Penelitian Terdahulu Yang Terkait
30° dapat digunakan untuk mengukur nilai CBR struktur perkerasan setingkat lapis penetrasi aspal makadam dan struktur di bawahnya. Alat
DCP standar dengan cone 30° dapat digunakan sebagai alternatif pengganti alat benkelmean beam, untuk jalan dengan struktur perkerasan
setingkat lapis penetrasi aspal makadam dan struktur di bawahnya.
3. Hubungan Nilai CBR Laboratorium Dan DCP Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada Rusa Jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa
Utara. Pengujian yang dilakukan oleh Prisila Lengkong 2013 adalah untuk
meneliti hubungan nilai CBR Laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara.
Pengujian DCP di lapangan dilakukan satu kali pada 8 titik di ruas jalan Wori-Likupang, yang hasilnya dibandingkan dengan nilai CBR
laboratorium dari 5 sampel tanah yang diambil dari lokasi pengujian.
Tabel 2.10
. Hasil Pengujian DCP dan CBR Laboratorium Pada Ruas Jalan Wori Likupang
Gambar 2.7 . Grafik Hubungan DCP dan CBR Pada Ruas Jalan
Dari hasil analisis data pada lima titik dengan lima sampel yang berbeda
diperoleh hasil yang memuaskan sekitar 80 karena dari hasil tersebut diperoleh empat data hasil yang hampir sama yaitu pada STA 28+200,
STA 28+300, STA 28+400 dan STA 29+000, sehingga hal ini membuktikan penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah di
lapangan berdasarkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR
lebih lanjut di laboratorium.
4. Laboratory Evaluation Of In-Situ Tests As Potential Quality ControlQuality Assurance Tools.
Penelitian yang dilakukan oleh Ekrem Seyman 2003 adalah untuk meneliti
perkembangan beberapa
pengujian lapangan
dengan
menggunakan pengujian laboratorium yaitu Humboldt Geogauge, Light Falling Weight Deflectometer LFWD dan Uji DCP yang akan
dikorelasikan dengan berbagai sifat mekanik pada sampel. Dalam penelitiannya Ekrem sempat menyinggung bahwa penggunaan DCP telah
berkali-kali berusaha dihubungkan dengan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh tanah selain nilai CBR dan berbagai penggunaan lain dari
DCP seperti kemampuannya untuk menganalisa lapisan tanah berdasarkan nilai CBR dan bahkan menentukan titik lemah pada lapisan
dengan menunjukkan titik-titik dimana lapisan memiliki CBR terlemah. Sampel yang digunakan adalah 2 kotak berukuran 5 x 3 x 2 ft
3
, yang dipersiapkan berisi lapisan tanah.
Gambar 2.8
. Hubungan antara DCPI dan EPLTi
Gambar 2.9
. Hubungan antara DCPI dan CBR
Penelitian ini menyatakan bahwa DCP memiliki hasil paling konsisten dalam lapisan yang berbeda. DCP merupakan alat paling efektif untuk
mengidentifikasi lapisan yang berbeda ketika perbandingan kedalaman dan pukulan dimasukkan dalam grafik. DCPI dapat mengukur pada
kedalaman melebihi bats Geogauge dan LFWD dan tidak mudah terpengaruh kerusakan kecil pada sampel. Sehingga DCP dapat
digunakan untuk memperkirakan CBR lapangan dan bahkan dapat digunakan untuk mengetahui keelastisan atau kekakuan dari material.