Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN

BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA II KEBUN BASILAM

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

AYU PUTRIKA

062101152

D-III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sejak awal sampai dengan selesainya tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga penulis, khususnya Ayahanda dan Ibunda tercinta, Supriyanto

dan Eliyana Rosa yang penuh rasa kasih sayang dan kesabaran telah mengasuh, mengasihi, dan mendidik, serta berkat doanya penulis berhasil menyelesaikan pendidikan di program Diploma ini, adik penulis, Anggi Natasia, serta teristimewa buat Muhammad Isa atas dukungan dan perhatiannya selama ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Pengelolah D-III

Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Pengelolah D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta selaku Dosen


(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR TABEL ……….. v

DAFTAR GAMBAR ………. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Perumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ……… 8

B. Jenis Usaha / Kegiatan ……….. 12

C. Struktur Organisasi ………... 14

D. Job Description ………. 16

E. Kinerja Usaha Terkini ……… 20

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ……….. 22

BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Anggaran Biaya Operasional ………... 23


(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………... 36

B. Saran ……….. 37

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 2.1 ………. 12

TABEL 2.2 ………. 21

TABEL 2.3 ………. 21

TABEL 3.1 ………. 27

TABEL 3.2 ………. 27

TABEL 3.3 ………. 28

TABEL 3.4 ………. 33

TABEL 3.5 ………. 34


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 ……… 13


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan bertujuan mencapi laba, Karena dengan adanya laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak terkecuali semuanya ingin berkembang. Besarnya laba yang diperoleh tergantung pada kondisi keuangan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, serta kondisi perekonomian secara umum.

Untuk memenangkan persaingan yang semakin pesat, perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada pada perusahaan. Dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, maka kegiatan-kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, jenis kegiatan maupun volume kegiatan yang dilaksanakan. Agar kegiatan dalam perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi, perusahaan harus membuat perencanaan kerja, perencanaan biaya, dan berbagai teknik yang lebih rasional.

Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan menyebabkan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Hal ini mengaharuskan perusahaan untuk membuat perencanaan yang cermat. Untuk menghasilkan laba yang diharapkan, perusahaan perlu melakukan kegiatan fungsional diberbagai


(10)

Untuk dapat mengkoordinasi semua kegiatan diseluruh bagian atau fungsi, manajemen harus menyusun perencanaan bisnis secara komperhensif sehingga semua manajer pada masing-masing bagian tahu apa yang harus dikerjakan. Pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan atau sistem dan prosedur yang jelas. Untuk itulah diperlukan perencanaan dan pengawasan sistem anggaran.

Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan bertanggung jawab dan bagaimana jika terjadi kegagalan. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Sule (2006:97) fungsi perencanaan adalah sebagai pengarah, sebagai minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi pemborosan sumber daya, dan sebagai penetapan standar pengawasan kualitas. Perencanaan dapat terbagi kepada perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan juga dapat dibagi menjadi perencanaan sekali pakai dan perencanaan yang berkelanjutan. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan diterapkan ternyata tidak


(11)

berjalan dalam implementasi sehingga tujuan perusahaan menjadi tidak terwujud. Untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu, what (apa), why (mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how (bagaimana). Pertanyaann seputar what terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar where adalah mengenai dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Petanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait dengan misalnya kualifikasi orang yang akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu seputar how terkait dengan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: (a.) Faktual atau realistis. Artinya apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan. (b.) Logis dan rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. (c.) Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa perencanaan


(12)

dapat kita ubah seenaknya. (d.) Komitmen, dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi. (e.)Komprehensif. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

Pengawasan pada dasarnya tidak dipisahkan dengan perncanaan. Pengawasan merupakan usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat tercapai. Fungsi pengawasan adalah evaluasi atau koreksi atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan atau jaminan bahwa tujuan perusahaan dan rencanaya dilaksanakan. Tujuan utama pengawasan adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standarnya dan tercapai tingkat yang diharapkan dari prestasi kerja dan juga agar dapat menjamin hal-hal yang dapat diharapkan atau ditetapkan, dan untuk melihat apakah pengawasan yang dilakukan oleh perencanaan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Menurut Sule (2006:326)beberapa gejala umum dalam perusahaan yang memerlukan pengawasan: a) Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya. b) Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan dari pelanggan. c) Ketidakpuasan pegawai atau karyawan (teridentifikasi dari adanya keluhan karyawan , produktivitas kerja yang menurun, dan lainnya). d) Berkurangnya kas perusahaan. e) Banyaknya pegawai atau karyawan yang menganggur. f) Tidak terorganisasinya setiap


(13)

pekerjaan dengan baik. g) Biaya yang melebihi anggaran. h) Adanya penghamburan dan inefisiensi.

Secara umum, langkah-langakah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan terdiri dari penetapan standard an metode penilaian kinerja, penilaian kinerja, membandingkan antara kinerja dengan standar, dan pengambilan tindakan koreksi. Terdapat dua sistem pengawasan yang dapat diterapkan untuk mempertahankan konsistensi dari suatu fungsi pengawasan, yaitu system pengawasan tradisional dan sistem pengawasan yang berdasarkan komitmen.

Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisen dan efektif. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan maka harus dianalisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan baik dan meminimalisasi kebocoran dana biaya operasional.

Berdasarkan uraian diatas dan melihat begitu pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian yang khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam bentuk tugas akhir dengan judul


(14)

“Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Biaya Operasional Pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN BASILAM”.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian diketahui bahwa perusahaan dalam melakukan pengawasan biaya operasional haruslah diketahui secara baik. Permasalahan yang dihadapi setiap perusahaan dapat berbeda satu dengan lainnya. Permasalahan ini membutuhkan suatu pemecahan untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini yakni “Bagaimanakah peranan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional guna mencegah penyimpangan anggaran biaya operasional”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Menerapkan anggaran sebagai alat untuk perencanaan dan pengawasan

biaya operasional.

2. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan dalam

menanggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan tersebut.


(15)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan penulis tentang bagaimana cara untuk

merencanakan dan mengawasi suatu anggaran biaya operasional.

2. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan informasi kepada pemimpin perusahaan dalam

mengambil keputusan untuk menyusun suatu anggaran biaya operasional

di masa yang akan datang.

3. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan referensi serta

pembanding untuk penulisan tugas paper di masa yang akan datang.


(16)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas

Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak dibidang usaha Pertanian dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A. 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara No. 52 tahun 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 No. 10/1977/PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Perkebunan II disingkat “PT Perkebunan II" merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.

Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1975. Pada tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut diatas telah dirubah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan


(17)

kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman Nomor C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20 September 1991.

Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH Nomor 6 tanggal 1 April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH Nomor 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disyahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negera RI Nomor 81. Pendirian Perusahaan yang merupakan hasil peleburan PTP-II dan PTP-IX berdasarkan Peraturan Pemerintah Ri Nomor 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte Notaris Sri Rahayu H. Prastyo, SH.1:34 PM 7/21/2008.

Adapun visi dan misi dari perusahaan ini yaitu : VISI

Mewujudkan PT Perkebunan Nusantara II (Persero) menajadi Perusahaan agribisnis yang maju dan sehat serta memiliki daya saing yang kuat.


(18)

M I S I

1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan sektor perkebunan bagi

pendapatan nasional yang diperoleh dari produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri.

2. Menyedikan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup petani plasma/PIR dan Petani Tebu Rakyat serta karyawan perkebunan pada khususnya.

3. Memelihara kekayaan alam khususnya dan menjaga kelestarian alam serta

meningkatkan kesuburan tanah, sumber dan tatanan air.

PTPN II mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao,gula dan tembakau dengan areal konsesi seluas 103.860 hektar. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 61.577 ha, karet 11.265 ha dan kakao seluas 7.370 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN II juga mengelola areal Plasma milik petani seluas 25.250 ha untuk tanaman kelapa sawit. Disamping itu PTPN II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 16.046 ha, tediri dari tebu sendiri (TS) 14.474 ha dan tebu rakyat (TR) 1.572 ha, sedangkan tanaman tembakau ditanam pada areal seluas 2.443 ha.

Kebun Basilam adalah salah satu Kebun PTP Nusantara – II Tanjung Morawa. Terletak di Kecamatan Sei Wampu Kabupaten Langkat, lebih kurang 80 km dari Kodya Medan, dengan data sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Bukit Karya dan Tahun XX.


(19)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Gohor Lama.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan PJR Bukit Dingding dan Sungai

Besilam.

Keadaan tanah ( Topografi Tanah ) sebagian besar berbukit (+/- 70%), bergelombang ( +/- 20% ) dan datar ( +/- 10% ), tinggi +/- 45 meter dari permukaan lain. Jenis tanah Podsolik Merah Kuning dengan tekstur liat berpasir.

Kebun basilam ini adalah bekas perusahaan perkebunan swasta asing yang didirikan pada tahun 1920 – 1957. Dinamakan GEO WEHRYX & CO, terdiri dari 2 perkebunan yaitu :

1. Kebun Basilam yang mempunyai areal mulai dari Afdeling II ( Dua ),

Afdeling I ( Satu ) hingga Bukit Dingding.

2. Kebun Bukit Lembasah yang mempunyai areal mulai dari Afdeling III

(Tiga), Afdeling IV ( Empat ) sampai dengan Batu VIII.

Luas areal Kebun Basilam adalah 2.338 Ha yang terdiri dari :

1. Luas Tanaman Karet = 2.239,80 Ha

2. Luas Tanaman K. Sawit = 50,00 Ha

3. Luas Pondok ( Perumahan Karyawan ) = 19,46 Ha

4. Luas Jalan = 19,11 Ha

5. Luas Jurang = 9,48 Ha

6. Luas Pinjam Pakai Pos Polisi = 0,15 Ha

Jumlah = 2.338,00 Ha

Pada tahun 1957 – 1960 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia kedalam perusahaan Perkebunan Negara, baru dinamakan Kebun


(20)

Basilam Bukit Lembasah ( BBL ). Pada tahun 1963, Reorganisasi perusahaan perkebunan berubah dari PPN Sumut – II Kebun Basilam Bukit Lembasah menjadi PPN Antan – II, dan pada tahun 1968 dirubah menjadi PNP II Kebun Basilam Bukit Lembasah. Pada tahun 1976 diubah lagi menjadi PT. Perkebunan II Kebun Basilam, dan pada tahun 1996 hingga sekarang menjadi penggabungan antara PTP – II dengan PTP IX menjadi PTP Nusantara – II Tanjung Morawa Kebun Basilam ( disingkat BM dan pada tahun 2007 sampai sekarang disingkat BAS ).

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari perusahaan, berikut disajikan komposisi Tenaga Kerja Kebun Basilam per 01 November 2008 :

TABEL 2.1

Komposisi Tenaga Kerja Kebun Basilam Per 01 November 2008

No Uraian

Tahun 2008 Jumlah

Karyawan Keterangan

Pria Wanita

1. 2. 3. Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Honorer 7 449 1 - 74 - 7 523 1

Jumlah 457 74 531

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

B. Jenis Usaha / Kegiatan

Jenis usaha atau kegiatan dari perusahaan ini yaitu pengolahan produksi karet. Kebun Basilam memiliki pabrik pengolahan karet ( Sheet ) yang berada di tengah – tengah areal dengan kapasitas 8.000 kg KK/ hari. Berikut gambar flow proses pengolahan pabrik sheet.


(21)

Gambar 2.1

Flow Proses Pengolahan Pabrik Sheet Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Tempat penerimaan latex

Latex/cup lumps TPH lapangan

Bak penampungan latex

Latex Bubur

Cup Lumps Pabrik Crumb

Rubber

Talang latex

Bak Koagulan

Talang Slab

Sheeter

Lori Sheet

Sortasi Kamar Asap


(22)

C. Struktur Organisasi

Pada umumnya setip perusahaan memiliki struktur organisasi. Bagi perusahaan besar maupun kecil struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting, dimana struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan dari hubungan – hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi maupun orang – orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dari dalam suatu organisasi. Secara garis besar struktur organisasi menunjukkan susunan jabatan, siapa atasan yang memberi perintah dan siapa yang bertanggungjawab kepada atasan dalam melaksanakan perintah tersebut.

Struktur organisasi yang baik akan membantu proses pencapaian tujuan organisasi, karna keseluruhan tugas yang ada akan dibagi menurut unit atau bagian. Dengan demikian unit atau bagian yang ada dalam perusahaan akan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan yang lain. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan tergantung dari macam / jenis perusahaan, kegiatannya, dan pertimbangan – pertimbangan lain. Dalam manajemen dikenal bentuk organisasi baris, organisasi garis dan staf, organisasi fungsional, dan organisasi matriks. Sedangkan sistem organisasi yang dipakai oleh PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam adalah sistem organisasi garis, dimana setiap karyawan akan menerima tugas dari seorang atasan dan bertanggung jawab kepada atasannya sesuai dengan tugas yang diberikan. Berikut adalah Bagan Organisasi PT. Perkebunan Nusantara – II Tanjung Morawa Kebun Basilam.


(23)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Manager Ir. G. SIPAHUTAR

K.D. Tanaman Ir. A.G. HASIBUAN

Asisten Afd I J. Siahaan, SP KHTP = 83 KHTW = 15

JLH = 98

Asisten Afd II Ir. A.G Hasibuan KHTP = 83 KHTW= 11

JLH = 94

Asisten Afd III

K. Muliady, SP

KHTP = 100 KHTW= 19

Asisten Afd IV

J. Saragih, SP KHTP = 99 KHTW= 14

JLH = 113

Asisten Tanaman / Pabrik

Ir. M. Muslim KHTP = 59 KHTW= 11

JLH = 61

KTU Rudi Manurung, SE KHTP = 45 KHTW= 4

JLH = 49

Asisten Umum

BAPAM S. Surbakti


(24)

D. Job Description Manager :

1. Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan (Policy) yang telah digariskan oleh perusahaan.

2. Sebagai perpanjangantangan direksi

3. Membuat anggaran biaya kebun tahunan.

4. Mempertanggungjawabkan pencapaian produksi dalam bentuk produksi

lapangan dan produksi pabrik sesuai dengan target yang telah di anggarkan.

5. Mengendalikan kegiatan harian opersional kebun dan membuat laporan

manajemen tiap bulan.

6. Mengkoordinir pelaksanaan tugas para bawahan yakni Askep, para

Asisten ( Tanaman, KTU, Bapam, Teknik, dan lain – lain ).

7. Melakukan evaluasi kinerja bulanan, triwulan, semester, dan tahunan. 8. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh Direksi. Kepala Dinas Tanaman :

1. Membantu manager kebun dalam hal pencapaian produksi serta dalam

pelaksanaan tugas – tugas operasional di unit kebun baik dalam bidang perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pengawasan yang menyangkut bidang tanaman sesuai sistem dan prosedur baku.

2. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan manager


(25)

3. Melakukan / melaksanakan tugas – tugas khusus yang disampaikan oleh manager yang berkaitan dengan operasional perusahaan.

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja.

5. Koordinator dari setiap asisten afdeling, baik dalam hal pemasukan hasil panen dari seluruh afdeling bagi kepentingan pengolahan pabrik maupun dalam mencapai target atau sasaran.

6. Menyusun, mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap

penyimpangan kerja operasional di lapangan.

7. Mengendalikan biaya agar kegiatan operasional berjalan efektif dan

efisien.

8. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Biaya unit

kebun ( RKAP Kebun ). Asisten :

1. Membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan ( RKAP ) Afdeling sesuai

dengan norma – norma yang telah ditentukan.

2. Memasok hasil panen sesuai kapasitas pabrik dan sesuai target harian

dengan tetap memperhatikan standar mutu.

3. Mengendalikan biaya operasonal agar pekerjaan berjalan efektif dan

efisien.

4. Asisten membantu manager dalam hal : menyusun rencana anggaran biaya

kerja per tahun, semester, triwulan, dan bulanan sesuai dengan satuan luas yang diawasi, dalam hal ini yaitu wilayah afdeling masing – masing.


(26)

5. Memberikan informasi / saran penting kepada kepala dinas tanaman atas jalannya operasional perusahaan.

6. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh kepala dinas

tanaman.

Asisten Teknik / Pengolahan / Pabrik :

1. Membantu manager dalam pengolahan bidang tekhnik, transport, dan sipil.

2. Bertanggungjawab kepada manager dalam hal kinerja pabrik dan

pengolahannya.

3. Memonitor / mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga

diperoleh harga pokok serendah mungkin.

4. Mengevaluasi / memonitor pemakaian spare part pabrik serta bahan –

bahan proses pengolahan seefisien dan seefektif mungkin.

5. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber dana dan sistem kerja di

pabrik serta mengambil langkah – langkah penyelesaian jika terjadi gejolak / penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di pabrik.

6. Mengkoordinir personil proses pengolahan dan teknik untuk mencapai

target produksi dan mutu serta mengusahakan dan menjaga mutu produksi sesuai standart.

7. Membuat permintaan peralatan / bahan – bahan laboratorium dan bahan –

bahan pembantu proses pengolahan melalui DPBB serta mengawasi pemakaiannya selama proses pengolahan berlangsung.


(27)

KTU :

1. Membantu manager dalam melaksanakan tugasnya di bidang administrasi

dan keuangan.

2. Menyampaikan saran – saran tentang kondisi keuangan dan administrasi

yang berkaitan dengan operasional perusahaan kepada manager. 3. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perkantoran.

4. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana. Menyimpan uang kas

dan surat – surat berharga milik perusahaan

5. Melakukan inspeksi secara berkala ke kantor unit afdeling dalam lingkup kebun serta menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan terhadap hasil kerja bidang administrasi.

6. Pengawasan dan pengendalian terhadap persediaan barang / bahan. 7. Melaksanakan standart biaya dan fisik.

8. Melaksanakan tugas – tugas khusus yang diberikan oleh manager. Asisten Umum

Membantu manager dalam hal :

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ( SDM ) atau Personalia.

2. Hubungan Masyarakat ( HUMAS ) atau Bidang Umum.

3. Hal – hal yang terkait dengan instansi – instansi yang terkait, baik yang ke dalam maupun yang ke luar perusahaan.


(28)

BAPAM ( Bintara Pengaman ) :

1. Tenaga honorer dari kesatuan TNI yang bertugas membantu manager

dalam bidang keamanan kebun dari gangguan – gangguan yang berasal dari pihak luar maupun dari dalam perusahaan / kebun.

2. Membina hubungan dengan aparatur terkait seperti POLRI / TNI.

3. Menggunakan biaya keamanan sesuai persetujuan manager.

4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan bidang Keamanan

5. Melakukan inspeksi / patroli secara sistematis dan melakukan pengawasan terhadap keamanan asset perusahaan, tenaga kerja, beserta keluarganya. Serta penjagaan keamanan atas tamu – tamu luar yang berkunjung ke areal lokasi perumahan / dengan upaya seleksi, pengamatan yang dianggap perlu

6. Menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkan hasil kerja di bidang

keamanan. Dan melakukan pengusutan awal atas suatu kasus yang telah dilimpahkan oleh manager.

7. Membuat laporan pertanggungjawaban atas hasil kerja keamanan.

8. Bekerja sama dengan regu hansip dalam melaksanakan tugas – tugas

keamanan kebu E. Kinerja Usaha Terkini

Sampai dengan saat ini PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Basilam telah memproduksi karet jenis RSS 1 yang merupakan jenis bahan baku siap ekspor dengan kualitas unggulan. Berikut adalah data produksi 6 tahun terakhir.


(29)

TABEL 2.2

Data Produksi Karet Perusahaan Selama 6 Tahun Terakhir

THN

LUAS HA

Produksi Efektif (L+C) Potensi Kg/Ha

KET (%)

REAL RKAP REAL RKAP

2003 1.848,28 1.534.994 2.034.630 830 1.011 82,09

2004 1.789,13 1.815.503 2.034.850 1.015 1.137 89,27

2005 1.976,30 1.423.214 2.034.414 720 1.029 69,97

2006 1.605,59 1.051.209 1.892.126 655 1.179 55,55

2007 1.605,44 828.290 1.414.900 516 900 57,33

2008 1.605,44 643.782 1.065.700 401 663 60,48

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Berikut adalah harga pokok Rp / Kg sampai dengan September 2008 yaitu :

TABEL 2.3

Harga Pokok Rp/Kg Sampai Dengan Bulan September 2008

Uraian Realisasi RKAP +/- Rp/Kg +/- %

Excl. Penyusutan

21.684,67 17.093,87 4.590,80 26,86

Incl. Penyusutan

23.475,77 18.420,64 5.055,13 27,44

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa kondisi hasil produksi dari karet pada perusahaan ini naik turun. Terlebih lagi pada tahun 2006 yang turun secara drastis dari 69% menjadi 55%. Namun, hal ini tidak berlangsung terus karna pada tahun – tahun berikutnya ada suatu peningkatan hasil produksi yang signifikan yang diikuti pula oleh peningkatan harga pokoknya.

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

Rencana kegiatan perusahaan yang akan segera dilaksanakan adalah peremajaan kembali tanaman yang sudah tua yang tidak lagi menghasilkan. Dengan cara, mengganti semua pohon yang sudah tua yang tidak lagi


(30)

mengahasilkan bahan baku dengan tanaman baru. Dimulai dengan menebang pohon yang tidak lagi menghasilkan kemudian di tanam bibit baru dengan melakukan perawatan dan pemupukan yang teratur maka bibit tersebut akan tumbuh subur dan mengahasilkan bahan baku produksi.


(31)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Anggaran Biaya Operasional

Menurut Reksohadiprodjo (2000:21) perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan. Fungsi perencanaan manager meliputi usaha pemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Jelas usaha tersebut merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi jalannya perusahaan diwaktu-waktu yang akan datang.

Biaya operasional merupakan elemen yang penting dalam pembentukan laba pada suatu perusahaan. Oleh karena itu harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya pada PTPN II Kebun Basilam ini dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal. Pada struktur organisasi telah dijelaskan bahwa masing-masing bagian diberi otoritas untuk menyusun anggarannya sendiri. Penyusunan rencana biaya berpedoman kepada data dan informasi atau realisasi anggaran-anggaran pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun atau periode anggaran berikutnya.

Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang pelaksanaannya lebih dari 1 tahun, anggarannya disusun sesuai kebutuhan atau


(32)

anggaran berjalan dianggap hangus. Bila rencana kerja tersebut tetap akan dilaksanakan harus dianggarkan tahun berikutnya. Selanjutnya, proses penyusunan anggaran akan dijelaskan dibawah ini:

Proses Penyusunan Anggaran

Penyusunan usulan rencana kerja anggaran perusahaan dilaksanakan secara bertingkat sebagai berikut:

1. Penyusunan anggaran ditingkat cabang atau unit usaha

Berdasarkan arahan direksi yang didistribusikan oleh komisi anggaran pusat maka cabang atau unit menyiapkan usulan anggaran cabang atau unit usaha masing-masing.

2. Penyusunan anggaran ditingkat kantor pusat

Komisi anggaran kantor pusat melakukan evaluasi terhadap setiap usulan anggaran cabang atau unit usaha yang disampaikan ke kantor pusat. Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan apakah arahan direksi telah dijabarkan dengan benar pada usulan anggaran cabang atau unit usaha yang bersangkutan. Usulan anggaran masing-masing cabang yang telah dibahas bersama kemudian digabung dikantor pusat menjadi usulan RKAP konsolidasi untuk disampaikan kepada Direksi. Direksi melakukan pembahasan dengan komisi anggaran kantor pusat atas usulan RKAP tersebut. Usulan tersebut disampaikan kepada pemegang saham dan dewan komisaris.


(33)

Proses Pembahasan Anggaran

Proses pembahasan anggaran dalam hal ini dimaksudkan adalah tahapan pembahasan diluar organisasi PTPN II Kebun Basilam, yaitu proses pembahasan usulan RKAP ditingkat Dewan Komisaris dan di tingkat Pemegang Saham.

Sedangkan proses pembahasan anggaran ditingkat cabang maupun proses pembahasan anggaran ditingkat kantor pusat telah dilakukan pada tahap penyusunan anggaran baik ditingkat cabang maupun dan unit usaha maupun ditingkat kantor pusat.

Adapun dasar perencanaan biaya adalah :

1. Anggaran dari tahun sebelumnya

2. Realisasi dari anggaran tahun berjalan

3. Saran tindak lanjut terhadap penyimpangan anggaran yang terjadi

Berdasarkan anggaran dari tahun-tahun sebelumnya bagian keuangan dan akuntansi mengadakan evaluasi serta mengambil keputusan apakah anggaran itu masih dapat dipertahankan atau harus diganti (disusun) anggaran yang baru. Kemudian anggaran tersebut dibandingkan dengan realisasi perkiraan yang terjadi. Perencanaan biaya yang terjadi di PTPN II Kebun Basilam.

Kebutuhan perusahaan akan kas merupakan hal yang mutlak agar perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya. Gambaran aktivitas perusahaan dituangkan dalam perencanaan. Oleh sebab itu perusahaan ini menyusun perencanaan kas. Untuk dapat menentukan berapa jumlah kas yang dibutuhkan


(34)

perencanaan kas yang dituangkan dalam bentuk anggaran kas. Tujuan utama dari perencanaan tersebut adalah untuk menjalankan aktivitas perusahaan, dan menjaga atau menghindari gangguan likuiditas perusahaan. PTPN II Kebun Basilam ini menetapkan persediaan kas minimal yaitu jumlah kas yang harus dipertahankan pada perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.

Anggaran dari masing-masing kepala bagian yang dimulai dari keadaan fisik dan non fisik dari sub bagian yang diajukan kepada General Manager. General Manager dan Kepala Bagian mengadakan rapat yang dinamakan dengan rapat manajer, anggaran tersebut diserahkan kepada Kepala Keuangan dan Sub Bagian Pembukuan untuk ditinjau Sub Bagian Pembukuan kemudian menyusun anggaran pendapatan, biaya pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang dikaitkan dengan arus kas. Anggaran ini setiap triwulan akan dibandingkan dengan realisasinya untuk melihat perbedaan yang timbul. Perbedaan ini akan didiskusikan dengan pimpinan perusahaan.

PTPN II Kebun Basilam membuat tahapan-tahapan anggaran yang terjadi, seperti:

1. Ramalan Anggaran Pendapatan

Ini merupakan rencana pendapatan yang akan dilakukan perusahaan yang disusun berdasarkan realisasi dari anggaran tahun sebelumnya, juga dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi pendapatan. Anggaran pendapatan ini disusun sekali dalam setahun dan pada akhir tahun buku. Penyusunan anggaran ini merupakan langkah pertama didalam perencanaan biaya,


(35)

sebab dalam anggaran ini ditetapkan berapa jumlah pendapatan yang harus dicapai perusahan agar dapat menutupi biaya yang akan direncanakan kemudian.

2. Anggaran Biaya Operaasional Langsung

Setelah diketahui jumlah pendapatan yang direncanakan, tahap selanjutnya membuat perencanaan biaya operasi. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan yang dilakukan perusahaan memerlukan biaya. Penyusunan anggaran ini berdasarkan pendapatan yang diperoleh dengan memperhatikan kemampuan bagian pusat pelayanan untuk memberikan pendapatannya.

TABEL 3.1

PTPN II KEBUN BASILAM

ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG TAHUN 2006

(Dalam Satuan Rupiah)

Uraian Jumlah

Biaya Pegawai Biaya Administrasi

518.578.678 13.800.000

Total 532.378.678

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

3. Anggaran Biaya Operasional Tidak Langsung

Penyusunan anggaran biaya ini adalah untuk mendukung anggaran operasi langsung yang berdasarkan realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan memperhatikan keadaan internal dan eksternal perusahaan.


(36)

TABEL 3.2

PTPN II KEBUN BASILAM

ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TIDAK LANGSUNG TAHUN 2006

(Dalam satuan Rupiah)

Uraian Jumlah

Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Amortisasi Biaya Asuransi Biaya Sewa Biaya Umum 1.224.799.149 402.603.216 46.121.828 2.124.025 254.795.490 1.654.128.197

Total 3.584.571.905

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

4. Anggaran Rugi Laba

Penyusunan terakhir adalah membuat anggaran rugi laba. Setelah perusahaan membuat anggaran pendapatan dan merencanakan anggaran biayanya, barulah perusahaan biasa mengkalkulasi berapa rugi laba yang diperoleh perusahaan untuk periode berjalan ini. Hal ini berguna untuk mengefisiensikan biaya yang dianggarkan.

TABEL 3.3

PTPN II KEBUN BASILAM ANGGARAN LABA RUGI

TAHUN 2006 (Dalam satuan rupiah)

Uraian Jumlah

Pendapatan Bersih Beban Operasional:

Beban Operasional Langsung 532.378.678 Beban Operasional Tidak Langsung 3.584.571.905 Total Beban Operasional

14.164.538.747

4.116.950.583

Laba Rugi Operasional 10.047.588.164


(37)

B. Pengawasan Anggaran Biaya Operasional

Menurut Reksohadiprodjo (2000:63) pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana membatasi tindakan-tindakannya memcapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan. Makin jelas, lengkap dan terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula pengawasannya. Pengawasan itu terdiri dari penentuan standar-standar, pengawasan/supervisi kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar, serta kegiatan mengkoreksi kegiatan atau standar.

Pengawasan anggaran biaya operasional ini timbul karena adanya pencatatan yang langsung diambil dari lembaran laporan pengiriman dan surat atau daftar permintaan pemakaian,sehingga apa yang terjadi dalam perusahaan akan tercermin pula atau dengan kata lain pengawasan berfungsi sebagai pembanding antara kenyataan yang terjadi dengan perencanaan yang dibuat dengan membuat alat pengukur, melakukan evaluasi secara berkala dan melakukan koreksi langsung setiap terjadi kesalahan.

Pengawasan anggaran biaya operasional pada PTPN II Kebun Basilam dilakukan melalui anggaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa anggaran selain sebagai alat perencanaan juga sekaligus sebagai alat pengawasan. Evaluasi terhadap anggaran dilakukan adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau


(38)

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan. Apabila ada terjadi suatu kesalahan maka akan diadakan proses koreksi atau perbaikan untuk anggaran periode berikutnya. Dan evaluasi anggaran periode berjalan juga akan dialkukan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian rencana kerja, selalu diadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran.

Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional, penulis membandingkan anggaran dengan realisasinya dari semua perkiraan-perkiraan yang terdapat didalam anggaran biaya operasional tersebut.

1. Pengawasan anggaran biaya penjualan

PTPN II Kebun Basilam menyusun langkah-langkah pengawasan anggaran biaya penjualan, yaitu:

a. Pengawasan langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan

ikut serta terlibat dalam penyusunan anggaran biaya penjualan pada awal bulan.

b. Pimpinan perusahaan akan memeriksa jumlah pelunasan piutang

yang akan diterima dan membandingkan biaya realisasi dengan anggaran biaya penjualan yang telah disusun.

2. Pengawasan anggaran biaya administrasi dan umum

PTPN II Kebun Basilam melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat anggaran biaya administraasi dan umum pada awal


(39)

b. Mengalokasikan setiap jenis biaya administrasi dan umum kebagian keuangan atau pembukuan.

c. Pengawasan anggaran biaya overhead

PTPN II Kebun Basilam dalam melakukan pengawasan anggaran biaya overhead dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Memperkirakan biaya pemeliharaan mesin dan menganalisamya

b. Menghitung penyusutan mesin

c. Membuat anggaran biaya

Evaluasi terhadap anggaran dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan. Apabila ada kelemahan maka akan diambil tindakan korektif untuk anggaran periode berikutnya. Evaluasi tidak hanya terbatas pada evaluasi akhir periode. Perusahaan menganut prinsip fleksibilitas anggaran, artinya dalam rangka mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran. pelaksanaan anggaran pada PTPN II Kebun Basilam didalam hubungan dengan pengawasan anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut:

a. Laporan realisasi anggaran bulanan

Berdasarkan laporan realisasi anggaran, khususnya anggaran biaya bulanan dari masing-masing cabang atau unit usaha disusun laporan evaluasi realisasi anggaran bulanan oleh masing-masing penanggungjawab anggaran . Laporan evaluasi realisasi anggaran khususnya biaya-biaya bulanan berisi analisa penyimpangan anggaran dan tindak lanjut terhadap penyimpangan anggaran.


(40)

b. Laporan realisasi anggaran triwulan

Proses pengawasan anggaran operasional pelaksanaan anggaran triwulan pada hakikatnya merupakan kompilasi dan akumulasi dari pelaksanaan pengendalian anggaran operasional bulanan yang menjadi bagian triwulan yang bersangkutan.

c. Revisi anggaran

Revisi anggaran dilakukan apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak terakomodasi sebelumnya sehingga membuat anggaran tidak dapat berfungsi sebagai pedoman kerja dan alat pengawasan manajemen dengan efektif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengawasn anggaran biaya operasional adalah terlebih dahulu menyusun dasar dari pengawasan tersebut. Adapun dasar pengawasan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode variance (penyimpangan). Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional, penulis membandingkan anggaran dengan realisasi yang terjadi.

Menurut Sule (2006:334) semakin sedikit penyimpangan anggaran yang terjadi, maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan dalam hal penganggaran ini, artinya apa yang telah dianggarkan perusahaan memang sesuai dengan apa yang dibelanjakan, ataupun sebaliknya, apa yang telah dibelanjakan sesuai dengan apa telah dianggarkan. Akan tetapi penyimpangan anggaran tersebut memiliki dua kemungkinan, yaitu penyimpangan yang diinginkan dan penyimpangan yang tidak diinginkan. Penyimpangan yang diinginkan adalah penyimpangan anggaran dari aktual dan yang dianggarkan di mana penyimpangan yang terjadi memberikan arus kas masuk yang lebih baik bagi perusahaan. Penyimpangan


(41)

yang tidak diinginkan yaitu terjadinya penyimpangan yang mengakibatkan arus kas keluar perusahaan bertambah banyak.

1. Pengawasan pendapatan

Pengawasan intern kas yang dilakukan pada perusahaan ini adalah dengan menciptakan prosedur-prosedur yang dapat mencegah atau memperkecil kesempatan berbuat curang. Menerapkan sistem pengawasan intern dengan menyelenggarakan sistem akuntansi yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Kasir bertanggung jawab atas penerimaan, penyimpangan dan pengeluaran uang kas. Semua yang diterima harus dibuktikan dengan pembuatan bukti masuk. Formulir ini mencakup bukti masuk, bukti penerimaan, atau kuitansi. Bukti masuk yang dimaksud adalah suatu formulir yang diberi nomor tercetak dan digunakan atau dikeluarkan secara berurutan. Jika memberi tanda penerimaan kas dalam bentuk cek atau giro, maka nomor cek atau giro harus dicantumkan dalam bukti masuk untuk memudahkan pengecekan bila diperlukan.

Semua penerimaan kas dalam bentuk apa saja harus didepositokan ke bank pada hari kerja berikutnya. Jika letak bank jauh maka dapat ditahan untuk dijadikan dana kerja. Menguangkan cek pihak ketiga dengan menggunakan uang tunai di kas hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Direktur Utama. Pada hari berikutnya, kasir diwajibkan membuat laporan kas harian untuk mengikhtisarkan penerimaan dan pengeluaran kas hari sebelumnya, berdasarkan bukti masuk dan bukti pengeluaran kas yang dikeluarkan pada hari yang bersangkutan


(42)

Formulir bukti masuk adalah formulir yang harus dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu harus disimpan dalam tempat terkunci agar tidak dapat jatuh ketangan orang tidak berwenang yang dapat menggunakan bukti masuk tersebut untuk penyelewengan. Auditor intern dalam pemeriksaan mendadak harus memeriksa bukti masuk yang telah dipakai maupun yang belum dipakai.

2. Pengawasan anggaran biaya operasional langsung

Pengawasan anggaran biaya operasional langsung dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya operasional langsung dengan realisasi yang terjadi di lapangan.

TABEL 3.4

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG TAHUN 2006

(Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Biaya Pegawai Biaya Administrasi 518.578.678 13.800.000 322.613.478 15.291.536 195.965.200 (1.491.536)

Total 532.378.678 337.905.014 194.473.664

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Perbedaan anggaran dengan realisasi anggaran biaya operasional langsung adalah sebesar Rp 194.473.663, perbedaan ini menunjukkan keuntungan dipemakaian biaya. Namun pada pemakaian biaya administrasi terjadi penyimpangan biaya dari anggaran.

3. Pengawasan anggaran biaya operasional tidak langsung

Pengawasan biaya operasional tidak langsung dilakukan untuk mendukung pengawasan anggaran biaya operasional langsung. Karena biaya tidak langsung membantu dalam operasi kerja biaya langsung.


(43)

TABEL 3.5

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TIDAK LANGSUNG

TAHUN 2006 (Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Amortisasi Biaya Asuransi Biaya Sewa Biaya Umum 1.224.799.149 402.603.216 46.121.828 2.124.025 254.795.490 1.654.128.197 524.314.315 364.597.998 45.056.662 2.124.025 254.795.490 1.004.195.532 700.484.834 38.005.218 1.065.166 - - 649.932.665

Total 3.584.571.905 2.195.084.022 1.389.487.883

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Perbedaan yang terjadi antara anggaran biaya operasional tidak lansung dengan relisasinya adalah bersifat menguntungkan, dimana anggaran biaya yang telah dibuat sebesar Rp 3.584.571.905 terealisasi sebesar Rp 2.195.084.022. Selisih sebesar Rp 1.389.487.883, artinya perusahaan dapat menekan pemakaian biaya .

4. Pengawasan anggaran Laba Rugi

Setelah disusun perbandingan anggaran dan realisasinya untuk semua perkiraan biaya yang ada, barulah kemudian disusun anggaran laba rugi serta realisasinya.


(44)

TABEL 3.6

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN LABA RUGI TAHUN 2006

(Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Pendapatan Bersih Total Beban

14.164.538.747 4.116.950.583

9.608.650.343 2.532.989.036

4.555.888.404 2.532.989.036

Laba Rugi Perusahaan 10.047.588.164 7.075.661.307 2.022.899.368

Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Pada akhirnya perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 7.075.661.307. Sedangkan perolehan laba yang dianggarakan sebesar Rp 10.047.588.164.


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang timbul. Dari analisis yang dilakukan penulis terhadap perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional pada PTPN II Kebun Basilam kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Proses penyusunan anggaran pada PTPN II Kebun Basilam dimulai dari

penyusunan anggaran ditingkat cabang atau unit usaha lalu diajukan ke tingkat kantor pusat untuk kemudian dibahas oleh direksi dengan komisi anggaran kantor pusat dan disampaikan kepada pemegang saham dan dewan komisaris.

2. Dalam menerapkan sistem pengawasan intern PTPN II Kebun Basilam

menyelenggarakan sistem akuntansi yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Dilihat dari laba rugi perushaan, anggaran yang dibandingkan dengan

realisasinya, terjadi penyimpangan dari yang dianggarkan sebesar

Rp 10.047.588.164 menjadi Rp 7.075.661.307 saat direalisasikan. Ini

menunjukkan terjadinya penyimpangan anggaran sebesar


(46)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa saran agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional dan dapat meninjau kembali kebijaksanaan yang telah diterapkan. Saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. PTPN II Kebun Basilam telah memiliki sistem dan prosedur yang baik

dalam perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional. Hal ini dapat dilihat penulis dengan tersedianya dokumentasi peraturan dan instruksi secara formal yang merupakan pedoman perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Tetapi dalam hal praktek usaha, tidak dapat dipastikan hal ini telah dijalankan sesuai pedoman, oleh karena tidak adanya alat ukur yang diterapkan.

2. Anggaran dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi namun

mengandalkan anggaran saja tidaklah cukup memadai. Ada baiknya perusahaan menggunakan teknik pengukuran efisiensi melalui laba usaha.

3. Pada masa mendatang pimpinan perusahaan harus dapat lebih menekan


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Accounting Umum Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.

Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Pengawasan Biaya Kebun Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Sule, Ernie Tisnawati. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana.


(1)

Formulir bukti masuk adalah formulir yang harus dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu harus disimpan dalam tempat terkunci agar tidak dapat jatuh ketangan orang tidak berwenang yang dapat menggunakan bukti masuk tersebut untuk penyelewengan. Auditor intern dalam pemeriksaan mendadak harus memeriksa bukti masuk yang telah dipakai maupun yang belum dipakai.

2. Pengawasan anggaran biaya operasional langsung

Pengawasan anggaran biaya operasional langsung dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya operasional langsung dengan realisasi yang terjadi di lapangan.

TABEL 3.4

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL LANGSUNG TAHUN 2006

(Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Biaya Pegawai Biaya Administrasi

518.578.678 13.800.000

322.613.478 15.291.536

195.965.200 (1.491.536) Total 532.378.678 337.905.014 194.473.664 Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Perbedaan anggaran dengan realisasi anggaran biaya operasional langsung adalah sebesar Rp 194.473.663, perbedaan ini menunjukkan keuntungan dipemakaian biaya. Namun pada pemakaian biaya administrasi terjadi penyimpangan biaya dari anggaran.

3. Pengawasan anggaran biaya operasional tidak langsung

Pengawasan biaya operasional tidak langsung dilakukan untuk mendukung pengawasan anggaran biaya operasional langsung. Karena biaya tidak langsung membantu dalam operasi kerja biaya langsung.


(2)

TABEL 3.5

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL TIDAK LANGSUNG

TAHUN 2006 (Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Amortisasi Biaya Asuransi Biaya Sewa Biaya Umum 1.224.799.149 402.603.216 46.121.828 2.124.025 254.795.490 1.654.128.197 524.314.315 364.597.998 45.056.662 2.124.025 254.795.490 1.004.195.532 700.484.834 38.005.218 1.065.166 - - 649.932.665 Total 3.584.571.905 2.195.084.022 1.389.487.883 Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Perbedaan yang terjadi antara anggaran biaya operasional tidak lansung dengan relisasinya adalah bersifat menguntungkan, dimana anggaran biaya yang telah dibuat sebesar Rp 3.584.571.905 terealisasi sebesar Rp 2.195.084.022. Selisih sebesar Rp 1.389.487.883, artinya perusahaan dapat menekan pemakaian biaya .

4. Pengawasan anggaran Laba Rugi

Setelah disusun perbandingan anggaran dan realisasinya untuk semua perkiraan biaya yang ada, barulah kemudian disusun anggaran laba rugi serta realisasinya.


(3)

TABEL 3.6

PTPN II KEBUN BASILAM

PENGAWASAN ANGGARAN LABA RUGI TAHUN 2006

(Dalam satuan rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi Variance

Pendapatan Bersih Total Beban

14.164.538.747 4.116.950.583

9.608.650.343 2.532.989.036

4.555.888.404

2.532.989.036 Laba Rugi Perusahaan 10.047.588.164 7.075.661.307 2.022.899.368 Sumber : PTPN II Kebun Basilam

Pada akhirnya perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 7.075.661.307. Sedangkan perolehan laba yang dianggarakan sebesar Rp 10.047.588.164.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang timbul. Dari analisis yang dilakukan penulis terhadap perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional pada PTPN II Kebun Basilam kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Proses penyusunan anggaran pada PTPN II Kebun Basilam dimulai dari penyusunan anggaran ditingkat cabang atau unit usaha lalu diajukan ke tingkat kantor pusat untuk kemudian dibahas oleh direksi dengan komisi anggaran kantor pusat dan disampaikan kepada pemegang saham dan dewan komisaris.

2. Dalam menerapkan sistem pengawasan intern PTPN II Kebun Basilam menyelenggarakan sistem akuntansi yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Dilihat dari laba rugi perushaan, anggaran yang dibandingkan dengan realisasinya, terjadi penyimpangan dari yang dianggarkan sebesar

Rp 10.047.588.164 menjadi Rp 7.075.661.307 saat direalisasikan. Ini

menunjukkan terjadinya penyimpangan anggaran sebesar Rp 2.022.899.368.


(5)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa saran agar perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional dan dapat meninjau kembali kebijaksanaan yang telah diterapkan. Saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. PTPN II Kebun Basilam telah memiliki sistem dan prosedur yang baik dalam perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional. Hal ini dapat dilihat penulis dengan tersedianya dokumentasi peraturan dan instruksi secara formal yang merupakan pedoman perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Tetapi dalam hal praktek usaha, tidak dapat dipastikan hal ini telah dijalankan sesuai pedoman, oleh karena tidak adanya alat ukur yang diterapkan.

2. Anggaran dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi namun mengandalkan anggaran saja tidaklah cukup memadai. Ada baiknya perusahaan menggunakan teknik pengukuran efisiensi melalui laba usaha. 3. Pada masa mendatang pimpinan perusahaan harus dapat lebih menekan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Accounting Umum Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.

Perusahaan Negara Perkebunan / Perseroan Terbatas Perkebunan. 1975. Buku Pedoman Pengawasan Biaya Kebun Kebun Kelapa Sawit, Karet Dan Teh.

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Sule, Ernie Tisnawati. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana.