Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Nelayan

kapita, meski secara empirik tingginya nilai PDRB per kapita tidak benar-benar mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat. Keempat, daerah-daerah yang PDRB per kapitanya rendah sekaligus pertumbuhan ekonominya juga rendah, seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, dan wilayah Madura, serta sebagian daerah di wilayah Timur. Dari tahun ke tahun daerah-daerah tersebut berada dalam kondisi tersebut. Terobosan arah pembangunan yang signifikan perlu terus diupayakan untuk meningkatkan PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata Provinsi.

II.3.7 Nilai Tukar Petani

Rata-rata Nilai Tukar Petani NTP Januari-Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,91, dari 113,12 pada 2007 menjadi 114,15. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani 14,40 lebih besar daripada kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani 13,36. Kenyataan ini menunjukkan, rata-rata kesejahteraan petani periode Januari-Desember 2008 secara umum lebih baik dibanding 2007. Selama 2008, NTP Jawa Timur umumnya lebih tinggi dibanding bulan yang sama pada 2007, kecuali bulan Maret dan Desember. Nilai Tukar Petani terendah terjadi pada Maret 2008, yakni sebesar 112,64. Sedangkan NTP tertinggi terjadi pada bulan September, yaitu 115,78. Jika dilihat dari besarnya perubahan, kenaikan NTP tertinggi terjadi pada Juli 2008, sebesar 1,26, karena kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani 3,08 lebih besar dibanding kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani 1,08. Penurunan NTP tertinggi terjadi pada Maret 2008, sebesar 0,68, karena kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani 0,33 lebih kecil dibanding kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani 1,02. II.3.8 Nilai

II.3.8 Nilai Tukar Nelayan

Perkembangan Nilai Tukar Nelayan NTN selama 2008 berfluktuasi. Jika dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 115,11, maka kenaikan NTN tahun 2008 cukup tinggi, yakni menjadi 139,97. Apabila dilihat nilainya, NTN selama 2008 sudah jauh berada di atas level 100. Ini menunjukkan, perkembangan harga yang diterima nelayan lebih tinggi daripada perkembangan harga yang dibayar nelayan. Dengan kata lain, perkembangan harga ikan segar yang dihasilkan nelayan masih cenderung lebih tinggi daripada perkembangan harga kebutuhan hidup sehari-hari. Namun perkembangan harga yang tinggi tidak otomatis membuat pendapatan nelayan meningkat, karena hanya dinikmati sebagian kecil nelayan yang memiliki armada dan alat penangkapan ikan yang lebih baik dan modern, sementara para nelayan tradisional tidak dapat menikmati kenaikan harga tersebut.

II.3.9 Incremental Capital Output Ratio ICOR