b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.
c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang
berkaitan dengan industri gas. d.
Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.
Nilai-nilai Budaya ProCISE:
a. Profesionalisme Profesionalism
b. Penyempurnaan Terus Menerus Continous Improvement
c. Integritas Integrity
d. Keselamatan Safety
e. Kepuasan Pelanggan Excellent Service
B. Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan
Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap peluang usaha, diperlukan suatu struktur organisasi yang adaptif dan dinamis
dalam menghadapi tantangan usaha yang semakin kompetitif. Berikut adalah bagan struktur organisasi perusahaan:
Sumber: PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, 2015
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan
GENERAL MANAGER
SEKRETARIS PENGENDALIAN KINERJA
HUKUM HUMAS
PENJUALAN LAYANAN
OPERASI PEMELIHARAAN
INTEGRITAS JARINGAN
K3PL
PERENCANAAN PENJUALAN
LAYANAN PELANGGAN
MANAJEMEN
GAS
PERENCANAAN PENGENDALIAN
OPERASI
WORKSHOOP INTEGRITAS
JARINGAN
K3PL KEUANGAN SDM
KEUANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA
LOGISTIK ADM.UMUM
LOGISTIK
ADMINISTRASI UMUM
AREA PEKANBARU AREA MEDAN
AREA BATAM
C. Job Description
Berikut adalah uraian pekerjaan job description untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk.
1. General Manager
Fungsi General Manager: General Manager
mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan
yang ditetapkan Direksi. Tugas General Manager:
a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.
b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas
serta fasilitas penunjangnya. c.
Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan. d.
Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan. e.
Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan. f.
Mengendalikan pengelolaan kegiatan keuangan dan kegaitan SDM, serta pengelolaan kegiatan tanggung-jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
g. Mengendalikan pengelolaan kelogistikan dan administrasi umum.
h. Mengendalikan pelaksanaan manajemen resiko, sistem dan prosedur yang
berlaku, serta Good Corporate Govermance dan Budaya Perusahaan untuk peningkatan kinerja SBU.
i. Mengendalikan perjanjian dan kerja sama lainnya, pengelolaan bantuan hukum
serta pengelolaan kegiatan kehumasan.
2. Departemen Keuangan dan SDM
Fungsi Departemen Keuangan dan SDM: Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan
keuangan, SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.
Tugas Departemen Keuangan dan SDM: a.
Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.
b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam
Departemen Keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di dalam organisasi SBU.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja
antar satuan kerja di dalam Departemen Keuangan dan SDM. d.
Mengendalikan kegiatan pengelolaan Keuangan dan SDM. e.
Memastikan pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. f.
Mengendalikan penyusunan laporan periodik Departemen Keuangan dan SDM sebagai dasar melakukan analisa untuk memastikan pencapaian target kinerja,
dan menetapkan langkah tindak lanjut yang tepat.
3. Dinas Keuangan
Fungsi Dinas Keuangan: Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan
yang meliputi anggaran, perbendaharaan, akuntasi, perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Tugas Dinas Keuangan:
a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA SBU serta
menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU. b.
Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala. c.
Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban. d.
Dropping ke kantor pusat. e.
Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU.
f. Mengendalikan pengelolaan rekening bank SBU.
g. Mengelola dan mengendalikan asuransi atas aset.
h. Memastikan keabsahan serta mengendalikan proses pencairan jaminan
pembayaran pelanggan dan jaminan pengadaan. i.
Mengelola dan mengendalikan kegiatan akuntasi dan penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap.
j. Mengelola dan mengendalikan kegiatan perpajakan.
k. Mengkoordinasikan rencana program dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan serta mengevaluasi laporan pelaksanaanya.
4. Seksi Anggaran
Fungsi Seksi Anggaran: Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan
pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU. Tugas Seksi Anggaran:
a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.
b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat BiayaUnit Kerja SBU sesuai
dengan RKAP yang telah ditetapkan.
c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah
ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat BiayaUnit kerja. e.
Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap pelaksanaan RKA SBU secara berkala.
f. Menyusun laporan pencapaian RKA SBU.
g. Menyusun usulan realokasi RKA SBU apabila diperlukan.
5. Seksi Perbendaharaan
Fungsi Seksi Perbendaharaan: Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pengendalian Perbendaharaan SBU. Tugas Seksi Perbendaharaan:
a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan
dan dokumen permintaan pembayaran. b.
Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan
dana. d.
Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke Kantor Pusat.
e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.
f. Mengevaluasi keabsahan dan melakukan pencairan jaminan pembayaran
pelanggan dan jaminan pengadaan.
g. Menyusun usulan penutupan asuransi ke Kantor Pusat dan melaksanakan
penutupan asuransi yang belum ditutup oleh Kantor Pusat.
6. Seksi Akuntansi
Fungsi Seksi Akuntansi: Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi,
penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan. Tugas Seksi Akuntansi:
a. Menerima, mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.
b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk
memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.
c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan
aset tetap. d.
Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan. e.
Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan RKAP. f.
Melakukan evaluasi dan review pengenaan tarif perpajakan atas transaksi keuangan.
g. Melakukan pengendalian atas kegiatan administrasi perpajakan melalui
pembuatan kertas kerja perpajakan yang meliputi perhitungan, rekonsialiasi dan ekualisasi.
h. Menyusun dan mengevaluasi laporan perpajakan termasuk membuat Surat
Setoran Pajak serta laporan pajak berupa Surat pemberitahuan SPT.
7. Seksi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan TJSL
Fungsi Seksi TJSL: Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan CSR. Tugas Seksi TJSL:
a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan
lingkungan. b.
Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan CSR.
8. Dinas Sumber Daya Manusia SDM
Fungsi Dinas SDM: Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen
SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Tugas Dinas SDM: a.
Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.
b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan SDM. d.
Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.
e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi SDM,
remunerasi dan database kepegawaian.
f. Memastikan pelaksanaan peraturan perusahaan dan berjalannya kegiatan
hubungan industrial sesuai dengan aturan yang berlaku. g.
Menindaklanjuti keluhan dan perselisihan pekerja kepada pihak yang terkait.
9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM
Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM: Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan
kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia. Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM:
a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk
jangka pendek, menengah dan panjang. b.
Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.
c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi.
d. Melakukan koordinasi usulan rotasimutasi dan promosi pekerja.
e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan
pekerja. f.
Menyusun dan melaksanakan program apresiasi terhadap pekerja yang berprestasi.
g. Mengelola program pendidikan dan pelatihan pekerja yang diselenggarakan
oleh SBU. h.
Melaksanakan analisa kebutuhan diklat pekerja berdasarkan analisa kesenjangan kompetensi.
i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan kegiatan
pembinaan SDM melalui pengelolaan manajemen kinerja dan counseliung bagi pekerja yang membutuhkan.
j. Menfasilitasi penyusunan Sasaran Kinerja Individu SKI, Penilaian Kinerja
Pekerja PKP dan cascading KPI. k.
Melaksanakan pembinaan dan mengelola program mentoring bagi siswa calon pekerja baru dan calon pekerja.
l. Menyusun usulan penyempurnaan uraian jabatan.
10. Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial
Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial: Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi melaksanakan
kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi, pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial antara pekerja dengan perusahaan serta
memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada. Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial:
a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan
biaya lain yang terkait. b.
Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas benefit pekerja. c.
Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. d.
Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja. e.
Melakukan pelayanan duka cita pekerja. f.
Memastikan kemuktahiran dan keakuratan data kepegawaian dalam HRIS. g.
Melakukan penyusunan TOR, monitoring serta pengawasan kontrak jasa outsorcing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Melaksanakan administrasi dan pengendalian tenaga kerja outsourching.
i. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan
Perjanjian Kerja Bersama PKB, penanganan keluhan dan perselisihan pekerja.
j. Menindaklanjuti permasalahan pekerja yang melakukan tindakan indisipliner
dan permasalahan hubungan industrial lainnya. k.
Melaksanakan administrasi dan monitoring kontrak jasa profesi dan tenaga ahli.
l. Melaksanakan pengurusan perijinan, pelaporan-pelaporan serta pengawasan
ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga kerja atau Instansi terkait.
D. Jaringan UsahaKegiatan
Sebagai penyedia Utama Gas Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi penjualan dan transmisi transportasi gas bumi melalui jaringan pipa
yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualanan gas bumi melalui jaringan
pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegitan pengangkutan transportasi gas bumi melalui
jaringan pipa transmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.
1. Kegiatan Usaha Distribusi
PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81 dari total
pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupakan pelaku utama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar
94. Jaringan layanan mencakup 8 delapan kota utama di Indonesia yaitu
Jakarta, Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang didukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas
sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pembelian sebelum diperlakukan UU Migas No. 222001, PGN memperoleh pasokan gas bumi
terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi di wilayah distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan
untuk wilayah distribusi Jawa bagian Timur memperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian
Utara memperoleh pasokan gas bumi dari Pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas bumi secara langsung dari produsen gas bumi
anatara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindo Brantas, ConocoPhillips dan Ellipse
. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan
jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi
pasar ke wilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut:
a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten,
Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung. b.
SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya- Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan
Makasar. c.
SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.
2. Kegiatan Usaha Transmisi
Kegiatan usaha transmisi meliputi tranportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun
penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi Toll Fee.
Khusus untuk melayani PLN Panaran Batam, selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.
PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54. Kapasitas ini
mewakili sekitar 47 pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Grissik-Duri dan Grissik-
Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonesia Transgapindo.
E. Kinerja Usaha Terkini
PT PGN Persero Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum
public utility. Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.
Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi
yang menghubungkan sumber-sumber gas ke konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor, PGN menyediakan
infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan
industri. Tugas utama PGN di bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM.
Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.
Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus
membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini merupakan upaya PGN
untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total
pendapatan sebesar US 3 miliar atau tumbuh 16 dari pada tahun 2012 senilai US 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US 3,9 miliar 2012 menjadi US
4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US 2,3 miliar menjadi US 2,7 miliar.
Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun 2012 sebanyak 807
MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipis dari 877 MMSCFD ke 854
MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan
penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.
Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohnya, usaha distribusi
gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga,
maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan
minyak. “Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya
sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier effect
yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas
bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi
di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai
dari sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga. Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN
tahun ini diantaranya adalah: Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa Kalija tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN
Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.
Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US 1,25 miliar. Sebanyak US 200 juta
digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US 200
juta, US 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US 650 juta untuk investasi di sektor hulu.
Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus
memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas bumi di berbagai segmen pelanggan.
F. Rencana Kegiatan