Total Penerimaan Petani Biaya Produksi Petani

Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa tingkat adopsi petani terhadap teknologi budidaya jagung sesuai anjuran adalah tinggi. Sesuai dengan makna dari teknologi budidaya jagung adalah pendekatan dalam budidaya tanaman yang berperan dalam meningkatkan produksi jagung dan memperoleh keuntungan yang maksimum. Teknologi budidaya jagung harus dapat berjalan lancar agar secara positif mampu mempengaruhi paradigma petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. Hal ini memperlihatkan bidang pertanian juga harus menjadi prioritas di suatu daerah, bahkan Indonesia karena sektor pertanian merupakan sektor yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian di suatu daerah.

5.2. Total Penerimaan Petani

Penerimaan total pendapatan kotor pada penelitian ini adalah nilai dari produksi jagung secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Besarnya penerimaan total total revenue diperoleh dari hasil perkalian jumlah total produksi jagung dengan harga per Kg yang diterima petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2. Penerimaan Total Petani Jagung di Daerah Penelitian Uraian Penerimaan Petani Sebelum Adopsi Rp Penerimaan Petani Sesudah Adopsi Rp Harga Jual Sebelum Adopsi RpKg Harga Jual Sesudah Adopsi RpKg Selisih Rp Total 91.195.000 249.750.000 2.300 2.700 158.555.000 Rataan 3.041.000 8.325.000 2.300 2.700 5.285.000 Sumber : Data Diolah Pada Lampiran 9 dan 10 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.2. di atas dapat dilihat bahwa penerimaan total petani terdapat perbedaan yaitu penerimaan petani sebelum adopsi teknologi sebesar Rp.91.195.000 dengan rataan Rp.3.041.000 sedangkan penerimaan petani setelah adopsi teknologi sebesar Rp.249.750.000 dengan rataan Rp.8.325.000. Hal tersebut dapat dilihat bahwa penerimaan petani mengalami kenaikan sebesar Rp.158.555.000 dengan persentase 63,48. Maka dapat disimpulkan bahwa rata- rata penerimaan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi budidaya jagung adalah berbeda tidak sama.

5.3. Biaya Produksi Petani

Biaya produksi usahatani dalam penelitian ini adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh petani selama melakukan usahatani seperti biaya saprodi, tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya untuk sewa traktor dan pemipil jagung dan biaya lainnya. Adapun total biaya produksi usahatani dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.3. Total Biaya Usahatani di Daerah Penelitian Uraian Biaya Usahatani Sebelum Adopsi Rp Biaya Usahatani Sesudah Adopsi Rp Selisih Rp Total 54.892.000 83.964.000 29.072.000 Rataan 1.829.700 2.798.800 969.100 Sumber : Data Diolah Pada Lampiran 7 dan 8 Dari Tabel 5.3. di atas dapat dilihat bahwa biaya usahatani terdapat perbedaan yaitu biaya usahatani sebelum adopsi sebesar Rp.54.892.000 dengan rata-rata Rp.1.829.000 sedangkan biaya usahatani sesudah adopsi sebesar Rp.83.964.000 dengan rata-rata Rp.2.798.800. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa biaya total usahatani mengalami kenaikan sebesar Rp.29.072.000 dengan Universitas Sumatera Utara persentase 34,95 . Maka dapat disimpulkan bahwa total biaya usahatani sebelum dan sesudah adopsi teknologi budidaya jagung adalah berbeda tidak sama.

5.4. Total Pendapatan Petani

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Kopi Ateng yang Menjual dalam Bentuk Gelondong Merah (Cherry red) dengan Kopi Biji di Desa Bangun Das Mariah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun)

18 221 63

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

2 78 120

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 11

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mengenal Tanaman Jagung (Zea mays) - Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamea

0 0 13

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

0 1 13