Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan di daerah penelitian

Produsen menjual ikan asin dengan dua 2 sistem yaitu sistem yang pertama, produsen menunggu pedagang besar datang ketempat pengolahan dan sistem yang kedua, produsen mengirim ikan asin yang sudah dikemas ke pedagang besar yang terletak dipasar seram Medan dengan mengunakan mobil angkutan atau pick-up. Pedagang besar yang membeli ikan asin biasanya merupakan langganan produsen sehingga ketika ikan asin sudah dikemas, pedagang dapat langsung mengambil ikan asin yang telah dibungkus oleh goni kardus atau produsen mengirim ikan asin yang telah dikemas ke pasar seram Medan. Pedagang besar membeli ikan asin dari pengolah lebih murah bila dibandingkan dengan pedagang pengecer karena pedagang besar membeli dalam jumlah besar yaitu berkisar 1200 sd 1450 kg. Pedagang besar menjual ikan asin di pasar seram yang terletak di Medan dan pedagang besar menjual ikan asin ke pedagang pengecer di Sambu yang terletak di Medan. Pedagang pengecer membeli ikan asin dari pedagang besar dengan jumlah berkisar 125-180 kg dan akhirnya ikan asin dijual ke konsumen akhir. Berdasarkan uraian di atas maka identifikasi masalah 3 terjawab.

5.4. Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan di daerah penelitian

Fungsi tataniaga merupakan unsur penting dalam proses tataniaga ikan asin. Fungsi tataniaga dilakukan oleh masing-masing pedagang perantara untuk memperlancar penyampaian hasil olahan ikan asin dari pihak produsen hingga ke konsumen akhir. Akan tetapi konsekuensi dari pelaksanaan fungsi pemasaran ini adalah semakin besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pedagang perantara dan akibatnya harga komoditi tersebut akan menjadi lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara Dalam proses tataniaga ikan asin, fungsi-fungsi tataniaga yang dilaksanakan oleh pengolah ikan asin produsen dan lembaga tataniaga bervariasi. Setiap lembaga tataniaga akan melakukan fungsi pemasaran mulai dari fungsi pertukaran sampai ke fungsi fasilitas. Fungsi tataniaga ikan asin yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.11. Fungsi-fungsi tataniaga yang terjadi pada saluran I Fungsi Tataniaga Produsen Pedagang Pengecer Pembelian √ √ Penjualan √ √ Penyimpanan √ √ Universitas Sumatera Utara Transportasi √ √ Pengolahan √ X Pengepakan √ √ Pembiayaan √ √ Marketing Loss √ √ Grading X X Informasi Pasar √ √ Sumber: Lampiran 10 Keterangan: √ = Melaksanakan fungsi tersebut X = Tidak melaksanakan Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap pengolah produsen dan pedagang pengecer melakukan fungsi yang sama yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan,transportasi, pengepakan, permodalan, marketing loss dan informasi pasar. .Dimana pengolah ikan asin melakukan 9 fungsi tataniaga sedangkan pedagang pengecer melakukan 8 fungsi tataniaga. Hal ini dikarenakan pada pedagang pengecer tidak melakukan pengolahan. Fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh produsen dan pedagan pengecer sama yaitu ikan asin yang belum laku terjual akan mereka simpan di dalam karton atau goni sebelum dijual kembali. Mereka menyimpan ikan asin tersebeut di dalam kios rumah, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi biaya. Seluruh lembaga tataniaga melakukan fungsi pengangkutan untuk memasarkan ikan asin hingga konsumen akhir. Salah satu biaya terbesar dalam setiap lembaga tataniaga adalah biaya transportasi. Fungsi pengangkutan pada pengolah berbeda, karena pengangkutan Universitas Sumatera Utara tersebut digunakan untuk membeli ikan segar yang merupakan bahan baku pengolahan ikan asin. Fungsi pengolahan hanya dilakukan oleh produsen atau pengolah dan fungsi ini yang menyebabkan harga jual lebih mahal karena pengolah lebih banyak membutuhkan bahan- bahan yang digunakan untuk mengolah ikan segar. Hampir semua lembaga pemasaran melakukan fungsi pembiayaan terhadap semua kegiatan penjualan ikan asin. Besar kecilnya pembiayaan tergantung pada besar kecilnya volume dan frekuensi penjualan ikan asin. Marketing loss dialami oleh produsen dan pedagang pengecer. Ikan asin yang tidak laku dijual ataupun ikan asin yang gagal diolah juga mempunyai nilai atau dapat dijual oleh produsen ataupun pedagang pengecer walaupun harga yang dijual sangat lebih murah atau setengah dari harga jual ikan asin yang bagus diolah. Ikan asin yang gagal diolah dijual untuk pakan ternak. Fungsi grading tidak dilakukan oleh produsen ataupun pedagang pengecer. Hal ini dikarenakan pada saat produsen menjualan ikan asin ke pedagang pengecer dilakukan dengan sistem borongan tanpa melihat ukuran ataupun bentuk ikan asin yang dijual dan pedagang pengecer mengambil atau memilih sendiri ikan asin yang telah diolah. Fungsi tataniaga ikan asin yang dilakukan pada lembaga tataniaga saluran II dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.12. Fungsi-fungsi tataniaga yang terjadi pada saluran II Universitas Sumatera Utara Fungsi Tataniaga Produsen Pedagang Besar Pedagang Pengecer Pembelian √ √ √ Penjualan √ √ √ Penyimpanan √ √ √ Transportasi √ √ √ Pengolahan √ X X Pengepakan √ √ √ Pembiayaan √ √ √ Marketing Loss √ √ √ Grading X X X Informasi √ √ √ Sumber: Lampiran 10 Keterangan: √ = Melaksanakan fungsi tersebut X = Tidak melaksanakan Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap lembaga tataniaga memerankan fungsi tataniaga yang berbeda-beda. Setiap lembaga tataniaga memerankan fungsi tataniaga paling sedikit 8 fungsi. Namun tidak ada lembaga tataniaga yang melakukan keseluruhan fungsi tataniaga. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh seluruh lembaga tataniaga pedagang adalah fungsi pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, pengepakan, pembiayaan, marketing loss dan Informasi pasar. Fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh pedagang besar berbeda dengan yang dilakukan pedagang pengecer. Dimana penyimpanan yang dilakukan oleh pedagang besar yaitu dengan menyimpan di suatu tempat khusus yang bersuhu rendah dingin. Pemilik tempat Universitas Sumatera Utara penyimpanan tersebut bukanlah pedagang besar sehingga pedagang besar harus mengeluarkan biaya untuk penyimpanan, sedangkan penyimpanan yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu bergabung dengan biaya sewa kios karena pedagang pengecer menyimpan barang dagangan di kios sehingga menghemat biaya. Seluruh lembaga tataniaga melakukan fungsi pengangkutan untuk memasarkan ikan asin hingga konsumen akhir. Salah satu biaya terbesar dalam setiap lembaga tataniaga adalah biaya transportasi. Alat transportasi pengangkutan pada pedagang besar berbeda dengan pedagang pengecer, dimana alat pengangkutan dengan menggunakan mobil pick-up sedangkan pedagang pengecer menggunakan becak. Marketing loss dialami oleh setiap lembaga tataniaga. Ikan asin yang tidak laku dijual juga mempunyai nilai walaupun harga yang dijual sangat lebih murah atau setengah dari harga jual ikan asin yang bagus diolah. Ikan asin yang gagal diolah dijual untuk pakan ternak. Fungsi grading tidak dilakukan oleh pedagang besar. Hal ini dikarenakan pada saat produsen menjualan ikan asin ke pedagang besar dilakukan dengan sistem borongan tanpa melihat ukuran ataupun bentuk ikan asin yang dijual dan pedagang besar mengambil atau memilih sendiri ikan asin yang telah diolah dan langsung dijual ke pedagang pengecer. Setiap lembaga tataniaga melakukan pembiayaan sendiri atas semua kegiatan tataniaga ikan asin. Besar kecilnya pembiayaan tergantung kepada besar kecilnya volume ikan asin. Berdasarkan penjelasan di atas maka indentifikasi masalah 4 terjawab. Universitas Sumatera Utara

5.5. Share margin pada masing-masing lembaga tataniaga ikan asin di daerah penelitan