Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 33,37 yang
berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,3337,- laba kotor.
Pada tahun 2007 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 45,75 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan
Rp0,4575,- laba kotor. Jika dibandingkan rasio margin laba kotor pada tahun 2006 dan 2007 maka dapat disimpulakan terjadi
kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 12,38 yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan pendapatan oprasional
yang lebih kecil. Pada tahun 2008 rasio margin laba diperoleh sebesar
46,46 yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,4646,- laba kotor. Jika dibandingkan tahun 2007 dengan
tahun 2008 terjadi kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 0,71 yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan
pendapatan oprasional yang lebih kecil.
2. Margin Laba Operasi Oprating Profit Margin
Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai- nilai dari rasio margin laba operasi selama 3 tahun terakhir 2006-
2008 seperti yang disajikan pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.8 Rasio Margin Laba Operasi
Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2006-2008
Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba operasi diperoleh sebesar 15,96 yang
berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1596,- laba operasi.
Pada tahun 2007 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 25,97 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan
Rp0,2597,- laba operasi. Jika dibandingkan rasio margin laba operasi pada tahun 2006 dan 2007 maka dapat disimpulakan terjadi
kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 12,38 yang disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya
operasi. Pada tahun 2008 rasio margin laba operasi diperoleh
sebesar 26,34 yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,2634,- laba operasi. Jika dibandingkan tahun
2007 dengan tahun 2008 terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 0,37 yang disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan
penekanan kenaikan biaya oprasional Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba operasi semakin meningkat Tahun
2006 2007
2008 Rasio Margin Laba Operasi
15,96 25,97
26,34
Universitas Sumatera Utara
pada tingkat penjualan tertentu. Peningkatan ini menunjukkan keefisienan manajemen kerja perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam menekan kenaikan biaya operasi.
3. Margin Laba Bersih
Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai- nilai dari rasio margin laba bersih selama 3 tahun terakhir 2006-
2008 seperti yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.9 Rasio Margin Laba Bersih
Tahun 2006
2007 2008
Rasio Margin Laba Bersih 11,06
17,92 18,15
Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2006-2008
Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 11,06 yang
berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1596,- laba bersih.
Pada tahun 2007 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 17,92 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp
0,1792,- laba bersih. Jika dibandingkan rasio margin laba bersih pada tahun 2006 dan 2007 maka dapat disimpulakan terjadi
kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 6,86 yang disebabkan adanya kenaikan laba bersih dan kinerja perusahaan yang baik
Universitas Sumatera Utara
dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan.
Pada tahun 2008 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 18,15 yang berarti bahwa setiap Rupiah,-
penjualan menghasilkan Rp 0,1815,- laba bersih. Jika dibandingkan tahun
2007 dengan tahun 2008 terjadi kenaikan rasio margin laba bersih sebesar 0,23 yang disebabkan adanya kenaikan laba bersih dan
kinerja perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan
perusahaan.
Selain melihat penghitungan rasio dengan menggunakan tabel, kita bisa melihat perbedaan rasio dari tahun ke tahun dengan menggunakan
grafik. A.
Rasio Likuiditas Gambar 3.1
Grafik Rasio Likud itas
Sumber : rasio likuiditas laporan keuangan PTPN III
20 40
60 80
100 120
Rasio Lancar Rasio Cepat 2006
2007 2008
Universitas Sumatera Utara
B. Rasio Aktivitas
Gambar 3.2 Grafik Rasio Aktivitas
Sumber : rasio aktivitas laporan keuangan PTPN III C. Rasio Leverage
Gambar 3.3 Grafik Rasio Leverage
Sumber : rasio levergae laporan keuangan PTPN III D. Rasio Profitabilitas
Gambar 3.4 Rasio Profitabilitas
Sumber: rasio profitabilitas laporan keuangan PTPN III
5 10
15 20
Rasio Perputaran
Persediaan Rasio
Perputaran Total Aktiva
2006 2007
2008
10 20
30 40
50
Margin Laba Kotor
Margin Laba Operasi
Margin Laba Bersih
2006 2007
2008 10
20 30
40 50
60 70
Total Debt to Capital Asset
Total Debt to Equity
2006 2007
2008
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Dari analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan
perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan oprasional perusahaan.
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu: 1.
Dilihat dari rasio likuiditas, posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III Medan menunjukkan kenaikan dan penurunannya.
Rasio lancar pada tahun 2006 adalah 49,74 dan mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 112,28, namun pada tahun
2008 terjadi penurunan kembali menjadi 102,82. Demikian juga pada rasio cepatnya, pada tahun 2006 adalah 35,94 dan
mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 96,40, namun pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 79,80. Angka ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan terhadap hutang cukup baik karena mengalami kenaikan yang pesat dan hanya
penurunan yang sedikit. 2.
Dilihat dari segi rasio aktivitasnya, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan dan perputaran total aktiva pada PT
Perkebunan Nusantara III Medan memperlihatkan aktivitas
Universitas Sumatera Utara