Sifat Fisik Tanah Tekstur Tanah

1. Sifat Fisik Tanah Tekstur Tanah

Pengukuran tekstur tanah pada 2 saluran tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisa Teksur Tanah Lokasi Fraksi Tekstur Tanah Pasir Debu Liat Tepi Saluran 1 65,12 8 26,88 Lempung Berpasir Dasar Saluran 1 73,84 14,56 11,60 Lempung Berpasir Tepi Saluran 2 59,12 24 16,88 Lempung Berpasir Dasar Saluran 2 75,84 24,16 Lempung Liat Berpasir Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tanah pada saluran tersier 1 memiliki tekstur yang sama antara tepi dan dasar saluran yaitu lempung berpasir dan saluran tersier 2 memiliki tekstur yang berbeda yaitu lempung berpasir pada tepi saluran dan lempung liat berpasir pada dasar saluran yang dapat ditentukan dengan menggunakan segitiga USDA. Hubungan tekstur tanah dengan daya menahan air dan ketersediaan hara tanah yaitu tanah dengan tekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi, sebaliknya tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap menahan air dan unsur hara Hadjowigeno 2007. Jika dilihat perbandingan persentase pasir, liat, dan debu pada kedua saluran, persentase kandungan pasir dan liat pada tepi saluran 1 lebih besar dari pada tepi saluran 2, sedangkan kandungan debu pada tepi saluran 1 lebih kecil dari tepi saluran 2. Untuk dasar saluran kandungan pasir dan liat saluran 1 lebih kecil dari saluran 2, sedangkan kandungan debu saluran 1 lebih besar dari saluran Universitas Sumatera Utara 2. Kalau dilihat dari kandungan liatnya tepi saluran 1 lebih sulit untuk meloloskan air dibandingkan dengan tepi saluran 2 dan dasar saluran 1 lebih mudah dibandingkan dengan dasar saluran 2. Namun kemungkinan tanah untuk meloloskan air juga akan dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kandungan bahan organik, porositas tanah, dan pori-pori tanah. Bahan Organik Tanah Pengukuran bahan organik tanah tanah pada 2 saluran tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisa Bahan Organik No Lokasi C – organic Bahan Organik 1 Dasar Saluran 1 0,62 1,07 Tepi Saluran 1 1,16 1,99 2 Dasar Saluran 2 0,57 0,98 Tepi Saluran 2 1,16 1,99 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa bahan organik pada tepi saluran lebih besar dari pada dasar saluran, sehingga mengakibatkan tanah pada dasar saluran lebih padat dan lebih susah untuk meloloskan air. Menurut Hardjowigeno 2003 tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar. Pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Kerapatan Massa Bulk Density Pengukuran kerapatan massa tanah pada 2 saluran tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 4 dan perhitungan pada Lampiran 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Hasil Analisa Kerapatan Massa Bulk Density Lokasi Kerapatan Massa Bulk Density Tepi Saluran gcm 3 Dasar Saluran gcm 3 Saluran 1 0,74 0,81 Saluran 2 0,56 0,98 Dari tabel di atas dapat dilihat hasil pengukuran kerapatan massa yang berbeda antara tepi saluran dan dasar saluran, dimana nilai kerapatan massa di dasar kedua saluran lebih besar dibandingkan dengan di tepi kedua saluran. Nilai kerapatan massa tanah berada diantara 0,56 gcm 3 sampai 0,98 gcm 3 . Menurut Hardjowigeno 2003 Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 – 1,6 gcm 3 . Tanah organik memiliki nilai bulk density yang lebih rendah, misalnya dapat mencapai 0,1 – 0,9 gcm 3 . Kerapatan massa tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan tekstur tanah. Semakin besar kandungan bahan organik pada tanah maka kerapatan massa tanahnya semakin kecil. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik tepi saluran lebih besar dibandingkan dasar saluran, sehingga kerapatan massa tepi saluran lebih kecil dari dasar saluran. Sedangkan untuk tekstur tanah dilihat dari fraksi pasirnya, tepi saluran 1 dan tepi saluran 2 lebih kecil dari dasar saluran 1 dan dasar saluran 2 dapat dilihat pada Tabel 2. Semakin besar kandungan pasir pada tanah akan menyebabkan tanah tersebut semakin padat sehingga nilai kerapatan massanya tinggi. Menurut Islami dan Utomo 1995 besarnya bulk density dipengaruhi oleh tekstur tanah, kandungan bahan organik tanah, dan struktur tanah atau lebih khusus bagian rongga pori tanah. Universitas Sumatera Utara Kerapatan Partikel Particle Density Pengukuran kerapatan partikel tanah pada 2 saluran tersier di Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 5 dan perhitungan pada Lampiran 2. Tabel 5. Hasil Analisa Kerapatan Partikel Particle Density Lokasi Kerapatan Partikel Particle Density Tepi Saluran gcm 3 Dasar Saluran gcm 3 Saluran 1 2,59 2,72 Saluran 2 2,40 2,69 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel pada kedua saluran berbeda. Kerapatan partikel pada dasar saluran lebih besar dibandingkan tepi saluran. Nilai kerapatan partikel berbanding lurus dengan kerapatan massa. Menurut Hanafiah 2005 bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle density tanah besar maka bulk densitynya juga besar. Nilai kerapatan partikel berada diantara 2,40 gcm 3 sampai 2,72 gcm 3 . Menurut Sarief 1986 berat jenis butir tanah pada umumnya berkisar antara 2,6- 2,7 gcm 3 . Besarnya nilai kerapatan partikel dipengaruhi oleh kandungan bahan organik pada tanah. Semakin besar nilai kandungan bahan organik maka semakin rendah nilai kerapatan partikel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarief 1986 bahwa dengan adanya kandungan bahan organik pada tanah maka nilai berat jenis butir menjadi lebih rendah. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik dasar saluran lebih kecil dibandingkan tepi saluran, sehingga kerapatan partikel dasar saluran lebih besar dari tepi saluran. Universitas Sumatera Utara Porositas Tanah Nilai porositas tanah pada 2 saluran tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 6 dan perhitungan pada Lampiran 2. Tabel 6. Hasil Analisa Porositas Tanah Lokasi Porositas Tanah Tepi Saluran Dasar Saluran Saluran 1 71 70 Saluran 2 77 64 Dari tabel di atas diperoleh bahwa porositas tanah di tepi saluran lebih besar daripada di dasar saluran. Besarnya nilai porositas tanah berbanding terbalik dengan kerapatan massa bulk density. Menurut Nurmi, dkk 2009 nilai bulk density berbanding terbalik dengan ruang pori total tanah. Pada pengukuran kerapatan massa nilai pada dasar saluran lebih besar dibandingkan pada tepi saluran, sehingga untuk porositas tanahnya nilai pada tepi saluran lebih besar dibandingkan dengan dasar saluran. Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai porositas yaitu � = ��−�� �� = 1 − �� �� . Dari persamaan tersebut maka nilai porositas berbanding terbalik dengan kerapatan massa dengan nilai kerapatan partikel tetap. Dilihat dari nilai porositasnya, tepi saluran 2 memiliki nilai paling besar sehingga lebih mudah untuk meloloskan air. Demikian pula sebaliknya, dasar saluran 2 memiliki nilai porositas paling kecil sehingga lebih sulit untuk meloloskan air. Kandungan bahan organik tanah mempengaruhi nilai kerapatan massa, kerapatan partikel, dan porositas. Semakin tinggi kandungan bahan organik maka kepadatan tanah semakin rendah, sehingga mengakibatkan nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel tanah semakin kecil, sedangkan untuk nilai porositas tanah Universitas Sumatera Utara semakin besar. Kandungan bahan organik tanah pada tepi saluran lebih besar dari dasar saluran dapat dilihat pada Tabel 3, sehingga nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel pada tepi saluran lebih kecil dibandingkan dasar saluran dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Namun untuk nilai porositas tanah pada tepi saluran lebih besar dari dasar saluran. Menurut Hardjowigeno 2007 porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jika kandungan bahan organik tinggi.

2. Debit