PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHANAN KONSEP

MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh HESTI LESTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh HESTI LESTARI

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Desain penelitian ini menggunakan posttest only control design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 322 siswa yang terdistribusi dalam empat belas kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII L dan VII I yang diambil menggunakan teknik purposive random sampling. Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh bahwa rata-rata nilai posttest siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan Problem Posing berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa


(3)

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHANAN KONSEP

MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

(Skripsi)

Oleh

HESTI LESTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Pembelajaran

Problem posing ... 40

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Pembelajaran Konvensional... 68

A.3 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 89

B. Perangkat Tes B.1 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematis ...145

B.2 SoalPosttestPemahaman Konsep Matematis...146

B.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ...148

B.4 Kunci JawabanPostestPemahaman Konsep Matematis...149

B.4 Form Validasi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematis...152

C. Analisis Data C.1 Analisis Uji Reliabilitas Postte ...154

C.2 Analisis Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Posttest ...155

C.3 Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen ...156

C.4 Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol...157

C.5 Analisis Statistik DeskriptifPosttestKemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...158


(5)

x C.6 Uji Normalitas Postest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Kelas Eksperimen ...159 C.7 Uji Normalitas Postest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Kelas Kontrol...160 C.8 Uji Non Parametri Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...161 C.9 Pencapaian Indikator dan Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman

Konsep Matematis...163 C.10 Pencapaian Indikator dan Rekapitulasi Pencapaian Pemahaman

Konsep Matematis...166 D. Lain-lain

D.1 Surat Izin Penelitian...169 D.2 Surat Keterangan Penelitian ...170


(6)

viii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 18

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis... 21

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 24

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 25

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ... 26

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian ... 27

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Matematis ... 30

Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Mann Whitney Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 31

Tabel 4.3 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman konsep Matematis Siswa... 33


(7)

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL . ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep ... 8

B. Pendekatan Problem Posing ... 10

C. Penelitian Relevan ... 12

D. Kerangka Pikir ... 13

E. Anggapan Dasar ... 15

F. Hipotesis ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 17


(9)

vii

C. Prosedur Penelitian ... 18

D. Data Penelitian ... 19

E. Teknik Pengumpulan Data ... 20

F. Instrumen Penelitian. ... 20

1. Instrumen Tes ... 20

a. Validitas Isi ... 22

b. Riliabilitas ... 22

c. Daya Pembeda ... 23

d. Tingkat Kesukaran ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 26

1. Uji Normalitas ... 26

2. Uji Hipotesis ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Uji Hipotesis ... 31

B. Pembahasan ... 34

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA


(10)

(11)

MOTO

Tidak ada harapan yang hanya

sebatas mimpi ketika kita mau

berusaha mewujudkannya, dan

yakinlah tidak pernah ada usaha yang

sia-sia


(12)

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan

karya ini dengan kesungguhan hati sebagai tanda bakti dan cinta

kasihku kepada:

Ayah ku tersayang Baherman dan Umi ku tercinta Sofiah (Almh)

yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dan bekal

kehidupan yang tak henti-hentinya, yang selalu ada disampingku

serta selalu memberikanku yang terbaik untuk menjadikanku sesuatu

yang terbaik dalam kehidupan ini.

seluruh keluarga besarku baik dari ayah maupun umi,

yang telah memberikan do a dan dukungan padaku.

Para pendidik yang telah mendidikku, yang menjadikanku semakin

berwawasan.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pasar Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, 11 Agustus 1992. Penulis adalah anak tunggal dari pasangan Bapak Baherman dan Ibu Sofiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK PGRI 2 Sukadana pada tahun 1998, kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Sukadana pada tahun 2004, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Sukadana pada tahun 2007, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Sukadana pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) dengan mengambil program studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Gedung Ratu Kecamatan Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Barat dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri Satap 1 Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Barat. Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam organisasi yaitu HIMASAKTA pada periode 2010-2011.


(15)

ii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ayahku tersayang Baherman yang tak pernah henti mendoakan dan

menyemagatiku dalam bentuk apapun dan yang selalu ada disaat apapun, yang tidak pernah lelah menasehatiku, dan yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku, Umiku tercinta Sofiah (Almh) yang aku yakin hingga detik ini selalu memperhatikan dan mendoakanku, dan yang selalu aku yakini bahwa beliau selalu ada didekatku.

2. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku ketua program studi pendidikan matematika, Pembimbing Akademik serta Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk untuk konsultasi dan memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, motivasi, semangat, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.


(16)

iii

3. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah ber-sedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, kritik, saran, dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung,

beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Orang-orang terdekatku adik sepupuku Mira, none Aas, kakak sepupuku kiyai

Ridwan, aing Lia, gusti Salbiah, om Prapto, tante Mery, bunda May, cicik Ina yunda Tika, Ana Safitri, Rizki abed, 2 ponakan centil dan tampan gusti Echa dan dede Rafif juga seluruh keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

9. Ibu Ratnasari, S.Pd. MM., selaku kepala SMP Negeri 8 Bandar Lampung beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

10. Ibu D. Adiarti, S.Pd selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.


(17)

iv

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2010 A, Suqor, Asih, Sulis, Ute, Ria Artha, Beni, Fertil, Ma’e (Endang), Tri H, Imas, Dhea, Rini, Novi, Sueb, Nurul H, Yulisa, Dian, Intan, Aan, Trifau, Novrian, Rusdi, Arif atas persahabatan, kebersamaan, nasehat, dan semangat yang diberikan selama ini. Jangan pernah letih menggapai cita-cita yang diinginkan.

12. Sahabat-sahabat tersayang Andri makasih buat semua saran, nasehat, juga motivasi yang selalu ada yang gak pernah lelah buat selalu kasih semangat, Sulia pembimbing 3 yang gak pernah lelah kasih semangat buat revisian juga kasih saran plus ide-ide kalau udah mentok, Citut dan Ria terima kasih atas semangat, tawa, canda dan kebersamaanya selama ini. Semoga setelah saling mendapatkan gelar sarjana, persahabatan, dan kebersamaan kita tetap bisa terjalin dengan baik.

13. Teman-teman seperjuangan KKN PPL di Desa Gedung Ratu, Pujo, Lusi, ely, Emak Ayu, Mitha, Teteh Oja, Irfan, Jodi dan Imam terima kasih atas kebersamaan selama 75 hari yang sangat luar biasa.

14. Teman-teman angkatan 2010 B khususnya Selvi Utami yang selalu setia bimbingan bareng, kakak-kakak angkatan 2008 dan 2009 kak Kiki, Kak Umpu, Mba Ve, Kak Yose, Mba Amel, adik-adik angkatan 2011 Ria Oktavia, Yulisa, Fuji, Enggar, Hani, Laili, Dewi, Nourma, Ipeh, Aliza, Bayu, Ige, Yusuf, Venti, Ismi, Yola, Winda, Ista, Dian, Rizka, Selvy, Ayu, Titi, ule dan angkatan 2012 serta 2013 terima kasih atas kebersamaannya.

15. Penghuni Wisma Cendrawasih ibu kost tersayang ibu Hj. Sarjani, dan teman-teman kost tercinta Landoria, Saeno, Meitha, Asna, Sukesi, Mba Olip, Ove, Watik, Gustia, Yunika, Eka, Bella, Mira, Kiki, Belgis, Princes (Diah), Dina,


(18)

v

Qibtiyah, Nur, Jefri, Neas, Sibu, Bang Tom, Riko terima kasih atas semangat, tawa dan canda kalian selama ini.

16.Siswa kelas VII I, dan VII L SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015, terimakasih atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin. 17. Almamaterku.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang mampu berpikir secara cerdas, aktif, kreatif, terampil, produktif, serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memberikan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan pendidikan. Demi tercapainya tujuan pendidikan, dibutuhkan suatu pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian


(20)

2 rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Apabila suatu pembelajaran berjalan dengan baik maka pembelajaran tersebut akan membawa hasil yang baik, demikian pula untuk pembelajaran dalam matematika.

Matematika memiliki banyak peranan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Daryanto dan Rahardjo (2012:240) mengungkapkan bahwa matematika tidak hanya sebatas menguasai perhitungan matematika tetapi juga untuk melatih kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Oleh sebab itu, mempelajari matematika memerlukan ketekunan walaupun banyak terdapat kesulitan dalam proses belajarnya.

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika, dalam membuat generaalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam memecahkan matematika. Berdasarkan tujuan tersebut, salah satu dari kemampuan dalam tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman terhadap suatu konsep matematika sangat penting karena apabila siswa menguasai


(21)

3 konsep materi maka siswa akan mudah untuk memahami konsep selanjutnya dan mengembangkan kemampuan berpikir.

Pada kenyataannya, sebagian besar siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika, yang menyebabkan rendahnya kemampuan matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 (Mullis et al., 2012), bahwa Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 42 negara dengan skor rata-rata 386 dari skor ideal 1000. Skor Indonesia pada tahun 2011 turun 11 poin dari tahun 2007. Hal ini karena siswa di Indonesia kurang terbiasa menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada TIMSS, yang subtansinya kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam penyelesaian. Kondisi ini juga terjadi pada siswa di SMP Negeri 8 Bandar Lampung. Berdasarkan wawancara terhadap guru bidang studi matematika di SMP Negeri 8 Bandarlampung memberikan sebuah gambaran bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa dinilai masih kurang baik. Kurangnya kemampuan pemahaman konsep siswa ini salah satunya akibat penerapan pola pembelajaran yang kurang tepat. Pembelajaran matematika yang terjadi kebanyakan didominasi oleh pembelajaran satu arah, siswa hanya pasif menerima informasi dari guru. Model pembelajaran yang seperti ini tentu saja mengakibatkan kurang optimalnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Menanggapi permasalahan kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di atas, perlu dilakukan perubahan cara mengajar guru. Dengan dilakukannya perubahan ini, diharapkan kemampuan pemahaman konsep


(22)

4 matematis siswa dapat ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam memahami pokok bahasan yang diajarkan. Pendekatan pembelajaran tersebut antara lain adalah pendekatanProblem Posing.

PendekatanProblem Posing adalah suatu kegiatan pemberian tugas kepada siswa yang terlibat secara langsung dalam pembuatan soal dan menyelesaikannya sesuai dengan konsep atau materi yang telah dipelajari. Problem Posing pada proses pembelajaran menurut Silver dan Cai (Herdian, 2009: 1) diaplikasikan dalam tiga bentuk aktivitas kognitif matematika yaitu pre solution posing , within solution posing ,danpost solution posing, dan setiap bentuk aktivitas kognitif matematika tersebut memuat beberapa indikator pemahaman konsep seperti menyatakan ulang suatu konsep, memberi contoh dan non contoh, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, dan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Dengan begitu siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan berdampak positif bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep yang ada. Penelitian dengan pendekatanProblem Posing ini pernah dilakukan sebelumnya oleh Merry (2013: 39) yang menyimpulkan bahwa pendekatan Problem Posing berpengaruh terhadap komunikasi matematis siswa, Sukesi (2014: 1) menyimpulkan bahwa pendekatan Problem Posing dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa, dan Irwan (2011: 1) menyimpulkan bahwa pendekatan Problem Posing berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis. Dari hasil penelitian yang relevan tersebut timbul pertanyaan apakah pendekatan Problem Posing juga dapat


(23)

5 berpengaruh positif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Pengaruh dalam penelitian ini dilihat apabila terdapat perbedaan antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siwa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah pendekatanProblem Posing berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 8 Bandar lampung?”

Dari rumusan masalah di atas dapat dibuat pertanyaan penelitian yatu: “Apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui pendekatan Problem Posing lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui pembelajaran konvensional?”

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan Problem Posingberpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa SMP Negeri 8 Bandar Lampung.


(24)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam pendidikan matematika berkaitan dengan pendekatan pembelajaran Problem Posingserta hubungannya dengan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

PendekatanProblem Posingdiharapkan dapat dijadikan pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pendekatan pembelajaran tersebut.

E. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan terhadap pemahaman konsep matematis siswa yang diakibatkan oleh pemberian perlakuan dalam pembelajaran matematika. Pendekatan Problem Posing dikatakan berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa, jika pemahaman konsep matematis siswa dengan pendekatan Problem Posing lebih tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.


(25)

7 2. Pendekatan Problem Posing dimulai dari merumuskan soal atau pengajuan soal yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembuatan soal dan menyelesaikannya sesuai dengan konsep atau materi yang di pelajari. Ada tiga aktivitas kognitif problem posing dalam pembelajaran matematika. Pertama, pre solution posing yaitu membuat soal atau masalah dari situasi atau per-nyataan yang diadakan sesuai materi yang dijelaskan. Kedua, within solution posing yaitu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang akan menuntun mereka dalam penyelesaian soal ter-sebut. Sedangkan yang ketiga, post solution posing yaitu merumuskan ulang tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis berdasarkan pada tahap sebelumnya.

3. Pemahaman Konsep Matematis adalah kemampuan dalam menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non-contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan suatu konsep.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dua kata pemahaman dan konsep. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sadiman (2008: 42) yang menyatakan bahwa Pemahaman atau comprehensiondapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Oleh sebab itu, belajar harus mengerti secara makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Mulyasa (2005: 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Sejalan dengan pendapat di atas, Rusman (2010: 139) menyatakan bahwa pemahaman merupakan proses individu yang menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang didapat melalui perhatian.

Winkel (2000: 44) menyatakan bahwa konsep dapat diartikan sebagai suatu sistem satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya. Misalnya konsep luas persegi diajarkan terlebih dahulu daripada konsep luas permukaan kubus. Hal ini karena sisi kubus berbentuk persegi sehingga konsep luas persegi akan digunakan untuk


(27)

9 menghitung luas permukaan kubus. Pemahaman terhadap konsep materi pra-syarat sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prapra-syarat maka siswa lebih mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya.

Menurut Soedjadi (2000: 14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan obyek. Sebagai con-toh, segitiga adalah nama dari suatu konsep abstrak dan bilangan asli adalah nama suatu konsep yang lebih kompleks karena terdiri dari beberapa konsep yang sederhana, yaitu bilangan satu, bilangan dua, dan seterusnya. Konsep berhubung-an erat dengberhubung-an definisi. Definisi adalah ungkapberhubung-an yberhubung-ang membatasi konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi atau gambaran atau lambang dari konsep yang didefinisikan, sehingga menjadi jelas apa yang dimaksud konsep tertentu.

Menurut Nasution (2005: 164) siswa yang menguasai konsep dapat meng-identifikasi dan mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi. Selain itu, apabila anak memahami suatu konsep maka ia akan dapat menggeneralisasikan suatu obyek dalam berbagai situasi lain yang tidak digunakan dalam situasi belajar. Selanjutnya, penilaian perkembangan siswa terhadap pemahaman konsep matematis dicantumkan dalam beberapa indikator sebagai hasil belajar matematika. Depdiknas (Wardhani, 2006: 4) menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang menunjukkan suatu pemahaman konsep adalah:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).


(28)

10 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah proses individu menguasai dengan cara menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang dilihat melalui kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat. Indikator pemahaman konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), memberi contoh dan non contoh, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, menggunakan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

B. PendekatanProblem Posing

Problem Posing berasal dari bahasa Inggris yaitu problem dan pose, sehingga dapat diartikan sebagi pengajuan masalah, dalam artian ini masalah yang dimaksutkan adalah soal (Mulyatiningsih, 2012: 238). Sedangkan Uno (2003:17) mengemukakan bahwa dalam pustaka pendidikan, problem posing dalam matematika mempunyai 3 pengertian, pertama problem posing sebagai suatu rumusan masalah matematika yang sederhana, kedua sebagai perumusan masalah


(29)

11 matematika untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang relevan, dan yang ketiga Problem Posing ialah merumuskan atau mengajukan pertanyaan matematika.

Merumuskan soal pada Problem Posing diharapkan mampu memancing siswa untuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Semakin luas informasi yang dimiliki akan semakin mudah pula menemukan hubungan-hubungan tersebut. Oleh sebab itu, penemuan pertanyaan serta jawaban yang dihasilkan siswa dapat menyebabkan perubahan dan ketergantungan pada penguatan luar pada rasa puas akibat keberhasilan menemukan sendiri, baik berupa pertanyaan atau masalah maupun jawaban atas permasalahan yang diajukan (Suryosubroto, 2009: 203).

Menurut Mulyatiningsih (2012: 238) langkah-langkah pembelajaran dengan problem posingdapat dirancang sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian memberi soal-soal latihan secukupnya

2) Siswa mengerjakan soal latihan dikelas kemudian membahas hasilnya secara bersama-sama supaya siswa tahu cara mengerjakan soal yang benar.

3) Siswa diberi tugas mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.

4) Guru menyuruh siswa secara acak atau selektif untuk menyelesaikan soal buatannya sendiri didepan kelas.


(30)

12 Silver dan Cai (Herdian, 2009: 1) menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai berikut:

a. Pre solution posing

Pre solution posing yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi guru diharapkan mampu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya.

b. Within solution posing

Within solution posing yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya.jadi, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan.

c. Post solution posing

Post solution posing yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai tahapan pelaksanaan pem-belajaran dengan pendekatan Problem Posing, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan Problem Posing diawali dengan pemberian masalah (soal) oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan siswa membuat soal berdasarkan masalah tersebut, lalu membuat sub-sub pertanyaan/soal berdasarkan soal yang mereka buat, tahap yang selanjutnya yaitu menentukan jawaban yang tepat dari soal yang mereka buat.

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Siroj (2010: 1) yang berjudul pengaruh pembelajaran problem posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPA SMAN 6 Palembang. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan kemampuan


(31)

13 pemahaman konsep antara siswa yang memperoleh pembelajaran problem posing dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, atau dengan kata lain pendekatan problem posing berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Masyitoh (2013: 1) yang berjudul pendekatan problem posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Hasil yang diperoleh bahwa pendekatan problem posingberpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

D. Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan kegiatan belajar matematika bergantung dari bagaimana proses belajar yang terjadi dan dapat dilihat dari hasil belajar dan tingkat kemampuan matematis siswa. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan pemahaman konsep matematis. Hal ini karena kemampuan pemahaman konsep matematis sangat diperlukan siswa ketika siswa ingin menyajikan dan memperjelas ide dan argumen matematika mereka. Menyadari akan peran penting kemampuan pemahaman konsep matematis dalam pembelajaran matematika, maka kemampuan pemahaman konsep matematis harus ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis adalah dengan memilih pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam memilih pendekatan pembelajaran guru diharapkan lebih selektif, pemilihan pendekatan yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya


(32)

14 tujuan pembelajaran. Pendekatan yang dipilih hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran siswa yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga dapat mempelajari matematika dengan mudah. Salah satu alternatif pendekatan yang dapat diterapkan yaitu pendekatanProblem Posing.

PendekatanProblem Posingmerupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini siswa dilatih untuk bertanya dengan pertanyaan yang mereka rancang sendiri sesuai dengan pemahaman siswa tersebut. Kegiatan pengajuan soal (problem posing) ini juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dan mengajak siswa untuk berpikir kritis.

Pendekatan ini dapat diaplikasikan dalam tiga bentuk aktivitas kognitif matema-tika. Pertama, pre solution posing yaitu siswa membuat pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mengetahui konsep dasar yang telah dijelaskan oleh guru. Bila siswa tidak mengetahui konsep dasar maka siswa akan terpacu untuk mencari informasi tentang konsep yang dibutuhkan dalam membuat suatu pertanyaan, dalam aktivitas kognitif ini terdapat salah satu indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep. Kedua, within solution posing yaitu siswa memecah pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru. Untuk melakukan kegiatan ini, siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui konsep dasar, tetapi siswa juga harus memahami konsep dasar, aktivitas kognitif ini memuat beberapa indikator pemahaman konsep seperti memberi contoh dan non contoh dari konsep dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi


(33)

15 matematika. Ketiga, post solution posing yaitu siswa merumuskan ulang tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis. Dalam tahap ini, siswa dituntut untuk mengembangkan konsep yang ada menjadi sebuah konsep yang baru sehingga kegiatan ini dapat melatih siswa untuk memahami keterkaitan antar konsep, dan pada tahap ketiga aktivitas kognitif ini memuat indikator pemahaman konsep berupa mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep dan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

Dari ketiga aktivitas kognitif yang terdapat dalam pembelajaran Problem Posing, siswa dibimbing untuk merancang pertanyaan-pertanyaan dari pernyataan yang diberikan oleh guru, dan siswa belajar untuk membuat penyelesaian sendiri berkenaan dengan pertanyaan yang mereka rancang. Hal tersebut dapat menggali pemahaman konsep siswa sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematis dengan memperoleh hasil yang baik.

E. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014-2015 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


(34)

16 2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa selain pendekatan Problem Posing dikontrol sehingga memberikan pengaruh yang sangat kecil.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui pendekatan Problem Posing lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui pembelajaran konvensional.


(35)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan sampel

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Untung Suropati Gg. Bumimanti II No.16 Kampung Baru, kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 322 siswa yang terdistribusi dalam empat belas kelas (VII A-VII N).

Pengambilan Sampel dari penelitian ini diambil melalui teknik purposive random sampling. Pengambilan sampel secara purposive dengan pertimbangan bahwa kelas yang dipilih diajar oleh guru yang sama sehingga memiliki pengalaman belajar yang sama. Setelah berdiskusi dengan guru mitra, terpilihlah kelas VII L dengan jumlah 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII I dengan jumlah 22 siswa sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment (eksperimen semu) karena peneliti tidak dapat mengendalikan semua variabel yang mungkin berpengaruh terhadap variabel yang diteliti. Desain penelitian yang dipergunakan adalah


(36)

18 posttest only control designyang merupakan bentuk desain penelitian eksperimen semu. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Setiyadi (2006: 142) desain pelaksanaan penelitian digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Posttest

K1 X T1

K2 O T2

Keterangan: K1 = Eksperimen K2 = Kontrol

X = Pembelajaran dengan pendekatanProblem Posing O = Pembelajaran konvensional

T1 = Skorposttestpada kelas eksperimen T2 = Skorposttestpada kelas kontrol

Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Setelah pokok bahasan selesai, dilakukan tes akhir. Tes akhir (posttest) adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang dilakukan pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama.

C. Prosedur Penelitian

Langkahlangkah dalam penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan Penelitian

Tahap-tahap persiapan penelitian ini adalah :

a. Observasi awal, melihat kondisi sekolah seperti jumlah kelas, jumlah siswa, karakteristik siswa, dan cara guru mengajar di kelas VII SMP


(37)

19 Negeri 8 Bandar Lampung.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian dan instrumen penelitian. RPP dibuat sesuai dengan model akan digunakan selama penelitian, yaitu RPP dengan pendekatanProblem Posing.

c. Melakukan validasi instrumen dan uji coba soal tes 2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini adalah :

a. Memberikan perlakuan pada kelas sampel dengan menggunakan pendekatanProblem Posing

b. Mengadakanposttestpada kelas sampel. 3) Tahap Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data penelitian ini adalah : a. Mengolah dan menganilisis data hasil penelitian. b. Mengambil kesimpulan

4) Tahap Laporan

Tahap-tahap penyusunan laporan penelitian ini adalah : a. Melaporkan hasil penelitian pada dosen pembimbing b. Menyusun laporan akhir

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(38)

20 E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes. Tes diberikan kepada kedua kelas sesudah diberikan perlakuan. Tes ini digunakan untuk memperoleh pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang menerapkan pendekatan Problem Posing dan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional sesudah pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal yang mengukur pemahaman konsep matematis. Instrumen tes berupa tes tertulis berbentuk uraian. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator pemahaman konsep matematis. 1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dalam bentuk soal uraian dengan materi segi empat. Tes yang diberikan pada setiap kelas adalah posttest dengan soal yang sama. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual, pemberiannya bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis. Pedoman pemberian skor kemampuan pemahaman konsep matematis disajikan pada Tabel 3.2.


(39)

21 Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis

No Indikator Keterangan Skor

1. Menyatakan ulang suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep tetapi salah

1 c. Menyatakan ulang suatu konsep

dengan benar 2 2. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya

1 c. Mengklasifikasi objek menurut sifat

tertentu sesuai dengan konsepnya

2 3. Memberi contoh

dan non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah

1 c. Memberi contoh dan non contoh

dengan benar 2 4. Menyatakan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi salah

2 c. Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika dengan benar

3 5. Mengembangkan

syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah

2 c. Mengembangkan syarat perlu dan

syarat cukup dari suatu konsep dengan benar 3 6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur tetapi salah

2 c. Menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur dengan benar

3 7. Mengaplikasikan

konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak tepat

2 c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 3

Diadaptasi dari Sartika (2011:22) Untuk mendapatkan data yang akurat, tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteriates yang baik. Tes yang telah disusun, diantaranya harus memenuhi kriteria valid,reliabel,daya pembeda dan tingkat kesukaran.


(40)

22 a) Validitas Isi

Dalam penelitian ini, validitas didasarkan pada validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam instrumen tes pemahaman konsep matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Penilaian terhadap kesesuaian butir tes dengan indikator pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika. Penilaian terhadap kesesuaian isi instrumen tes dengan kisi-kisi instrumen tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam instrumen tes dengan bahasa siswa, yang dilakukan dengan menggunakan daftar check list ( ) oleh guru mata pelajaran matematika. Setelah dikonsultasikan, diperoleh bahwa seluruh instrumen tes telah sesuai dengan kisi-kisi tes yang akan diukur serta bahasa yang digunakan telah sesuai dengan kemampuan bahasa siswa.

b) Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya. Perhitungan koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha dalam Arikunto (2005:109), yaitu:

              

2

2 11 1 1 t i n n r σ σ


(41)

23 dengan 2 2 2                  

N X N

Xi i

t σ

Keterangan :

= koefisien reliabilitas instrumen (tes)

n

= banyaknya butir soal (item)

= jumlah varians dari tiap-tiap item tes = varians data total

N = banyaknya data = jumlah data total

= jumlah kuadrat data total

Menurut Arikunto, suatu tes dikatakan baik apabila koefisien reliabilitasnya sama dengan atau lebih besar dari 0,70 ( 0,70), sehingga dalam penelitian ini kriteria reliabilitas tes yang akan digunakan adalah lebih besar atau sama dengan 0,70 ( 0,70)

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa koefisien reliabilitas tes adalah 0,88 (Lampiran C.1 halaman 154). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas yang tinggi

c) Daya Pembeda

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir tes untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Sudijono (2008:120) mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus yaitu:


(42)

24 DP =

Keterangan :

DP: indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah).

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Kriteria soal tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah yang memiliki interpretasi sedang dan baik. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh daya pembeda butir item soal yang telah diuji cobakan disajikan pada Tabel 3.5. Hasil perhitungan daya pembeda butir item soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman 155.

d) Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) menyatakan bahwa untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut:

TK =

Nilai Interpretasi

< 0,00 Buruk sekali

0,00 < 0,20 Buruk

0,20 < 0,40 Sedang

0,40 < 0,70 Baik


(43)

25 Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

: jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

: jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

0,00 0,15 Sangat sukar

0,16 0,30 Sukar

0,31 0,70 Sedang

0,71 0,85 Mudah

0,86 1,00 Sangat mudah

Kriteria soal tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah yang memiliki interpretasi mudah sedang sukar dan sangat sukar.kriteria soal yang mempunyai Interprestasi sangat mudah tidak dipakai dalam penelitian ini. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh tingkat kesukaran butir soal yang disajikan pada Tabel 3.5. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran C.2 halaman 155. Setelah dilakukan analisis reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes kemampuan representasi matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.5. Terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,88 yang berarti soal memiliki reliabilitas tinggi. Karena soal telah dinyatakan valid dan memenuhi reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran yang ditentukan, maka soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data.


(44)

26 Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan 1 Valid 0,88 (Reliabilitas tinggi)

0,43 ( sedang) 0,60 (sedang) Dipakai

2 0,34 (sedang ) 0,68 (sedang) Dipakai

3 0,34( sedang) 0,52(sedang) Dipakai

4 0,37( sedang ) 0,42(sedang) Dipakai

5 0,50 (baik) 0,30 (sukar) Dipakai

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil postest dianalisis untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas control yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah kedua sampel berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov Z. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut. H0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Dalam Russefendi (1998: 405), untuk menghitung nilai Uji Kolmogorov-Smirnov Z, rumus yang digunakan sebagai berikut.

=

Keterangan:

=angka pada data =rata-rata data =standar deviasi


(45)

27 Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan persamaan Kolmogorov-Smirnov Z sebagai berikut:

= | ( ) ( )| Keterangan:

Dn : Nilai hitung Kolmogorov-Smirnov Z Fn(xi) : Peluang harapan data ke i

F(xi) : Luas kurva z data ke i

Dalam penelitian ini, uji Kolmogorov-Smirnov Z menggunakan software SPSS Statistic 17.0 dengan kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 (Trihendradi, 2005: 113). Hasil uji normalitas data penelitian disajikan dalam Tabel 3.7 dan data selengkapnya pada Lampiran C.6 dan C.7 halaman 159 dan 160.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian

Sumber Data Kelompok

Penelitian

Banyanya Siswa

K-S (Z) Sig Ho

Tes Kemampuan pemahaman konsep

Eksperimen 22 0,213 0,011 Ditolak

Kontrol 24 0,124 0,200 Diterima

Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa data tes kemampuan pemahaman konsep matematis untuk kelas eksperimen berasal dari data yang tidak berdistribusi normal dan kelas kontrol berasal dari data yang berdistribusi normal.


(46)

28 2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa salah satu data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu, langkah selanjut-nya adalah melakukan uji hipotesis, yaitu uji Mann-Whitney U skor posttest (skor kemampuan pemahaman konsep) sebagai berikut:

a) Hipotesis Uji

H0 : µ1= µ2 (tidak ada perbedaan rata-rata peringkat antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

H1 : µ1> µ2 (ada perbedaan rata-rata peringkat antara kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Untuk menguji data posttest kemampuan pemahaman konsep matematis dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Min(U1,U2) dengan = + ( )

Keterangan:

Ui = Nilai uji Mann-Whitney

n1 = banyaknya sampel pada kelas eksperimen n2 = banyaknya sampel pada kelas kontrol Ri = Ranking ukuran sampel ke i


(47)

29 Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji Mann-Whitney U digunakan software SPSS Statistic 17.0 dengan kriteria uji adalah terima H0 jika nilai probabilitas > 0,05.


(48)

38

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan Problem Posing berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dapat diterapkan sebagai pembelajaran matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika, namun dalam penerapannya harus diimbangi dengan perencanaan yang matang, pengelolaan kelas yang baik, dan pengelolaan waktu yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif sehingga memperoleh hasil yang optimal.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembel-ajarannya siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar


(49)

39 sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa bisa mengikuti dengan aktif dan antusias.


(50)

40

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. 2013.Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ [10 september 2014].

Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (Sscs) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika.Jurnal UPI.Vol.1 No.12. [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/irwan.pdf. [03 Desember 2014] Masyitoh, Fitria, Dkk. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.Jurnal UNILA.Vol.1 No 6. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id.

Merry, Ratnu. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, Pierre, and Arora, Alka. 2012. Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 Inter-national Result in Mathe-matics. Boston: TIMSS and PIRLS International Study Center.

Mulyasa, E. 2005.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyatiningsih, Endang. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


(51)

39 Sadiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Grafindo Persada.

Sartika, Dewi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Setiyadi, Bambang. 2006. Metode penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siroj, Rusdi, Dkk. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 6 Palembang. Sumatra Selatan: Jurnal UNSRI. [Online]. Tersedia : http://ejurnal.unsri.ac.id. [04 Juli 2015]

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: PT Tasito Edisi keenam.

Sukesi, Wahyu. 2014. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem posing. Jurnal UNILA. Vol. 2 No.3. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id. [04 Juli 2015] Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta Trihendradi, Cornelius. 2005. Step By Step SPSS 13.0 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi Offset.

Uno, Hamzah. B. 2003.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Wardhani, Sri. 2006. Pembelajaran dan Penilaian Kecakapan Matematika di SMP. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Tingkat Nasional di PPPG Matematika Yogyakarta, tanggal 22 Maret sampai dengan 4 April 2006

Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.


(1)

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa salah satu data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu, langkah selanjut-nya adalah melakukan uji hipotesis, yaitu uji Mann-Whitney U skor posttest (skor kemampuan pemahaman konsep) sebagai berikut:

a) Hipotesis Uji

H0 : µ1= µ2 (tidak ada perbedaan rata-rata peringkat antara kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

H1 : µ1> µ2 (ada perbedaan rata-rata peringkat antara kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Untuk menguji data posttest kemampuan pemahaman konsep matematis dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Min(U1,U2) dengan = +

( )

Keterangan:

Ui = Nilai uji Mann-Whitney

n1 = banyaknya sampel pada kelas eksperimen n2 = banyaknya sampel pada kelas kontrol Ri = Ranking ukuran sampel ke i


(2)

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan Problem Posing berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing dapat diterapkan sebagai pembelajaran matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika, namun dalam penerapannya harus diimbangi dengan perencanaan yang matang, pengelolaan kelas yang baik, dan pengelolaan waktu yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif sehingga memperoleh hasil yang optimal.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembel-ajarannya siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. 2013.Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ [10 september 2014].

Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (Sscs) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika.Jurnal UPI.Vol.1 No.12. [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/irwan.pdf. [03 Desember 2014] Masyitoh, Fitria, Dkk. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.Jurnal UNILA.Vol.1 No 6. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id.

Merry, Ratnu. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, Pierre, and Arora, Alka. 2012. Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 Inter-national Result in Mathe-matics. Boston: TIMSS and PIRLS International Study Center.

Mulyasa, E. 2005.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyatiningsih, Endang. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


(6)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Setiyadi, Bambang. 2006. Metode penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siroj, Rusdi, Dkk. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 6 Palembang. Sumatra Selatan: Jurnal UNSRI. [Online]. Tersedia : http://ejurnal.unsri.ac.id. [04 Juli 2015]

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung: PT Tasito Edisi keenam.

Sukesi, Wahyu. 2014. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem posing. Jurnal UNILA. Vol. 2 No.3. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id. [04 Juli 2015] Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta Trihendradi, Cornelius. 2005. Step By Step SPSS 13.0 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi Offset.

Uno, Hamzah. B. 2003.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Wardhani, Sri. 2006. Pembelajaran dan Penilaian Kecakapan Matematika di SMP. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Tingkat Nasional di PPPG Matematika Yogyakarta, tanggal 22 Maret sampai dengan 4 April 2006

Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 12 36

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 5 56

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 14 49

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

2 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 20 44

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60