2. Bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok jenis Eichhornia crassipes. 3. Sampel eceng gondok diambil dari Danau Toba, rawa Martubung dan rawa di
Simalingkar. Tangkai eceng gondok dipilih yang paling tua yang panjangnya 60 – 80 centimeter.
4. Dibuat perlakuan penghalusan dengan waktu yang bervariasi, 2menit, 4menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit.
1.5 PERUMUSAN MASALAH
Serat eceng gondok belum dimanfaatkan menjadi kertas secara luas. Dipandang perlu mempelajari keunggulan serat eceng gondok ini, salah satunya
dengan cara mengkarakteristik serat eceng gondok. Untuk itu serat eceng gondok yang dipergunakan diukur ketebalan dan massa, dihitung gramatur dan densitas, dan
duji kekuatan kertas dan mikrostruktur permukaan serta menganalisa kandungan logamnya dengan memvariasikan waktu penghalusan dengan harapan diperoleh
waktu penghalusan yang efisien untuk menghasilkan kertas yang berkualitas.
1.6 HIPOTESA
Perlakuan terhadap serat eceng gondok dapat mempengaruhi kualitas kertas dengan cara memvariasikan waktu penghalusan terhadap pulp. Pulp yang dihaluskan
lebih lama akan menghasilkan kertas yang lebih baik. Dalam penelitian ini akan dilihat waktu yang efisien yang dapat menghasilkan kertas dengan kualitas terbaik.
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KERTAS
Menurut Kamus Besar Bahasa Inbdonesia, kertas merupakan barang lembaran dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulisi atau untuk
kertas pembungkus, dan sebagainya. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan jalin menjalin. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis
dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih tissue yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis, di
antaranya adalah : kertas kitab bible-paper, buku, Bristol kertas kartu, cover, kertas duplicating, Koran, kertas lithokettas cetak, kertas amplop. Sedangkan yang
termasuk kertas Industri adalah : kertas kantong, kertas minyak tracing paper, pembungkus buah-buahan fruit wrapper, cigarette tissue, kertas bangunan dan
karton, kertas pengemas makanan, kertas isolasi elektris, karton, pembungkus sayur- sayuran water leaf paper.
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Pembuatan kertas secara tradisional sudah dilakukan di Indonesia sejak abad XVI yang dikenal dengan nama Kertas Daluang. Kertas ini terbuat dari kulit batang
pohon Saeh Broussonetia papyfera dengan proses yang cukup rumit. Biasanya digunakan untuk menulis naskah-naskah tentang ajaran keagamaan.
2.2 PROSES PEMBUATAN KERTAS