Jenis-jenis Rasio Keuangan Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan 1.

Rasio keuangan dapat disajikan dalam 2 dua cara. Yang pertama dalam perbandingan antar waktu, rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan rasio keuangan tahun yang lalu atau dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama perbandingan internal suatu perusahaan. Yang kedua dalam perbandingan antar perusahaan rasio keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada waktu yang sama perbandingan eksternal.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

1 Rasio Likuiditas Menurut Weston dalam Kasmir 2012:129, Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. a. Current Ratio Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. aktiva lancar kewajiban lancar x 100 b. Quick Ratio Rasio ini merupakan rasio yang untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih likuid. Aktiva Lancar-Persediaan Kewajiban Lancar x 100 c. Cash Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga efek yang segera dapat diuangkan. Kas+Bank Kewajiban Lancar x 100 d. Net Working Capital Rasio ini menunjukkan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar diatas utang lancar. Aktiva Lancar - Kewajiban Lancar Total Aktiva x 100 2 Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir 2012:151, Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain: a. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Total Kewajiban Total Aktiva x 100 b. Total Debt to Total Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Total Kewajiban Ekuitas x 100 3 Rasio Aktivitas Menurut Kasmir 2012:172, Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi efetivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti: a. Work Capital Turnover Rasio ini merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai kefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. working capital turnover = Penjualan Ekuitas b. Inventory Turnover Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaaan barang dagangan. Semakin tinggi rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung: Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan Persediaan c. Fixed Assets Turnover Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukkur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah: Fixed Assets Turnover = Penjualan Aktiva Tetap d. Total Assets Turnover Rasio ini mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah: Total Assets Turnover = Penjualan Total Aktiva 4 Rasio Profitabilitas Menurut Syahyunan 2013:92, Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Beberapa jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: a. Net Profit Margin Net profit margin adalah mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar. Net Profit Margin= Laba Bersih Penjualan x 100 b. Gross Profit Margin Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor gross profit dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan. Gross Profit Margin = Laba Kotor Penjualan x 100 c. Return on Investment ROI Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang dipergunakan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Return on Invesment = Laba Bersih Total Aktiva x 100 d. Return on Equity ROE Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah: Return on Equity = Laba Bersih Ekuitas x 100

D. Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan