tercapainya tujuan usaha. Peranan bank syariah sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah pembiayaan. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga
keuangan, pemberian pembiayaan merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika
bank tidak mampu menyalurkan pembiayaan sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank akan rugi.
Pengelolaan pembiayaan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit atau pembiayaan, penentuan bagi hasil, prosedur
pemberian pembiayaan, analisis pemberian pembiayaan sampai kepada pengendalian pembiayaan yang macet. Kegiatan pengelolaan pembiayaan dikenal
dengan istilah manajemen pembiayaan. Bank akan memperoleh kegiatan pembiayaan yang optimal, jika pihak
bank menerapkan manajemen pembiayaan yang baik dan benar sesuai dengan yang telah ditetapkan. Adapun manajemen pembiayaan yang diharapkan dapat
mendukung kegiatan pembiayaan yang optimal terdiri dari:
1. Perencanaan Jumlah Pembiayaan
Manajer keuangan perusahaan terlebih dahulu menghitung berapa besarnya kebutuhan tambahan dana perusahaan baik untuk tambahan modal kerja
maupun untuk tambahan investasi pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap lainnya. Kebutuhan tambahan dana itulah yang merupakan besarnya pembiayaan
yang akan diajukan kepada bank. Penentuan jumlah pembiayaan ditetapkan berdasarkan realisasi atau persentase pencapaian pembiayaan yang dicapai bank
dalam satu tahun berjalan bila ditinjau dari pihak bank.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan jumlah pembiayaan ini sangat perlu baik bagi pihak debitur maupun kreditur agar sasaran dari pembiayaan tersebut dapat tercapai dan
pembiayaan tersebut dapat digunakan sesuai dengan sasaran yang direncanakan. Perencanaan pembiayaan merupakan hal yang mutlak yang harus dilakukan agar
kebijaksanaan prosedur pemberian pembiayaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bank harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral dalam menentukan besarnya volume
pembiayaan yang akan diberikan. Penentuan besarnya volume pembiayaan dipengaruhi oleh :
a. Reserve Requirement RR, adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank tersebut pada
Bank Indonesia sebesar 5. b.
Loan to Deposit Ratio LDR, adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai
sumber dengan batas toleransi berkisar 85 sampai dengan 100. c.
Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK, adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu bank untuk memberikan kredit baik kepada nasabah
tunggal maupun kepada nasabah grup yang besarnya melebihi 20 dari besarnya modal bank yang bersangkutanDendawijaya, 2005 : 58-59.
2. Penentuan Bagi Hasil dan Margin
Perhitungan bagi hasil adalah atas dasar laba dan rugi bulanan dengan sistem revenue sharing. Sistem revenue sharing adalah suatu sistem bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
yang didasarkan kepada tingkat pendapatan usaha. Sedangkan Sistem profit sharing adalah suatu sistem bagi hasil yang didasarkan pada tingkat laba usaha.
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dalam 4 empat akad utama, yaitu : al–musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan
al–musaqah. Sungguh pun demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al–musyarakah dan al-mudharabah, sedangkan al-muzara’ah dan al–musaqah
dipergunakan khusus untuk plantation financing pembiayaan pertanian oleh beberapa bank islam.Siamat, 2005:427.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan margin dan bagi hasil antara lain Muhammad, 2004 : 205 :
a. Komposisi Pendanaan
b. Tingkat persaingan
c. Resiko Pembiayaan
d. Jenis nasabah
e. Kondisi perekonomian
f. Tingkat keuntungan yang diharapkan bank
3. Prosedur Pemberian Pembiayaan