Faktor risiko yang tidak dapat diubah non modifiable

yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun. Besarnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat dikaitkan pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas. Faktor-faktor risiko tambahan lainnya masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat diubah dan memperlambat proses aterogenik Price dan Wilson, 2011.

2.4.3.1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah non modifiable

1 Umur Aterosklerosis merupakan penyakit yang mengikuti pertambahan umur dan seluruh faktor- faktor yang menyertainya, umur mempunyai hubungan yang kuat. Fatty streak muncul di aorta pada akhir dekade awal umur seseorang dan terdapat progresi pengerasan dari aterosklerosis pada sebagian besar arteri dengan bertambahnya umur. Sehubungan dengan konsep terkini pathogenesis aterosklerosis, terdapat respon inflamasi fibroproliferatif terhadap suatu injury dalam proses degeneratif yang berhubungan dengan usia. Jantung ketika usia tua cenderung tidak bekerja dengan baik. Dinding-dinding jantung akan menebal dan arteri dapat menjadi kaku dan mengeras, membuat jantung kurang mampu memompa darah ke otot-otot tubuh. Karena perubahan ini, risiko perkembangan penyakit kardiovaskular meningkat dengan bertambahnya usia, karena hormon seks mereka, perempuan biasanya dilindungi dari penyakit jantung sampai menopause, dan kemudian meningkatkan risiko mereka. Risiko aterosklerosis meningkat setelah usia 45 pada pria dan setelah usia 55 tahun pada wanita. Perempuan dengan umur 65 tahun atau lebih tua memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang sama dengan laki-laki dari usia yang sama Price dan Wilson, 2011. Hubungan antara umur dan ketebalan rata-rata dari tunika intima dan media dari arteri karotis komunis meningkat 0.007mmtahun, 0.037mmtahun pada arteri karotis interna, faktor risiko framingham meningkat 28.6 dan 27.5 untuk arteri karotis komunis dan arteri karotis interna. Umur dan jenis kelamin Universitas Sumatera Utara berkontribusi sekitar 23.5 untuk arteri karotis komunis dan sekitar 22.5 untuk arteri karotis interna. Peningkatan tekanan darah sistolik juga meningkat sekitar 1.9 untuk arteri karotis komunis, dan kebiasaan merokok meningkatkan risiko 1.6 dalam meningkatkan ketebalan arteri karotis interna. Masing-masing ketebalan lapisan tunika intima dan median dalam setiap arteri koroner menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner Polak et al, 2010. Selain faktor umur dan ketebalan tunika intima dan media dari arteri karotis interna terhadap kejadian penyakit jantung koroner juga mempunyai kecendrungan untuk terjadinya stroke iskemik pada pasien yang berumur dibawah 45 tahun Fromm et al. 2014. 2 Jenis Kelamin Penyakit aterosklerotik secara umum sedikit terjadi pada perempuan, namun perbedaan tersebut menjadi sedikit menonjol pada dekade akhir terutama masa menopause. Hal ini dimungkinkan karena hormon esterogen bersifat sebagai pelindung. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan metabolisme lemak pada laki-laki dan perempuan seperti tingginya kadar kolesterol HDL dan besarnya aktifitas lipoprotein lipase pada perempuan, namun sejauh ini belum terdapat jawaban yang pasti. Secara keseluruhan, pria memiliki risiko lebih tinggi serangan jantung dibandingkan wanita. Tetapi perbedaan menyempit setelah perempuan menopause. Setelah usia 65, risiko penyakit jantung hampir sama tiap jenis kelamin ketika memiliki faktor-faktor risiko lain yang serupa Robbin et al. 2012. 3 Keturunan ras Penyakit jantung koroner banyak ditemukan disebagian besar negara maju, jauh lebih jarang di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, dan Asia. Angka kematian untuk PJK di Amerika Serikat termasuk yang paling tinggi di dunia dan enam kali lebih besar dari pada angka di Jepang. Yang menarik, orang Jepang yang bermigrasi ke Amerika Serikat dan mengadopsi gaya hidup baru merak mendapat predisposisi mengidap PJK yang khas untuk populasi Amerika. Predisposisi familial aterosklerosis dan PJK kemungkinan beasar bersifat poligenik. Pada Universitas Sumatera Utara sebagian kasus, predisposisi tersebut berkaitan dengan berkumpulnya sekelompok faktor risiko lain Robbin et al. 2012. Pada sebuah studi yang dilakukan pada populasi masyarakat di Eropa di dapati beberapa faktor genetik yang dimiliki oleh orang di Eropa yaitu rs4888378 di lokus BCAR1-CFDP1-TMEM170A di kromosom 16 sebagai penentu kode gentik yang memiliki ketebalan tertentu dari lapisan tunika intima dan tunika media di pembuluh darah arteri yang berdampak sebagai faktor risiko dari penyakit jantung koroner Gertow et al, 2012. Penelitian membuktikan bahwa terdapatnya hubungan yang erat antara penyakit ginjal kronis pada pasien diabetes melitus untuk terjadinya penyakit jantung koroner, hal ini berhubungan juga pada orang yang mempunyai gen alpha-1-kinase yang cendrung untuk terjadinya penyakit ginjal kronis pada pasien diabetes melitus. Secara tidak langsung adanya hubungan gen alpha-1-kinase sebagai faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner Fujimaki et al, 2013.

2.4.3.2. Faktor risiko mayor dapat diubah modifiable