Penelitian-Penelitian Sebelumnya Kegunaan Penelitian

marjin keuntungan pengusaha pengolahan ikan tradisional semakin sedikit, kalau permasalahan tersebut diperbaiki, pihaknya yakin hasil olahan ikan tradisional dari Indonesia sebenarnya mudah menembus pasar ekspor. Negara yang komunitas Asianya tinggi merupakan pasar potensial untuk ekspor olahan ikan tradisional, terutama ikan asin. Timur Tengah selama ini mendatangkan ikan asin dari Filipina dan Thailand http:www.warintek.ristek.go.idpangan_kesehatanpanganpiwpikan_asin_basah..

2.1.3. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian Dumora Agustina 2004 mengenai Analisis Ekonomi Usaha Pengolahan Ikan Asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan, kotamadya Medan, propinsi Sumatera Utara bahwa bahan baku yang digunakan dalam penolahan ikan asin adalah ikan segar yang dapat diperoleh dari tempat pelelangan ikan gabion. Biaya bahan baku berdasarkan jenis ikan, untuk biaya terbesar terdapat pada ikan lidah Rp 4.250.000 1000kg dan diikuti oleh ikan gulama Rp 1.886.111,11. Bahan pembantu yang digunakan dalam usaha pengolahan ikan asin adalah garam dan tawas. Penggunaan garam yang dianjurkan untuk digunakan adalah 20-35 dari jumlah bahan baku yang akan diolah. Berdasarkan jenis ikan untuk pemakaian garam tertinggi terdapat pada ikan lidah yaitu Rp 129.166,67 diikuti ikan gulama Rp 82.297,98 sedangkan untuk pemakaian tawas tertinggi adalah ikan gulama Rp 8.181,82. Universitas Sumatera Utara Menurut Dumora, didaerah penelitian usaha pengolahan ikan asin, harga ditentukan oleh pengusaha ikan asin penjual sehingga kedudukan penjual dalam tawar-menawar adalah penentu harga price maker namun untuk ikan asin yang dijual ke pusat pasar maka harga ditentukan oleh pembeli agen sehingga kedudukan penjual adalah penerima harga price taker. Kisaran harga ikan gulama Rp 5.000,00 – Rp 8.500,00 kg ikan asin, untuk ikan lidah Rp 8.000,00 – Rp 12.000kg dan ikan gabus Rp 10.000 – 12.000kg. Berdasarkan hasil penelitian Aristo Edward 2004 mengenai Sistem Pemasaran Ikan Asin di kelurahan Belawan Bahari, kecamatan Medan Belawan, kotamadya Medan bahwa pengolah langsung menjual produksinya ke pedagang besar di Medan dan pedagang pengecer di Belawan. Rata-rata pembelian ikan asin oleh pedagang besar medan dalam satu bulan adalah 7.353,1 kg, sedangkan pedagang pengecer di Belawan rata-rata sebesar 1.548 kg. baik pedagang besar Medan dan pedagang pengecer Belawan melakukan fungsi-fungsi pemasaran yaitu pembelian, penjualan, packing, pembiayaan, grading, sortasi serta marketing loss. Kemudian ikan asin yang sudah dikemas siap dijual ke pedagang pengecer yang ada dipasaran. Menurut Aristo Edward 2004 struktur pasar yang terjadi untuk masing-masing saluran pemasaran di daerah penelitian berdasarkan jumlah pedagang maupun pembelinya saat terjadi proses jual beli ikan asin tersebut. Ada beberapa struktur pasar yang terjadi untuk masing- masing saluran pemasaran yaitu pasar oligopoly adalah struktur pasar dimana terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli dan harga jual ditentukan oleh penjual. Pada pasar oligopsoni adalah bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual dan beberapa pembeli, harga Universitas Sumatera Utara jual senantiasa ditentukan oleh pembeli, sedangkan pasar monopsoni adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan hanya satu pembeli, haga jual senantiasa ditentukan secara sepihak. Berdasarkan penelitian di dapat bahwa pasar yang terjadi adalah paar ologopsoni, sedangkan dari pedagang besar ke pedagang pengecer terdapat cukup banyak pembeli, sehingga struktur pasal terjadi adalah oligopoli.

2.2. Landasan Teori