Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur 1. Sub Bagian Umum

pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPP Pratama yang bersangkutan. Adapun jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

E. Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur 1. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut : a. Penerimaan dokumen di KPP b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil PNS Universitas Sumatera Utara d. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekannya e. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan. f. Penyusunan tanggapan terhadap Surat Hasil Pemeriksaan SHP atau Laporan Hasil Pemeriksaan LHP dari Direktorat Jenderal Depkeu BPK BPKP Unit Fungsional Pemeriksa lainnya.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Adapun prosedur standar kerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah : a. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan b. Penatausahaan penerimaan PBB Non Elektronik c. Pemprosesan dan Penatausahaan dokumen masuk di Seksi PDI d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak lain e. Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data dan lain-lain.

3. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Penatausahaan surat, dokumen, dan laporan wajib pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu TPT b. Penyelesaian pemindahan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak KPP lama dan baru c. Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP d. Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP e. Penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh f. Penerbitan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan SPT Tahunan PPh g. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi dan lain-lain.

4. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai prosedur standar kerja : a. Pemprosesan dan Penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan b. Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak beserta bukti pembayarannya c. Penyelesaian Usulan Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak d. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP serta Surat Keputusan Pencabutan Sita. Universitas Sumatera Utara e. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu dan lain-lain.

5. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut : a. Penyelesaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar b. Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penjualan Barang Mewah c. Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan d. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan penyelesaian Usulan Pemeriksaan dan lain-lain.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Adapun prosedur standar kerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan di KPP adalah sebagai berikut : a. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun lapangan b. Penerbitan Surat Himbauan untuk ber-NPWP c. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi Fiskal d. Penyelesaian Permohonan Penundaan Pengembalian SPOP dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek pajak PBB Universitas Sumatera Utara e. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan SP3 PSL Ekstensifikasi dan lain-lain

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut : a. Penyelesaian permohonan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha, pengambilalihan usaha, atau pemekaran usaha b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak SPMKP dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga SPMIB c. Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP d. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi PBB di KPP e. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas SKB Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan f. Pembuatan Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Dinamisasi dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai bidang keahliannya. Setiap kelompok di koordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, dan Kepala KPPBB atau Kepala Karikpa yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK A. KETENTUAN UMUM Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dilandasi falsafah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang di dalamnya tertuang ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan. Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial dan politik disadari bahwa perlu ada perubahan Undang- undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007. Perubahan tersebut bertujuan untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan wajib pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hukum, serta mengantisipasi kemajuan di bidang teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di bidang perpajakan. Selain itu, perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan, dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kesederhanaan, arah dan tujuan perubahan Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut : a. Meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara Universitas Sumatera Utara b. Meningkatkan pelayanan, kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di bidang teknologi informasi d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban e. Menyeederhanakan prosedur administrasi perpajakan f. Meningkatkan penerapan prinsip Self Assessment Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 juga mengatur semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan berdasarkan sistem Self Sssesssment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Dierktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan sekaligus mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

1. Pengertian Perpajakan

Apabila membahas pengertian pajak para ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya : Pendapat Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH yang mengatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk pembayaran umum. Mardiasmo, 1, 2008 Universitas Sumatera Utara Menurut Prof. A. Adriani yaitu : Iuran masyarakat kepada kas Negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan perundang-undangan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah membiayai pengeluaran umum berhubung tugas negara menyelengggarakan pemerintahan. Mardiasmo, 3, 1994 Selanjutnya Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R berpendapat bahwa pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. www.pajak.co.id, 2, 2009 Sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari keempat pengertian di atas maka pajak mengandung unsur yaitu : 1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang bukan barang. 2. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanannya. Universitas Sumatera Utara 3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai 2 fungsi 1, 2008 yaitu : 1. Fungsi Budgetair anggaran yaitu pajak berfungsi sebagai sumber pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan. 2. Fungsi Regulerend mengatur yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Syarat Pemungutan Pajak

Tidaklah mudah untuk membebankan pajak kepada masyarakat. Bila terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Syarat Keadilan yaitu pemungutan pajak harus adil, sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan, Undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya Universitas Sumatera Utara mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberiakn hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran pajak dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. 2. Syarat Yuridis yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang. 3. Syarat Ekonomis yaitu pemungutan tidak bioleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. 4. Syarat Finansial yaitu pemungutan pajak harus efisien dan efektif. 5. Sederhana yaitu dimana dalam pemungutan pajak harus bersifat sederhana agar memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

4. Azas Pemungutan Pajak

Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau badan yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara tersebut, diperlukan azas-azas atau dasar-dasar yang akan dijadikan landasan oleh Negara untuk mengenakan pajak yaitu : 1. Azas Domisili azas tempat tinggal, berdasarkan azas ini negara akan mengenakan pajak atas seluuh penghasilan Wajib pajak yang bertempat Universitas Sumatera Utara tinggal di wilayahnya, baik penghasilan dari dalam negeri maupun luar negeri. Azas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. 2. Azas Sumber, negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang sumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. 3. Azas Kebangsaan, disebut juga azas nasionalitas. Pengertian pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia, azas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri.

5. Jenis-jenis Pajak

Jenis-jenis pajak dapat dikelompokkan yaitu : 1. Menurut Golongannya : a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Contoh : Pajak Pertambahan Nilai 2. Menurut Sifatnya : a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Universitas Sumatera Utara Contoh : Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya : a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Peratmbahan Nilai dan Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas : 1. Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kenderaan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor. 2. Pajak KabupatenKota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan.

6. Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

Negara mempunyai hak untuk memungut pajak. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori-teori tersebut antara lain adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Teori Asuransi, yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. 2. Teori Kepentingan, yaitu pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar. 3. Teori Daya Pikul, yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing- masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu : a. Unsur Objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki seseorang. b. Unsur Subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan meteriil yang harus dipenuhi. 4. Teori Bakti, yaitu dasar pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah suatu kewajiban. 5. Teori Asas Daya Beli, yaitu dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya Universitas Sumatera Utara beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan. B. HASIL PENGAMATAN Setiap orang atau badan yang berada di Indonesia apabila telah memenuhi kewajiban untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, maka kepadanya diwajibkan untuk menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang Perpajakan. Kewajiban Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP mendorong partisipasi rakyat untuk berperan aktif dalam menghitung sendiri jumlah pajaknya, jika wajib pajak tidak dapat menjalankan sebagaimana mestinya, ia akan dikenakan sanksi berupa denda, bunga, kenaikan bahkan pidana dibidang perpajakan. Seperti yang terjadi di Kantor Pajak Pratama Medan Timur, masih banyak wajib pajak tidak memenuhi hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak yaitu berhak mengajukan keberatan, banding, peninjauan kembali, gugatan, imbalan bunga, kepastian Surat Pemberitahuan SPT lebih bayar dalam proses restitusi, dan lain-lain. Dalam hal keengganannya menggunakan hak dan kewajibannya dan menganggap urusanya sulit sehingga ia lebih memilih dikenakan denda dari pada mengurus surat permohonan penundaan pemasukan dikarenakan wajib pajak menganggap segala yang berurusan dengan pajak merepotkan. Karena sebagian wajib pajak belum mengetahui apa sebenarnya kewajiban dan haknya sebagai wajib pajak. Universitas Sumatera Utara Sesuai prinsip self-assessment yang berlaku di Indonesia, jiga diterapkan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yaitu Wajib Pajak harus dapat menghitung, memperhitungkan, dan melaporkan pajak terutang. Tata cara penyetoran, pelaporan dan perpajakannya diatur dalam Ketentuan Umum Perpajakan KUP yang mengatur tentang kapan wajib pajak harus menyetor pajak dan melaporkan pajak yang telah disetor, serta kewajiban wajib pajak yang harus memberikan buku, catatan, dokumen, dan keterangan saat dilakukan pemeriksaan.

1. Tata Cara Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor identitas wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Selain dari pada itu, Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, wajib pajak diwajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya. Dokumen-dokumen yang diperlukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak sebagai berikut : 1. Terhadap wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, misalnya PNS atau karyawan : a. Mengisi formulir pendaftaran wajib pajak Universitas Sumatera Utara b. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia paspor c. Surat keterangan domisili tempat tinggal dari kelurahan d. Surat permohonan 2. Terhadap wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas a. Mengisi formulir pendaftaran wajib pajak b. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia paspor c. Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari kelurahan d. Surat permohonan 3. Terhadap wajib pajak Badan : a. Mengsi formulir pendaftaran wajib pajak b. Fotokopi Akte pendirian usaha c. Fotokopi KTP dari salah seorang pengurus aktif d. Surat keterangan tempat legiatan usaha atau pekerjaan bebas dari kelurahan e. Suran permohonan 4. Terhadap Bendaharawan sebagai pemongut pemotong pajak : a. Mengisi formulir pendaftaran wajib pajak b. Fotokopi KTP Bendaharawan c. Fotokopi Surat penunjuk sebagai Bendaharawan d. Surat permohonan 5. Terhadap Joint Operation sebagai wajib pajak pemungut pemotong : a. Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai Joint Operation b. Fotokopi nomor pokok wajib pajak masing-masing anggota Joint Operation Universitas Sumatera Utara c. Fotokopi KTP salah satu pengurus Joint Operation dan ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang. 6. Bagi pemohon berstatus cabang, Orang Pribadi atau wanita kawin tidak pisah harta : a. Mengisi formulir pendaftaran wajib pajak b. Fotokopi SK terdaftar kantor pusat domisili suami Pendaftaran dapat dilakukan melalui tempat pelayanan atau seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat wajib pajak melakukan kegiatan. Apabila telah memenuhi syarat pendaftaran nomor pokok wajib pajak, Direkrorat Jenderal Pajak harus menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar pada hari kerja berikutnya atau selambat-lambatnya 24 jam. Selain mendatangi langsung Kantor Pelayanan Pajak Pratama, pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak juga dapat dilakukan secara online melalui sistem E-REG DJP. Langkah-langkah dalam pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak secara online adalah sebagai berikut : a Membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat www.pajak.go.id b Memilih menu sistem e-Registration atau langsung klik saja di E-REG DJP c Membuat account Wajib Pajak yang antara lain berisi username dan password, isi data pendaftaran dengan benar dan lengkap d Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat Universitas Sumatera Utara e Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai dengan status Wajib Pajak tersebut Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan f Mengisi formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data pada layar komputer dengan lengkap dan benar g Memilih tombol daftar untuk mengirim Formulir Registrasi Wajib Pajak secara elektronis ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar h Selanjutnya mencetak Formulir Registrasi Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara, sebagaimana yang tertera pada layar komputer dan klik CETAK i Menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan melengkapinya dengan dokumen : 1. fotocopi KTP 2. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha j Mengirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak yang sudah ditandatangani beserta persyaratannya ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat wajib pajak terdaftar. Dapat disampaikan secara langsung atau melalui pos k Menerima permintaan kelengkapan persyaratan, jika terdapat persyaratan yang belum lengkap dan mengirimkannya ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar Universitas Sumatera Utara l Selanjutnya Wajib Pajak akan menerima kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar, dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar.

2. Dasar Hukum Pengenaan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP

Dasar hukum pengenaan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. 161 PJ 2001 tentang jangka waktu pendaftaran dan pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, serta pengukuhan dan pencabutan Pengusaha Kena Pajak dan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan yang berbunyi “Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan sunjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan persyaratan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalatau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak”

3. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak adalah :

a. Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak sehingga kepada wajib pajak hanya diberikan satu nomor wajib pajak b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan Universitas Sumatera Utara c. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan nomor pokok wajib pajak d. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan, misalnya dalam Surat Setoran Pajak e. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu diwajibkan mencantumkan nomor pokok wajib pajak dalam dokumen-dokumen yang diwajibkan.

4. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal : a. Wajib pajak meninggal dan tidak meninggalkan warisan b. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi c. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisah harta dan penghasilan d. Wajib pajak orang pribadi yang tidak memenuhi syarat lagi untuk digolongkan sebagai wajib pajak e. Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku f. Wajib pajak Bentuk Usaha Tetap BUT yang karena sesuatu kehilangan statusnya sebagai Bentuk Usaha Tetap BUT Universitas Sumatera Utara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur melakukan penghapusan nomor pokok wajib pajak apabila utang pajak telah dilunasi, kecuali dari pemeriksaan pajak diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi karena : 1. wajib pajak meninggal dunia dan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak memiliki ahli waris tidak dapat ditemukan 2. wajib pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi 3. sebab lain sesuai dengan hasil pemeriksaan Penghapusan nomor pokok wajib pajak dan pencabutan PKP harus diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan untuk wajib pajak orang pribadi atau 12 bulan untuk wajib pajak badan sejak tanggal diterima permohonan secara lengkap.

5. Jangka Waktu Pendaftaran nomor pokok wajib pajak

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur memberikan waktu satu bulan kepada wajib pajak orang pribadi atau yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan mendaftarkan diri untuk memperoleh nomor pokok wajib pajak paling lama satu bulan setelah usaha mulai dijalankan.

6. Penomoran Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP terdiri dari lima belas digit, yaitu : 1. Kotak 1 sampai dengan 9 merupakan kode wajib pajak 2. Kotak 10 sampai dengan 15 merupakan kode Administrasi Perpajakan. Universitas Sumatera Utara Adapun digit awal dari Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah petunjuk jenis wajib pajak, yaitu : 1. Digit 0, berarti Nomor pokok wajib pajak NPWP digunakan oleh bendaharawan. 2. Digit 1,2, dan 3 sebagai petunjuk bahwa nomor pokok wajib pajak NPWP ini dipergunakan oleh wajib pajak. 3. Digit awal 4 seterusnya sebagai petunjuk bahwa nomor pokok wajib pajak NPWP dipergunakan oleh wajib pajak perseorangan yang untuk saat ini baru dipergunakan angka 4 dan seterusnya.

7. Perubahan Data Wajib Pajak

Yang dimaksud dengan perubahan data wajib pajak meliputi perubahan identitas wajib pajak, pemindahan wajib pajak dan atau Pengusaha Kena Pajak, serta penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Perubahan identitas Wajib Pajak meliputi : a. Perbaikan data karena kesalahan dalam keluaran data dalam dokumen masukan tidak sama dengan data keluaran. b. Perubahan Nomor Pokok Wajib Pajak karena ada kesalahan misalnya kode Wajib Pajak cabang tidak sama dengan pusat. c. Perubahan nama Wajib Pajak karena penggantian nama. d. Perubahan bentuk badan hukum. Universitas Sumatera Utara e. Perubahan alamat Wajib Pajak karena perpindahan tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama.yang sama. f. Perubahan status usaha Wajib Pajak. g. Perubahan jenis usaha karena ada perubahan kegiatan usaha Wajib Pajak. h. Perubahan jenis pajak, karena sesuatu hal yang mengakibatkan kewajibkan jenis pajaknya berubah.

8. Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak dan atau Pengusaha Kena Pajak

A. Surat pernyataan pindah diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama lama Memberikan surat pernyataan pindah yang telah ditanda tangani oleh wajib pajak atau kuasanya yang sah beserta lampiran yang diisyaratkan, yaitu : a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi : 1 Pindah tempat tinggal, adalah surat keterangan tempat tinggal yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. Dalam hal wajib pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, persyaratan tersebut dapat berupa surat keterangan dari pimpinan perusahaannya. 2 Pindah tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, adalah surat keterangan tempat usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya luraj atau kepala desa. Universitas Sumatera Utara b. Untuk Wajib Pajak Badan 1 Pindah tempat kedudukan, adalah surat keterangan tempat kedudukan yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. 2 Pindah tempat kegiatan usaha, adalah surat keterangan tempat kegiatan usaha yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. B. Surat pernyataan pindah diajukan melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama baru 1. Menyerahkan surat pernyataan pindah dan formulir permohonan pendaftaran dan perubahan data wajib pajak, karu Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, Surat Keterangan Terdaftar dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama lama. 2. Memberikan kelengkapan-kelengkapan lampiran yang dibutuhkan berupa a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi : 1. Pindah tempat tinggal, adalah Surat Keterangan Terdaftar, fotocopi KTP, atau surat keterangan tempat tinggal yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing ditambah surat keterangan tempat tinggal baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. Dalam hal wajib pajak Universitas Sumatera Utara yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dapat berupa surat keterangan dari pimpinan instansi atau perusahaannya. 2. Pindah tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, adalah Surat Keterangan Terdaftar dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal pengusaha wajib pajak, dan surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lyrah atau kepala desa. b. Untuk Wajib Pajak Badan : 1. Pindah tempat kedudukan, adalah fotocopi akte perubahan atau surat keterangan tempat kedudukan yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. 2. Pindah tempat kegiatan usaha, adalah fotocopi akte perubahan atau surat keterangan tempat kegiatan usaha yang baru dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa, dan Surat Keterangan Terdaftar dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hak Pengusaha Kena Pajak.

9. Sanksi Nomor Pokok Wajib Pajak

Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dikenakan sanksi sebagaimana telah diatur dalam pasal 39 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, yaitu : Universitas Sumatera Utara “Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindakan pidana menyalahgunakan atau menggunakan hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar dan tidak lengkap, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Prosedur Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP oleh Subyek Pajak