Teknik pengumpulan sampel daun teh hijau Identifikasi tumbuhan Pengolahan tumbuhan Pembuatan ekstrak Penetapan kadar air ekstrak

23 c. Kelompok III : Diberi sediaan gel Formula I konsentrasi ekstrak daun teh hijau 2,5 d. Kelompok IV : Diberi sediaan gel Formula II konsentrasi ekstrak daun teh hijau 5 e. Kelompok V : Diberi sediaan gel Formula III konsentrasi ekstrak daun teh hijau 7,5 f. Kelompok VI : Diberi pembanding produk Sari Ayu 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pengumpulan dan pengolahan sampel

3.4.1.1 Teknik pengumpulan sampel daun teh hijau

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tumbuhan daerah yang satu dengan daerah lain. Bahan yang diambil adalah pucuk daun teh hijau yang masih segar, bewarna hijau yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV persero Medan – Sumatera Utara. Bagian daun yang diambil adalah pucuk yang berada tiga helai dari bagian daun.

3.4.1.2 Identifikasi tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.

3.4.1.3 Pengolahan tumbuhan

Sebanyak 2 kg daun teh yang telah dikumpulkan dicuci bersih dengan air mengalir. Daun ini diangin-anginkan kemudian ditimbang sebagai berat basah, lalu dikeringkan dilemari pengering pada suhu 40 - 60 o C hingga kering, simplisia disebut sudah kering jika simplisia diremas akan hancur, kemudian ditimbang sebagai berat kering yaitu 620 gram, selanjutnya simplisia diserbuk menggunakan Universitas Sumatera Utara 24 blender, disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat, terlindung dari panas dan sinar matahari.

3.4.1.4 Pembuatan ekstrak

Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70. Sebanyak 300 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam wadah gelas berwarna gelap lalu dimaserasi dengan 2000 ml pelarut etanol 70 selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari sambil sering diaduk, kemudian diserkai, diperas, disaring, dipisahkan maserat dengan ampas, lalu ampas dicuci dengan 1000 ml cairan penyari, maserat I dan II dicampur. Kemudian didiamkan selama 2 hari dan dienap tuangkan atau disaring. Maserat diuapkan dengan rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 40 o C dan dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40 o C sampai diperoleh ekstrak kental Ditjen, POM., 1979.

3.4.1.5 Penetapan kadar air ekstrak

Penetapan kadar air dilakukan menurut metode azeotropi destilasi toluen. Dimasukkan 200 mL toluen dan 2 mL air suling kedalam labu alas bulat, lalu didestilasi selama 2 jam. Setelah itu toluen dibiarkan mendingin selama 30 menit, dan dibaca volume air pada tabung penerima dengan ketelitian 0,05 mL. Kemudian kedalam labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilakukan dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air memisah dengan toluen secara Universitas Sumatera Utara 25 sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 mL. Selisih kedua volume air, yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa Ditjen, POM., 1995. 3.4.2 Pembuatan gel 3.4.2.1 Komposisi dasar gel R Karbopol 934 1 g MetIl Paraben 0,2 g Propil Paraben 0,1 g Propilen Glikol 5 g Trietanolamin 1,2 ml Akuades ad 100 ml Karbopol 934 dikembangkan diatas akuades sebanyak 20 bagian dari berat nya. Kemudian didiamkan 15 menit, lalu digerus. Ditambahkan metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam 5 ml air panas, lalu gerus, homogen. Ditambahkan propilen glikol dan tritanolamin yang telah dilebur, gerus homogen. Dicukupkan dengan akuades sedikit demi sedikit. Digerus hingga terbentuk massa gel Das et al., 2011.

3.4.2.2 Cara pembuatan sediaan