21
3. Dari Pendekatan Menjadi Model
Setelah melalui penelitian-penelitian yang cukup lama menggunakan hasil
penelitian, sknipsi, tesis dan disertasi diperoleh kesimpulan bahwa Sains Teknologi Masyarakat sebagai pendekatan dapat menjangkau siswa yang
tergolong pada kelompok berkemampuan rendah dalam kelas karena dirasakan oleh siswa lebih menarik, nyata dan aplikatif. Di samping itu beberapa instrumen
telah dikembangkan, misalnya untuk mengungkap keterampilan proses, kreativitas, dan sikap yang dapat merupakan indikator kecenderungan bertindak
seseorang dalam berpartisipasi aktif di lingkungan sosialnya. Poedjiadi 2011: 126 ,Alur pembelajaran STM dapat dilihat pada gambar
dibawah ini. TAHAP 1
TAHAP 2 TAHAP 3
TAHAP 4
TAHAP 5
Gambar 2.1 alur pembelajaran STM
PENDAHULUAN: INISIASIINVITASIAPERSEPSIEKSPLO
RASI TERHADAP SISWA
PEMBENTUKAN PENGEMBANGAN
KONSEEP
APLIKASI KONSEP DLM KEHIDUPAN:PENYELESAIAN
MASALAH ATAU ANALISIS ISU
PEMANTAPAN KONSEP
PENILAIAN ISU ATAU
MASALAH
PEMANTAPA N KONSEP
PEMANTAPA N KONSEP
22 Jadi, tujuan yang ingin dicapai dari model STM dalam pembelajaran adalah model
interdisiplin ilmu dalam pembelajaran sains, memberikan pengetahuan siswa tentang keadaan dunia yang sebenarnya, memberikan kesempatan siswa untuk
membentuk pemahaman yang kritis tentang hubungan sains, teknologi dan masyarakat, dan mengembangkan kapasitas dan kepercayaan diri siswa untuk
mengaplikasikan sains dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction
Model Pembelajaran Langsung DI merupakan suatu pendekatan mengajar yang
dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran
langsung atau dalam sistilah lain DI adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep danatau perubahan perilaku dengan
mengutamakan pendekatan deduktif Sudrajat: 2011. Ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut: 1 transformasi dan ketrampilan secara langsung;
2 pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; 3 materi pembelajaran yang telah terstuktur; 4 lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan 5 distruktur
oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape
recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
23 Model pengajaran langsung direct instruction secara empirik dilandasi oleh teori
belajar yang berasal dari rumpun perilaku behavior family. Teori belajar perilaku menekankan pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat
diobservasi. Menurut teori ini, belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik dari lingkungan. Prinsip penggunaan teori perilaku ini
dalam belajar adalah pemberian penguatan yang akan meningkatkan perilaku yang diharapkan. Penguatan melalui umpan balik kepada siswa merupakan dasar
praktis penggunaan teori ini dalam pembelajaran. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai
tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa,
mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang
telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Model pembelajaran langsung dikenal dengan istilah active teaching. Hal ini
disebabkan karena pada model pembelajaran langsung kegiatan pembelajaran berpusat pada guru dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran
kepada siswa dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan secara langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin,
sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan. Menurut Arends Trianto, 2009: 41 menyatakan bahwa:
24 Model pembelajaran langsung adalah salah satu cara pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaiatan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktrur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Menurut Kardi Trianto 2009: 43 model pembelajaran langsung dapat berbentuk
ceramah, demonstrasi, peltihan atau praktek, dan kerja kelompok. Menurut Izzatud 2009 berpendapat bahwa:
Pembelajaran langsung adalah salah satu satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
langsung adalah suatu model pengajaran yang berpusat pada guru yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa dalam mempelajari keterampilan
dasar dan memperoleh informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah.
Adapun langkah – langkah model pembelajaran langsung menurut Kardi Nur
Trianto 2009: 47 meliputi 1. Menyampaikan tujuan dan menyiapakan siswa
2. Presentasi dan demonstrasi 3. Mencapai pemahaman dan penguasaan
4. Memberikan latihan terbimbing 5. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
6. Memberikan kesempatan latihan mandiri Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan
yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding
25 dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya pada Model DI pun
mempunyai beberapa kelebihan yang disajikan sebagai berikut: 1.
Dengan Model Pembelajaran DI, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun. 3.
Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan
dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
4. Model Pembelajaran DI menekankan kegiatan mendengarkan melalui
ceramah dan kegiatan mengamati melalui demonstrasi, sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
5. Model Pembelajaran DI terutama kegiatan demonstrasi dapat memberikan
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori hal yang seharusnya dan observasi kenyataan yang terjadi.
6. Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang
kecil. 7.
Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. 8.
Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. 9.
Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
26 10.
Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik. 11.
Model Pembelajaran DI dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
12. Model Pembelajaran DI dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan
informasi dan pengetahuan factual dan terstruktur.
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, pada setiap model pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan. Begitu pula dengan Model Pembelajaran
DI. Keterbatasan-keterbatasan Model Pembelajaran DI sebagai berikut:
1. Karena guru memainkan peranan pusat dalam model ini, maka kesuksesan
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. 2.
Model Pembelajaran DI sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang
kurang baik pula. 3.
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, Model Pembelajaran DI mungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang
cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4.
Jika terlalu sering digunakan Model Pembelajaran DI akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu siswa semua yang perlu diketahui. Hal
ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran siswa itu sendiri.
27 5.
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga
dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
5. Konsep