10
bradikinin atau kelebihan zat vasokonstriksi angiotensin II dan endothelin I dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi esensial, aterosklerosis, danpenyakit
kardiovaskular lainnya Dipiro, 2008. Oksida nitrat merupakan vasodilator yang diproduksi di endothelium, berfungsi melemaskan sel epitel pembuluh
darah. Pasien dengan hipertensimungkin memiliki kekurangan oksida nitrat, yang mengakibatkan vasodilatasi yang tidak memadai Gray, 2005.
4. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan darah pada populasi umum berdasarkan European Society of Hypertension ESH.
Tabel II. Klasifikasi tekanan darah European Society of Hypertension ESH, 2013
Klasifikasi Tekanan Darah
Sistolik mmHg Tekanan Darah
Diastolik mmHg
Optimal 120
dan 80
Normal 120
– 129 danatau
80 – 84
High Normal 130
– 139 danatau
85 – 89
Hipertensi grade 1 140
– 159 danatau
90 – 99
Hipertensi grade 2 160
– 179 danatau
100 – 109
Hipertensi grade 3 ≥ 180
danatau ≥ 110
5. Manifestasi Klinis
Secara unum pasien hipertensi tidak memunculkan manifestasi klinis yang khas. Pasien hipertensi akan terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah
memiliki faktor risiko tambahan tetapi kebanyakan asimptomatik Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006. Faktor risiko tersebut adalah:
11
Tabel III. Faktor Risiko Hipertensi Dipiro, 2005
Faktor Risiko
Umur ≥55 tahun untuk pria 65 tahun untuk perempuan diabetes mellitus
Dislipidemia peningkatan low-density lipoprotein [ LDL ] kolesterol, kolesterol total atau trigliserida; rendah high-density lipoprotein [ HDL ]
kolesterol Mikroalbuminuria
Riwayat keluarga penyakit jantung prematur
Obesitas indeks massa tubuh ≥ 30 kg m2 aktivitas fisik
penggunaan tembakau
Pasien dengan hipertensi primer biasanya tidak menunjukkan gejala namun pada pasien hipertensi sekunder pasien mungkin akan mengalami beberapa
kejadian seperti memiliki sakit kepala, berkeringat, takikardia dan palpitasi Walls,2015.
6. Diagnosis
Hipertensi sering dikenal dengan istilah “silent killer” karena pasien dengan hipertensi primer biasanya tanpa gejala. Meningkatnya tekanan darah dalam
pemeriksaan merupakan tanda pemeriksaan fisik yang dapat dijumpai pada pasien hipertensi. Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan berdasarkan satu kali
pengukuran tekanan darah. Diagnosis hipertensi dapat dilakukan jika dalam minimal dua kali pengukuran tekanan darah yang dilakukan selama dua atau lebih
pertemuan klinis memberikan nilai rata-rata tekanan darah. Nilai rata-rata tekanan datah
kemudian digunakan
untuk menetapkan
diagnosis dan
untuk mengklasifiksikan tahap hipertensi Dipiro, 2005.
12
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan nitrogen urea darah BUN, serum kreatinin, nilai lipid puasa, glukosa darah puasa,
serum kalium, dan pemeriksaan urinalisis. Dapat juga dilakukan tes diagnostik lainnya seperti 12-lead elektrokardiogram untuk mendeteksi LVH dan protein C-
reaktif konsentrasi tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular Dipiro, 2005.
7. Komplikasi Hipertensi