Deskripsi Data Penelitian Industri Rokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Penelitian Industri Rokok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan modal kerja berpengaruh terhadap Return On Investment ROI pada Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Investment, sedangkan variabel independen adalah Rasio Aktiva Lancar current ratio, Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turn Over ratio, Rasio Jumlah Aktiva Lancar terhadap Total Aktiva Current Assets to Total Assets ratio dan Rasio Jumlah Hutang Lancar terhadap Total Aktiva Current Liabilities to Total Assets. Berdasarkan tabel 4.2 dibawah ini menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata – rata dan standar deviasi dari data. Hal ini secara ringkas terdapat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 : Deskripsi Statistik Industri Rokok Tahun 1998 - 2006 p 36 106.33 372.71 211.7489 65.53706 36 1.21 6.94 2.8508 1.57700 36 40.68 84.21 70.1417 9.40253 36 16.77 85.08 36.5489 12.15563 36 1.03 4.04 2.3775 .71547 36 CR WCTO CLTA CATA ROI Valid N listw ise N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sumber : Data Diolah dari SPSS. Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. Berdasarkan Tabel 4.1, maka secara umum nilai manimum dari current ratio adalah 106, 33, nilai maksimum current ratio adalah 372,31 dengan rata – rata current ratio yang diperoleh perusahaan rokok yang go publik dari tahun 1998 – 2006 sebesar 211,75 persen. Hal tersebut menunjukkan besarnya jumlah aktiva terutama aktiva lancar yang mampu melunasi kewajiban jangka pendek kepada pihak eksternal pada industri rokok. Nilai current ratio pada industri rokok dinilai stabil dan konstan dari tahun 1998 – 2006. Sedangkan penyimpangan dari rata – rata data current ratio yang ada sebesar 65, 54 . Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditur jangka pendek dalam arti setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban – kewajiban finansial jangka pendek. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba profitabilitas, karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran iddle money. Syamsuddin 2002:209 mengatakan bila rasio aktiva lancar atas total aktiva meningkat maka baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun. Menurunnya profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva tetap. Nilai minimum dari working capital turnover ratio adalah 1,21, nilai maksimum working capital turnover ratio adalah 6,94 dengan rata – rata working capital turnover ratio yang diperoleh perusahaan rokok yang go publik dari tahun 1998 – 2006 sebesar 2,85 persen. Hal tersebut menunjukkan stabil dan konstannya Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. perputaran modal kerja pada industri rokok dari tahun 1998 – 2006. Sedangkan penyimpangan dari nilai rata – rata data yang ada sebesar 1,58 . Dengan demikian apabila rasio tingkat perputaran modal kerja semakin tinggi maka akan mempunyai hubungan yang signifikan dengan nilai ROI perusahaan. Rasio tingkat perputaran modal kerja memiliki hubungan yang positif searah dengan ROI, artinya apabila rasio tingkat perputaran modal kerja mengalami kenaikan maka ROI juga akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio tingkat perputaran modal kerja mengalami penurunan maka ROI juga akan mengalami penurunan. Nilai manimum dari current liabilities to total assets ratio adalah 40,68, nilai maksimum current liabilities to total assets ratio ratio adalah 84,21 dengan rata – rata current liabilities to total assets ratio yang diperoleh perusahaan rokok yang go publik dari tahun 1998 – 2006 sebesar 70,14 persen. Hal tersebut menunjukkan besarnya persentase kewajiban lancar terhadap total kekayaan yang dimiliki pada industri rokok dari tahun 1998 – 2006 yang tidak melebihi 100 yang akan menimbulkan masalah insolvabilitas terhadap klaim kewajiban jangka pendek. Sedangkan penyimpangan dari nilai rata – rata data yang ada sebesar 9,40 . Jika rasio hutang lancar terhadap total aktiva meningkat, laba meningkat sebab perusahaan menggunakan lebih banyak pembiayaan jangka pendek yang lebih murah dan lebih banyak pembiayaan jangka panjang akan tetapi akan berdampak pada naiknya resiko perusahaan atas pembayaran jangka hutang lancarnya. Persentase perbandingan antara total aktiva lancar berupa kas, piutang, persediaan yang terdapat pada komponen aktiva lancar terhadap total aktiva berupa Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. barang – barang modal berupa tanah, gedung yang sudah disusutkan dan lain sebagainya secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai manimum dari current assets to total assets ratio adalah 16,77, nilai maksimum current assets to total assets ratio adalah 85,08 dengan rata – rata current assets to total assets ratio yang diperoleh perusahaan rokok yang go publik dari tahun 1998 – 2006 sebesar 36,55 persen. Hal tersebut menunjukkan besarnya persentase aktiva lancar terhadap total kekayaan yang dimiliki pada industri rokok dari tahun 1998 – 2006 yang begitu besar. Hal tersebut berarti ketersediaan dana kas dan setara kas yang dapat dicairkan sewaktu – waktu rata – rata memiliki nilai yang relatif besar. Sehingga ketersediaan modal kerja cukup memadai. Sedangkan penyimpangan dari nilai rata – rata data yang ada hanya sebesar 12,16 . Hubungan antara rasio aktiva lancar terhadap total aktiva dengan return on investment menunjukkan dimana apabila rasio aktiva lancar terhadap total aktiva semakin tinggi maka akan mempunyai hubungan yang signifikan dengan nilai ROI perusahaan. Sedangkan persentase perbandingan antara laba bersih setelah pajak net income after taxes terhadap total kekayaan yang dimiliki. Laba bersih merupakan hasil operasi bersih perusahaan setiap tahunnya menunjukkan bahwa nilai minimum dari return on investment adalah 1,03, nilai maksimum return on investment adalah 4,04 dengan rata – rata return on investment yang diperoleh perusahaan rokok yang go publik dari tahun 1998 – 2006 sebesar 2,38 persen. Hal tersebut menunjukkan besarnya persentase ROI yang dihasilkan Sedangkan penyimpangan dari nilai rata – rata data yang ada hanya sebesar 0,72 persen. Dengan demikian kemampuan Encik Latifah Hanum : Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2008. manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba dengan mempergunakan modal yang diperlukan dalam mengelola kegiatan usaha secara efektif. Seorang analis keuangan harus mengkaitkan rasio laba terhadap aktiva. Efisiensi bisa diketahui setelah membandingkan laba baik setelah pajak maupun sebelum pajak dengan kekayaan atau modal perusahaan sehingga menghasilkan laba yang optimum. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya apabila membandingkan laba dengan aktiva yang ada.

4.2. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

PENGARUH PERPUTARAN KOMPONEN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9