30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Ekstraksi Serbuk Daun Teh Hijau
Hasil Maserasi dari 300 g serbuk simplisia daun teh hijau dengan pelarut etanol 70, diperoleh ekstrak kental 20,40 g ekstrak daun teh hijau berwarna
coklat kehitaman.
4.2 Hasil Penetapan Kadar Air Ekstrak Daun Teh Hijau
Hasil penetapan kadar air ekstrak daun teh hijau adalah sebesar 15,98. Hasil ini memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Farmakope Herbal Indonesia
yang menunjukkan bahwa kadar air tidak boleh lebih dari 16.
4.3 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Fisik Sediaan 4.3.1 Pemeriksaan bentuk, warna, bau dari sediaan gel ekstrak daun teh
hijau
Pemeriksaan bentuk, warna, bau dilakukan secara visual pada suhu kamar selama 12 minggu dengan rentang waktu pemeriksaan 4 minggu. Sediaan
dinyatakan stabil jika tidak mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau Draelos dan Thaman, 2006.
Hasil uji stabilitas organoleptis seluruh sediaan gel ekstrak daun teh hijau tidak mengalami perubahan bentuk, warna dan bau. Seluruh gel ekstrak teh hijau
selama 12 minggu dinyatakan stabil. Hasil pemeriksaan organoleptis gel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 4.1 Data pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan gel ekstrak
daun teh hijau.
Pengamatan Sediaan
Awal Lama Penyimpanan minggu
4 8
12 Bentuk
B b
b b
b FI
B b
b b
FII B
b b
b FIII
B b
b b
Warna B
tw tw
tw tw
FI Ck
ck ck
ck FII
Ck ck
ck ck
III Ck
ck ck
ck Bau
B tb
tb tb
tb FI
bk bk
bk bk
FII bk
bk bk
bk FIII
bk bk
bk bk
Keterangan: B
: Basis gel FI
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 2,5 FII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 5 FIII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 7,5 b
: Baik ck
: Coklat kehitaman tw
: Tidak bewarna bk
: Bau Khas Bau teh tb
: Tidak berbau
4.3.2 Pengamatan homogenitas sediaan gel ekstrak daun teh hijau
Pengamatan homogenitas sediaan gel dilakukan dengan cara sejumlah tertentu sediaan diletakkan diatas kaca, kemudian ditutup dengan kaca lain lalu
diratakan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 4.2 Data pengamatan homogenitas sediaan gel ekstrak daun teh hijau Pengamatan
Sediaan Awal
Lama Penyimpanan minggu
4 8
12 Homogenitas
B h
h h
h FI
h h
h h
FII h
h h
h FIII
h h
h h
Keterangan: B
: Basis gel FI
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 2,5 FII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 5 FIII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 7,5 h
: Homogen Hasil pemeriksaan homogenitas pada awal pembuatan dan setelah
penyimpanan 12 minggu pada suhu kamar menunjukkan bahwa seluruh sediaan gel tidak memperlihatkan adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan
pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat homogen Ditjen, POM., 1979.
4.3.3 Hasil pengamatan pH sediaan gel ekstrak daun teh hijau
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter Hanna instruments. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Data pengukuran pH sediaan gel ekstrak daun teh hijau. Pengamatan
Sediaan Awal
Lama Penyimpanan minggu
4 8
12 pH
B 6,1
6,1 6,0
5,9 FI
5,4 5,3
5,2 5,1
FII 5,3
5,3 5,1
5,0 FIII
5,0 4,9
4,8 4,7
Keterangan: B
: Basis gel FI
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 2,5 FII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 5 FIII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 7,5
Universitas Sumatera Utara
33 Berdasarkan tabel 4.3 diatas pengukuran pH dari masing-masing formula
selama pengamatan selama penyimpanan terjadi sedikit penurunan pH. Hasil uji stabilitas terhadap pH sediaan gel baik blanko maupun sediaan gel dari ekstrak
daun teh hijau adalah 4,7-6,1. pH yang didapat sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5 - 6,5 Tranggono dan Latifah, 2007.
Hasil pengukuran pH dari sediaan gel didapat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang ditambahkan, maka pH sediaan akan
menurun. Ini dikarenakan pH ekstrak daun teh hijau memiliki pH asam lemah yaitu 5,3.
4.3.4. Pemeriksaan viskositas sediaan gel ekstrak daun teh hijau
Pemeriksaan viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer brookfield spindel 64 speed 12. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Data pengukuran viskositas sediaan gel ekstrak daun teh hijau.
Pengamatan
Sediaan Awal
Lama Penyimpanan minggu
4 8
12 FI
42.417 42.333
41.835 41.666
FII 10.167
9.756 9.592
8.833 FIII
10.002 9.506
8.588 8.166
Keterangan: FI
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 2,5 FII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 5 FIII
: Formula mengandung ekstrak daun teh hijau 7,5 : centipoise cPs
Data diatas menunjukkan bahwa viskositas gel menurun selama penyimpanan. Penurunan viskositas ini terjadi karena reaksi hidrolisis
antara polifenol dengan glikosida terjadi lebih cepat, sehingga polifenol terlepas dari
glikosidanya dan terdapat dalam bentuk yang lebih asam Setiawan, 2010. Reaksi ini dapat terjadi pada semua kondisi baik netral, asam, ataupun basa, pH
Universitas Sumatera Utara
34 asam membuat reaksi hidrolisis lebih cepat dibandingkan pH netral Meyvis et al.,
2000.
4.4 Uji Iritasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Teh Hijau