51 pengaduan melalui unjuk rasa langsung. Pengaduan rakyat yang masuk ke DPRD Provinsi Jawa Timur pada 2007 meningkat dibanding 2006, yang mencapai
296 buah. Pada 2008, jumlah pengaduan yang masuk menurun menjadi 247 buah.
Kehidupan sosial politik masyarakat Provinsi Jawa Timur sangat dinamis, namun relatif terkendali dan aman. Hal ini terbukti dari pelaksanaan Pemilihan
Gubernur Jawa Timur pada 2008 yang berlangsung sampai dua kali putaran Juli dan November 2008, kemudian melahirkan sengketa Pilkada ke Mahkamah
Konstitusi, dan diputuskan penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan Desember 2008, dan pencoblosan ulang di kabupaten Bangkalan dan Sampang
Januari 2009. Meski suhu politik Jawa Timur selama berlangsungnya Pemilihan Gubernur sempat memanas, namun tidak sampai menimbulkan gangguan
terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat secara keseluruhan. Jumlah organisasi masyarakat yang tercatat pada Badan Kesatuan Bangsa
sampai 2007, meliputi lembaga swadaya masyarakat sebanyak 287 buah, organisasi profesi 64, dan organisasi pemuda 63.
II.6 Kondisi Prasarana Wilayah
Pada 2007, panjang jalan raya di Jawa Timur mencapai 3.900,19 kilometer, terbagai atas jalan nasional 1.899,21 km, dan jalan Provinsi 2.000,98 km.
16,06 Dari total panjang jalan tersebut, 16,06 di antaranya dalam kondisi baik, kemudian 65,18 lainnya dalam kondisi sedang, dan sisanya sebesar 18,76
dalam kondisi rusak ringan dan berat. Jika dilihat panjang jalan Provinsi yang 2.000,98 km, maka 5,35 107,09
km di antaranya dalam kondisi rusak berat; dan 14,58 291,68 km rusak ringan; 75,50 1.510,63 km dalam kondisi sedang; dan 4,58 91,58 km
sisanya dalam kondisi baik. Total
Total jumlah jembatan di Jawa Timur 2.740 buah, dengan panjang 34.385 meter, yang terbagi atas jembatan nasional sebanyak 1.306 buah dengan panjang
21.365 meter, dan jembatan Provinsi 1.216 buah dengan panjang 13.018 meter. Dari total jumlah jembatan tersebut, 2.491 buah 90,91 atau sepanjang 31.463
meter di antaranya dalam kondisi baik. Pelanggaran
terhadap ketentuan
batas muatan
kendaraan ikut
mempercepat kerusakan prasarana transportasi jalan raya. Pada 2007, dari 15 jembatan timbang yang ada di Jawa Timur, tercatat 1.355.692 unit kendaraan
yang melakukan pelanggaran kelebihan muatan. Prasarana
jalan dan
jembatan didukung
pula dengan
prasarana perkeretaapian untuk memperlancar perpindahan orangbarang secara massal,
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas, serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan. Jaringan jalan rel kereta api yang beroperasi pada
2007, sepanjang 986,307 kilometer, terdiri dari lintasan raya 865,139 kilometer, dan lintasan cabang 121,168 kilometer.
Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonialisme Hindia-Belanda. Jalur kereta api di Jawa Timur terdiri atas jalur utara Surabaya
Pasar Turi-Semarang-Jakarta, jalur tengah Surabaya Gubeng-Yogyakarta- Jakarta,
jalur lingkar
selatan Surabaya
Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono- Surabaya, dan jalur timur Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi. Jawa Timur
juga memiliki sistem transportasi kereta komuter dengan rute Surabaya-Sidoarjo- Porong, Surabaya-Lamongan-Babat, Surabaya-Mojokerto, dan Malang-Kepanjen.
Pelabuhan Internasional Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional, regional, dan lokal lainnya
meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo,
Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten
Sumenep
Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Brondong di Kabupaten Lamongan, Pelabuhan
Paiton di Kabupaten Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep
Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, yakni Ujung- Kamal menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura dan Pelabuhan Ketapang
menghubungkan Banyuwangi
dan Gilimanuk,
Bali, Pelabuhan
Kalianget menghubungkan Madura dan wilayah kepulauan, serta Pelabuhan Jangkar di
Situbondo. Pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura saat ini memasuki tahap penyelesaian akhir, diperkirakan pada
2009 ini dapat dioperasikan. Bandara Internasional Juanda di Waru, Sidoarjo menghubungkan Jawa
Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Bandara lainnya adalah Bandara Abdul Rachman Saleh di Kabupaten Malang, Bandara Noto
Hadinegoro di Kabupaten Jember, Bandara Iswahyudi di Madiun, Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep, serta Bandara di Kabupaten Banyuwangi.
Penjajakan rencana pembangunan Bandara perintis di Kabupaten Pacitan dan Pulau Bawean, Kabupaten Gresik sudah dilakukan sejak 2003.
Semburan Lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo sejak 29 Mei 2006 hingga kini, menyebabkan kawasan permukiman, pertanian,
dan perindustrian, sekolah, serta infrastruktur lainnya, seperti jalan tol, jaringan telepon, listrik, air bersih, gas, dan lainnya, di tiga kecamatan di sekitarnya
tenggelam dalam lumpur, sehingga berdampak negatif terhadap aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Ditutupnya ruas Porong-Gempol jalan tol Surabaya-
Gempol mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu Sidoarjo-Mojosari- Porong dan jalur Waru-tol-Porong. Jalur transportasi Surabaya-Malang dan
Surabaya-Banyuwangi, serta kota-kota lain di wilayah timur terhambat oleh kemacetan di jalan raya kawasan Porong. Ini juga menyebabkan tersendatnya
aktivitas
aktivitas produksi di kawasan Ngoro Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
II.7 Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup