 tahun
yaitu 11 pasien 64,71. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hipertensi banyak ditemukan
pada usia ≥ 65 tahun, hal ini terjadi karena seiring berjalannya usia fungsi fisiologis
seseorang akan menurun. Pasien dengan usia lanjut akan terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi lebih kaku. Kekakuan
pada pembuluh darah menyebabkan beban jantung untuk memompa darah bertambah berat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi.
38
c. Karakteristik berdasarkan lama perawatan
Lama perawatan pasien di rumah sakit adalah 2 hari untuk batas bawah dan 11 hari untuk batas atas. Lama perawatan pada pasien yang menerima obat
antihipertensi di bangsal cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 dibagi dalam 2 kategori seperti dalam tabel IX. Lama perawatan yang
paling banyak adalah 2
– 6 hari yaitu 13 pasien 76,5. 2.
Distribusi Penyakit Penyerta dan Komplikasi
Tabel X. Klasifikasi penyakit penyerta dan komplikasi pasien rawat inap di bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015
Klasifikasi Jenis
Jumlah Pasien
Jumlah Kasus
Komplikasi Gagal Ginjal
4 23,5 21 23,3
Gagal Jantung Kongestif 3 17,7
17 18,9 Stroke
2 11,7 13 14,4
Penyerta Anemia
2 11,7 9 10,0
Vertigo 1 5,9
4 4,4 Pneumonia
1 5,9 3 3,3
ISK + Anemia 1 5,9
6 6,7 Komplikasi
dan Penyerta
Stroke + ISK 1 5,9
10 11.1 Gagal Jantung Kongestif + Bronkitis
Kronis 1 5,9
3 3,3 Gagal Jantung Kongestif + ISK + GERD
1 5,9 4 4,4
Total 17 100,0 90 100,0
n = 17 Pasien, 90 Kasus Hipertensi jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya bebagai
komplikasi yang dapat memperburuk keadaan pasien. Hasil pengelompokan pasien terdapat 9 pasien 41,2 dengan komplikasi, 5 pasien 29,4 dengan penyakit
penyerta, 3 pasien 17,6 dengan komplikasi dan penyakit penyerta. Berdasarkan tabel X terlihat bahwa 9 dari 17 pasien yang menerima obat antihipertensi
39
mengalami komplikasi. Komplikasi yang paling banyak dijumpai adalah gagal ginjal akut maupun kronik, gagal jantung kongestif dan serta stroke.
Hipertensi terbukti menjadi salah satu faktor risiko untuk stroke, dalam penelitian yang dilakukan Ramadhanis 2012 dengan judul Hubungan antara
Hipertensi dan Kejadian Stroke di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa pasien hipertensi memiliki kemungkinan 4.177 x menderita
stroke dibandingkan pasien tanpa hipertensi. Stroke dapat terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah diotak oleh embolus yang terbawa dari pembuluh
darah yang bertekanan tinggi. Selain itu stroke juga dapat terjadi karena pembuluh darah menuju otak mengalami hipertrofi sehingga aliran darah menuju otak
berkurang Subekti, 2009. Pada pasien hipertensi akan terjadi tekanan yang berlebih pada jantung,
sehingga akan meningkatkan kerja jantung, akibatnya akan terjadi hipertrofi dari sel sel jantung dan akhirnya disfungsi jantung yang berakibat pada gagalnya jantung
untuk mempoma darah atau gagal jantung kongestif Pendit, 2010. Gagal ginjal dapat terjadi karena adanya tekanan yang tinggi pada kapiler
glomerulus ginjal. Rusaknya glomerulus ginjal menyebabkan aliran darah ke nefron terganggu akibatnya nefron akan kekurangan oksigen atau hipoksik dan mengalami
kematian sel. Rusaknya membran glomerulus akan berakibat juga pada kelurnya protein ke urin sehingga tekanan osmotik plasma berkurang dan menyebabkan
terjadinya edema Subekti, 2009. Selain beberapa komplikasi diatas, ditemukan penyakit penyerta pada 5
dari 17 pasien seperti anemia, infeksi saluran kemih, vertigo dan lainnya yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disajikan dalam tabel XIV. Penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan adalah anemia, yaitu dialami oleh 2 pasien.
B. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi