stabilizer tersebut. Dan komposisi polivinil alkohol yang lebih banyak menghasilkan komposit soil stabilizer dengan kuat tekan lebih maksimum, karena sifat fisik dari
polivinil alkohol yang mempunyai kuat sobek dan kuat tarik yang tinggi di bandingkan dengan polietilen PE maupun polivinil klorida PVC Hodgkinson dan
Taylor, 2000 Hasil lainnya dari pengujian tersebut ditampilkan dalam bentuk digital yang
didapat nilai gaya maksimum load yang selanjutnya disebut dengan P dalam satuan kgf dan
luas permukaan yang diberi tekanan A dalam satuan mm
2
yang kemudian harga-harga tersebut dicatat secara manual. Yang selanjutnya nilai-nilai tersebut
disubstitusi ke persamaan 2.1. Sehingga diperoleh nilai kuat tekan dalam satuan kgfmm
2
yang dikonversikan ke satuan MPa 1 kgfmm
2
Menurut SNI 03-6887-2002 untuk persyaratan kekuatan tanah yang telah di stabilisasi nilai kuat tekannya sebesar 2.1-2.8 MPa. Ini berarti komposit soil
stabilizer yang diujikan belum semuanya memenuhi standar kekuatan dari stabilisasi tanah. Hanya variasi soil stabilizer 5:25:70:150 dan 0:30:70:150 saja yang telah
memenuhi persyaratan kekuatan dan tanah yang telah di stabilisasi. = 9,81 MPa.
Untuk hasil perhitungan terhadap nilai kuat tekan dari masing-masing sampel tertera pada Tabel 4.3, dimana pada Tabel 4.3 tersebut terdapat nilai gaya maksimum,
luas permukaan yang diberikan tekanan dan nilai kuat tekan dari masing-masing sampel yang telah diuji. Untuk Gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara nilai kuat
tekan dalam satuan MPa dengan komposit soil stabilizer variasi lateks pekat karet alam dan polivinil alkohol, air dan pasir yang dinyatakan dalam bentuk grafik.
4.5 Data dan Analisis Pengujian Penyerapan Air
Pengujian penyerapan air telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel Dimana hasil pengujian disubstitusikan ke persamaan. Sehingga diperoleh persentase
penyerapan, yang ditampilkan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Nilai Penyerapan Air Untuk variasi Komposit Soil Stabilizer
No Komposit soil
stabilizer Lateks: PVA: Air : Pasir
Selisih WA
B B
k j
1 25 : 5 : 70 : 150
20.01 23.75
3.74 18.7
2 20 : 10 : 70 : 150
21.63 25.84
4.21 19.4
3 15 : 15 : 70 : 150
21.38 25.85
4.47 20.9
4
10 : 20 : 70 : 150 20.30
24.50 4.20
20.7
5 5 : 25 : 70 : 150
20.40 24.70
4.30 21.1
6 0 : 30 : 70 : 150
19.25 23.60
4.35 21.5
Gambar 4.3. Hubungan antara Penyerapan Air dengan komposit soil stabilizer
Dari Gambar 4.5 pada grafik, menunjukkan persentase penyerapan air paling minimum pada campuran lateks, polivinil alkohol, air dan pasir 25;5;70:150
sebesar 18,7 dan paling maksimum pada campuran lateks,polivinil alkohol, air dan
16 18
20 22
18.7 19.4
20.5 20.7
21.1 21.5
P en
y er
a p
a n
A ir
Komposit Soil Stabilizer lateks : Polivinil alkohol : Air : pasir
Penyerapan air dari Komposit Soil Stabilizer
Universitas Sumatera Utara
pasir dengan perbandingan 0;30;70:150 dengan persentase sebesar 21,5 . Polivinil alkohol sifatnya hidrofilik terhadap air, sehingga penambahan polivinil alkohol di
dalam komposit soil stabilizer cenderung meningkatkan nilai penyerapan air, dengan kata lain, dengan kelembaban yang tinggi lebih banyak lagi air yang di serap.
Wikipedia,2012 Dan pada grafik juga dilihat bahwa pada variasi 1 sampai dengan 5
menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyerapan air sebesar 24,46. Perbedaan nilai yang sedikit bervariasi ini kemungkinan disebabkan karena kurang homogennya
dalam proses pencampuran lateks,polivinil alkohol, air dan pasir tersebut.
4.6 Data dan Analisis Pengujian Dengan SEM
Pengujian sifat morfologi dengan SEM dilakukan untuk menganalisis permukaan dari sampel, dimana pengujian ini dilakukan terhadap pasir. Berikut
adalah hasil foto SEM pasir.
Gambar 4.4. Hasil Foto SEM Pasir
Dari gambar terlihat bahwa permukaan butiran partikel pasir pada skala 1 mm. dari gambar terlihat adanya pori-pori antar partikel pasir, pori-pori ini diisi oleh
Universitas Sumatera Utara
udara. Pemadatan material ini dapat memperkecil pori-pori antar partikel tetapi adakalanya sebagian udara terkurung dalam pori-pori antar partikel tanah pasir ini.
Selain dari pada itu bahwa partikel pasir ini satu sama lain memiliki adhesi dan gaya ikat yang sangat rendah, sehingga memiliki sifat mekanis yang rendah dan daya
serap air yang tinggi. Penambahan soil stabilizer diharapkan dapat mengisi dan menggantikan posisi udara yang terkurung di dalam pori-pori antar partikel pasir,
dan juga berperan sebagai perekat antara partikel tanah pasir, sehingga dapat meningkatkan sifat mekanis material pasir.
Gambar 4.5 Hasil uji SEM Emulsi soil stabilizer Lateks : PVA : Air
Dari gambar terlihat permukaan emulsi soil stabilizer sangat rapat, hampir tidak terlihat adanya pori-pori. Emulsi soil stabilizer dapat berperan untuk
meningkatkan sifat mekanis dengan cara mengisi pori-pori antar partikel pasir dan menggantikan posisi udara yang terjebak diantara partikel tanah pasir. Selain dari
pada itu emulsi soil stabilizer dapat berperan untuk menurunkan daya serap air. Hasil foto SEM film emulsi soil stabilizer setelah dikeringkan, menunjukkan permukaan
yang sangat rapat, tidak terlihat adanya pori-pori. Soil stabilizer merupakan bahan yang tahan terhadap air water prof, sehingga semakin meningkat persentase
penambahan emulsi soil stabilizer dapat menurunkan daya serap air pasir yang
Universitas Sumatera Utara
distabilkan dengan emulsi soil stabilizer. Pengujian sifat morfologi dengan SEM dilakukan terhadap dua sampel yaitu campuran lateks pekat karet alam, polivinil
alkohol, air dan pasir komposit soil stabilizer dengan perbandingan 10:20:70:150 dan perbandingan 25:5:70:150 yang di tambahkan agregat pasir. Pada gambar 4.6
merupakan hasil foto SEM pasir yang telah distabilkan dengan campuran lateks pekat karet alam, polivinil alkohol, air dan pasir dengan perbandingan 10:20:70:150.
Rongga-rongga pasir yang semula terlihat besar-besar, setelah adanya soil stabilizer rongga – rongga tersebut terlihat semakin mengecil, hal ini diperkirakan karena telah
diisi oleh emulsi soil stabilizer dan adanya interaksi kimia antara molekul lateks pekat karet alam, polivinil alkohol, maupun asam akrilat dengan partikel pasir.
Gambar 4.6. Hasil uji SEM komposit soil stabilizer Lateks : PVA : Air : Pasir 10:20:70;150 dengan perbesaran 500 kali
Dari Gambar 4.6. ini hasil uji SEM komposit soil stabilizer lateks pekat karet alam : polivinil alkohol : air : pasir 10:20:70:150 terlihat partikel-partikel kecil dari
agregat pasir tersebar kurang merata dalam komposit soil stabilizer, terlihat juga kerapatannya yang kurang baik yang ditandai dengan adanya pori-pori yang lebih
besar hal ini disebabkan karena penyebaran agregat pasir dan komposit soil stabilizer yang kurang merata .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7. Hasil uji SEM komposit soil stabilizer Lateks : PVA : Air ; Pasir 25:5:70:150 perbesaran 500 kali
Di bandingkan dengan Gambar 4.6, hasil uji SEM komposit soil stabilizer gambar 4.7 terlihat lebih baik, partikel-partikel kecil dari agregat pasir tersebar
merata dalam komposit soil stabilizer juga terlihat kerapatannya cukup baik yang ditandai dengan kecilnya pori-pori yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena gaya
adhesif yang cukup kuat dari campuran tersebut sehingga berikatan baik dengan agregat pasir. Pada gambar 4.7. terlihat partikel-partikel berukuran besar dan kecil
saling berikatan yang menunjukkan bahwa lateks pekat karet alam terdapat pada campuran tersebut. Penyebaran dan kerapatan emulsi soil stabilizer dan agregat pasir
tampak lebih jelas dalam campuran tersebut. Struktur permukaan menunjukkan lebih homogen dan rapat, atau mempunyai rongga-rongga yang lebih kecil pada permukaan
komposit soil stabilizer dibandingakan dengan gambar 4.6. yang memiliki rongga- rongga yang lebih besar. Jarak antar partikel memainkan peranan penting dalam
interaksi dari medan tegangan di berbagai daerah dari polimer matriks Lynch, 2000. Namun masih terlihat adanya penumpukan emulsi soil stabilizer, hal ini diduga
karena saat pengadukan yang kurang homogen dan juga adanya pengaruh tekanan saat pemadatan. Hal ini juga menunjukkan kuatnya ikatan-ikatan sambung silang
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi pada campuran tersebut yang diduga terjadi karena adanya penambahan benzoil peroksida menyebabkan interaksi yang terjadi antara lateks karet alam, asam
akrilat dan polivinil alkohol maupun pasir menjadi lebih baik, dimana benzoil peroksida sebagai inisiator akan membentuk radikal yang memicu terjadinya reaksi
yang baik antara emulsi soil stabilizer dengan campuran pasir sehingga permukaaan komposit soil stabilizer lebih homogen.
4.7 Analisis Pengujian Dengan FTIR