bukan hanya menjadi tugas dari para penegak yang sudah dikenal secara konvesional, tetapi tugas dari semua subjek hukum dalam masyarakat. Secara
umum, sebagaimana dikemukakan oleh Soerjono Soekanto ada lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu :
a. Faktor hukumnya sendiri.
b. Faktor penegak hukum yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang
menerapkan hukum. c.
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. d.
Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum itu berlaku atau diterapkan.
e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
13
Kelima faktor diatas saling berkaitan dengan eratnya karena merupakan esensi dari penegakan hukum serta merupakan tolak ukur daripada efektivitas penegakan
hukum. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa agar hukum dapat berfungsi dengan baik diperlukan keserasian dalam hubungan antara empat faktor, yakni :
a. Hukum atau peraturannya sendiri
Kemungkinannya adalah bahwa terjadi ketidak cocokan antara peraturan perundang-undangan dengan hukum tertulis, hukum tidak tertulis atau hukum
kebiasaan, ataupun ketidakserasian antara perundang-undangan mengenai bidang tertentu.
13
Ibid, 4-5.
b. Mentalitas petugas yang menegakan hukum antara lain mencakup hakim,
polisi, jaksa, pembela petugas kemasyarakatan, dll. Apabila peraturan perundang-undangan sudah baik, tetapi mental penegak hukum kurang baik
maka akan terjadi gangguan pada sistem penegakan hukum. c.
Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum. Fasilitas yang memadai dalam ukuran tertentu, maka penegakan hukum akan
berjalan semestinya. d.
Kesadaran hukum, kepatuhan hukum, dan perilaku warga masyarakat.
14
Penegakan hukum yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja dalam hal larangan berdagang di tempat tertentu di kota metro adalah melakukan penertiban atau
biasa disebut dengan razia. Razia biasanya dilakukan dengan instansi-instansi terkait. Kegiatan razia ini dilakukan oleh anggota satuan Polisi Pamong Praja
sebagai upaya mencegah bertemunya niat dan kesempatan dengan cara mendatangi, mengamati, dan mengawasi situasi dan kondisi yang akan
diperkirakan menimbulkan segala bentuk gangguan yang dapat menimbulkan gangguan dalam keamanan dan ketertiban.
14
Ibid, 15.
2.5. Dasar Hukum
Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan atau
tindakan hukum oleh subyek hukum baik orang perorangan atau badan hukum. Selain itu dasar hukum juga dapat berupa norma hukum atau ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi pembentukan peraturan perundang-undangan yang lebih baru dan atau yang lebih
rendah derajatnya dalam hirarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan.
15
Bentuk yang disebut terakhir ini juga biasanya disebut sebagai landasan yuridis yang biasanya tercantum dalam considerans peraturan hukum atau surat
keputusan yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri 41 Tahun 2012 Pasal 1 yang berbunyi “ Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
melalui penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban dan penghapusan lokasi PKL dengan memperhatikan sosial, estetika,
kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penataan PKL juga dituangkan dalam
Peraturan lain yaitu Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
15
http:statushukum.comdasar-hukum.html diunduh pada tanggal 28 September 2014
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Masalah
Proses pengumpulan dan penyajian sehubungan dengan penelitian ini maka digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan
Yuridis Normatif adalah suatu pendekatanyang dilakukan dimana pengumpulan dan penyajian data dilakukan dengan mempelajari dan menelaah konsep-konsep
dan teori-teori serta peraturan-peraturan secara kepustakaan yang berkaitan dengan pokok bahasan penulisan skripsi ini. Pendekatan yuridis empiris dilakukan
untuk mempelajari hukum dalam kenyataan yang ada mengenai pokok bahasan.
3.2. Sumber Data
Sumber dan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan, data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan
secara langsung pada objek penelitian field Risearch yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara secara langsung dengan Kepala Dinas Kebersihan,
Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar Kota Metro, Pedagang Kaki Lima mengenai rencana penataan pedagang kaki lima di Kota Metro. Sedangkan data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari bahan literatur kepustakaan dengan melakukan studi dokumen, arsip yang bersifat teoritis, konsep-konsep, doktrin dan asas-asas
hukum yang berkaitan dengan pokok cara membaca, mengutip dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan permasalahan yang akan
di bahas, yang terdiri antara lain:
a. Bahan Hukum Primer
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 39Tahun1999 mengenai Hak Asasi Manusia.
3. Undang-Undang No:22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan LLAJ. 4.
Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
5. Peraturan Daerah No 05 Tahun 2010 tentang Ketertiban Umum,
Kebersihan Dan Keindahan Kota Metro. b.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan bahan hukum primer dalam hal ini teori-teori yang dukemukakan para ahli
dan Peraturan Perundang-undangan. c.
Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan
penjelasan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari Literatur, Kamus, Internet, surat kabar dan lain-lain
3.3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.3.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan, dengan studi pustaka dan studi literatur.
a Studi Pustaka
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari undang-undang, peraturan pemerintah dan literatur hukum yang berkaitan dengan kekuatan
pembuktian keterangan saksi. Hal ini dilakukan dengan cara membaca, mengutip dan mengidentifikasi data yang sesuai dengan pokok bahasan dan
ruang lingkup penelitian ini. b
Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan melalui wawancara dengan informan yang telah
direncanakan sebelumnya. Wawancara Interview yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara Interview secara langsung dengan alat
bantu daftar pertanyaan yang bersifat terbuka, terhadap informannarasumber yang berkaitan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
3.3.2. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a Identifikasi data, yaitu mencari data yang diperoleh untuk disesuaikan
dengan pembahasan yang akan dilakukan dengan menelaah peraturan, buku atau artikel yang berkaitan dengan judul dan permasalahan.
b Klasifikasi data, yaitu hasil identifikasi data yang selanjutnya diklasifikasi
atau dikelompokkan sehingga diperoleh data yang benar-benar objektif. c
Penyusunan data, yaitu menyusun data menurut sistematika yang telah ditetapkan dalam penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam
menginterprestasikan data.
3.4. Analisis Data
Analisis terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif yaitu analisis yang dilakukan secara deskriptif yakni penggambaran argumentasi
dari data yang diperoleh di dalam penelitian. Dari hasil analisis tersebut dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara deduktif yaitu suatu cara berfikir
yang didasarkan pada realitas yang bersifat umum yang kemudian disimpulkan secara khusus.