Dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa tidak mungkin dapat tercapai dengan maksimal tanpa adanya partisipasi masyarakat desa yang
bersangkutan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses
pelaksanaannnya. Di sisi lain pembangunan desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari masyarakat itu sendiri. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan dapat mengenai sasaran apabila masyarakat benar-benar terlibat dalam pembangunan yang dilaksanakan, baik
itu mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya juga.
Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang
ada di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi yang dianggap kompenten mengetahui tentang partisipasi masyarakat desa dalam
pembangunan desa. Adapunn indikator-indikator yang akan diteliti dari partisipasi masyarakat
adalah sebagai berikut :
2.1 Wujud atau dimensi partisipasi yang diberikan oleh masyarakat.
Untuk melihat hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa Pulau Kumpai Bapak Hanapius mengenai partisipasi masyarakat beliau
menjelaskan:
“Masyarakat desa Pulau Kumpai tergolong sangat berpartisipasi, dalam pembangunan desa ini, khususnya dalam pembangunan desa, dimana
masyarakat banyak yang ikut terlibat dalam mengelola atau mengerjakan proyek pembanguan. Dan sebagai Kepala Desa saya merasa berkewajiban
Universitas Sumatera Utara
ikut serta dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat desa, memang seharusnya begitu. Bagaimana mungkin masyarakat ikut
bersemangat dalam berpartisipasi kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan desa ini. Tidak hanya masyarakat, aparat desa
juga ikut berpartisipasi dalam pambangunan di desa ini. Jika ada hal-hal yang baru dan perlu dimusyawarahkan, di sinilah peranan aparat desa
yang banyak. Contohnya kepala urusan pembangunan KAUR PEMBANGUNAN yang banyak merencanakan apa yang akan dilakukan
dalam hal pembangunan infrastruktur desa.
Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa Pulau
kumpai dan terlibat di dalamnya yaitu Bapak Nawawi, dengan menanyakan apakah dalam pembangunan di desa masyarakat sudah ikut berpartisipasi? beliau
menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan,
masyarakat juga ikut memberikan sumbangan dana pembanguan, ikut dalam rapat perencanaan pembanguan yang akan dilakukan”.
Untuk mempertegas pernyataan tersebut di atas, maka penulis menanyakan hal sama kepada Bapak Somarsono, beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat dapat juga dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah. Musyawarah ini adalah untuk melakukan
perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang pembangunan apa yang betul-betul
masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan tersebut kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih
baik”.
Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Pulau Kumpai Bapak Hanapius, yaitu “Seberapa besar sumbangan masyarakat dalam proses
pembangunan yang dilaksanakan di desa Pulau Kumpai?” Beliau menjelaskan:
Universitas Sumatera Utara
“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih sangat kurang, hal ini disebabkan banyak faktor.
Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi rata-rata masyarakat masih sangat rendah, partisipasi
dalam bentuk pikiran atau ide, kurang dikarenakan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat masih rendah, dan partisipasi dalam bantuk tanaga
sudahlah cukup, tapi masih ada saja masyarakat yang tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafka untuk
kebutuhan sehari-hari.
2.2 Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah. Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam
proses penyusunan program-program pembangunan.
Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan masyarakat
dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukaan program desa. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini
dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah
daerah dapat mensetujui suatu hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan
pembangunan daerah sangat penting. Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat
benar-benar dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Nawawi, dengan menanyakan “ Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan
yang dilaukan di desa Pulau Kumpai ? Beliau menjawab :
“ dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya adanya pada masyarakat itu sendiri, dimana seringkali
hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan
dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa
harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat
mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa
kehadiran masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa Pulau Kumpai “.
Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Pulau Kumpai Bapak Hanapius, beliau menambahkan :
“ Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan program pembangunan yang akan dilaksanakan di
desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pembangaunan bagi masyarakat
desa, dengan dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan
dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam keterlibatan penetapan kebijakan
program pembangunan desa”.
Padahal kita aketahui bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan desa adalah masyarakatnya yang aktif dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya
peran aktif atau keterlibatan masyarakat akan sulit menciptakan pembangunan yang efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kesesuaian pembangunan daerah yang akan dilakukan dengan kebutuhan masyarakat. Apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan hasil
musrenbang yang telah dilakukan.
Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa Pulau Kumpai serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan
perannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, penulis perlu melakukan wawancara kepada masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat
terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan di desa Pulau Kumpai. Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu
Bapak Sumarsono. “ Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Pulau Kumpai sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa”?, Bapak Sumarsono menjelaskan :
“Pelaksanaan pembangunan di desa Pulau Kumpai sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang
dilakaukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah dilakukan, sampai sekarang banyak
yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau, selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan
rumah layak huni sudah agak sesuai, namun bobot dan jumlahnya masih kurang”.
Penulis juga menanyakan “ Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan desa”?, hal ini penulis tanyakan kepada Ibu Sarah, dan beliau
menjawab :
“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikaan kebutuhan masyarakat
terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol tidak terlalu berjalan dengan
Dinas yang bertanggung jawab”.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis juga menanyakan “ Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah
dilakukan di Desa Pulau Kumpai? kepada kepala desa Pulau Kumpai, Yaitu bapak Hanapius, beliau menjelaskan :
” Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya ada program sarana air bersih, tentu sasarannya biar
masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air yang standar kebersihannya masih sangat kurang, kemudian pengerasan jalan seminisasi tujuannya biar
akses dan perhubungan masyarakat bertambah mudah yang sasarannya tentu ekonomi masyarakat akan meningkat karena hasil pertanian dan
perkebunan dan hasil-hasil desa lainnya mudah dibawa ke pasar atau pembeli yang datang ke desa. Namun, pembangunan yang dilakukan masih
ada yang kurang baik atau kurang sesuai dengan yang telah diputuskan, tapi ada juga yang sudah sesuai. Pembangunan yang sudah sesuai adalah
pembangunan rumah layak huni, dan yang tidak sesuai adalah pembangunan saluran air bersih dimana airnya masih keruh dan berbau,
sehingga masyarakat tidak mengkomsumsinya”.
Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa Pulau Kumpai adalah karena pengaruhi keadaan alam, dimana seringnya
terjadi kebanjiran, sehingga hal ini akan menghalangi dilakukannya pembangunan jalan atau jembatan di desa Pulau kumpai.
Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan
pemerintah desa setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai
pembangunan yang maksimaal dan berhasil.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.