Nilai
1 Profesional 2 Amanah
3 Ibadah
5.1.5 Struktur Organisasi
Terlampir
5.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, yakni pada minggu ketiga bulan April sampai minggu ketiga bulan Mei 2013. Data diperoleh dari wawancara
dengan responden yaitu perawat yang bekerja di RS. Rumah Sehat Terpadu, baik perawat rawat inap, rawat jalan maupun IGD menggunakan instrumen kuesioner.
Penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti agar mendapatkan hasil yang objektif yang dapat menggambarkan kondisi riil di lapangan.
Peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner, diantaranya:
1. Penjelasan tentang survei kepada responden dengan sikap yang sopan dan attitude yang baik. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan
kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut, diharapkan responden dapat mengisi kuesioner dengan apa adanya, sesuai yang
dialamidirasakan selama bekerja di RS. Rumah Sehat Terpadu mengenai kepuasan kerja yang menjadi objek penelitian.
2. Untuk menghindari rasa takut dan khawatir responden terhadap identitas diri, maka penulis menjelaskan dan berusaha meyakinkan bahwa identitas responden tidak akan
dipublikasikan serta memberitahu bahwa peneliti tidak memiliki kepentingan apapun di RS. Rumah Sehat Terpadu.
3. Semua jawaban harus diisi lengkap agar tidak ada missing value. Adapun analisis hasil dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu
analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.
5.3 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi variabel dependen yaitu kepuasan kerja perawat beserta variabel independennya yaitu
karakteristik individu umur, pendidikan dan jabatan dan faktor organisasi pengakuan, gaji, program kesejahteraan dan hubungan interpersonal.
5.3.1 Gambaran Kepuasan Kerja Perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu
Variabel kepuasan kerja diukur dengan 22 pertanyaan. Dari hasil penelitian, diketahui nilai skor perawat terhadap kepuasan kerja tertinggi yaitu 88 dan
terendah 22. Nilai mean yaitu 62,78 dan nilai median 65. Hasil uji kenormalan data berdasarkan test kolmogorov diketahui bahwa distribusi data normal. Selain
itu, diketahui bahwa sebanyak 41,3 perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu menyatakan tidak puas dengan pekerjaannya. Sebanyak 58,7 perawat
menyatakan puas dengan pekerjaannya. Berikut gambaran kepuasan kerja
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun
2013
Kepuasan Kerja Frekuensi
Tidak Puas 19
41,3 Puas
27 58,7
Total 46
100,0
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
5.3.2 Karakteristik Individu
Dalam penelitian ini, karakteristik individu yang dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Umur
Rata-rata umur perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu adalah 25 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan tertua 36 tahun. Umur perawat terbanyak
adalah 22 tahun dengan standar deviasi 4,59. Selanjutnya untuk kepentingan analisis data, umur perawat dikategorikan menjadi 2 ka
tegori yaitu ≤ 30 tahun dan 30 tahun berdasarkan tingkat kepuasan kerja perawat. Pengelompokan
berdasarkan kategori umur adalah sebagai berikut: Tabel 5.2
Distribusi Perawat Menurut Umur di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Umur Frekuensi
≤ 30 tahun 37
80,4 30 tahun
9 19,6
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
Perawat terbanyak yaitu perawat dengan umur ≤ 30 tahun sebanyak 80,4.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan dikategorikan dalam 2 kategori yaitu D3 dan S1. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa perawat yang bekerja di RS. Rumah Sehat
Terpadu terbanyak adalah perawat dengan pendidikan formal terakhir Diploma III, yakni sebesar 87. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.3 Distribusi Perawat Menurut Pendidikan di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun
2013
Pendidikan Frekuensi
D3 40
87,0 S1
6 13,0
Total
46 100,0
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
3. Jabatan
Dari hasil pengumpulan data diperoleh bahwa jabatan perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu terbagi menjadi 3, yakni perawat pelaksana, ketua tim, dan
kepala ruangan. Sebanyak 41 perawat atau 89,1 perawat bertugas sebagai perawat pelaksana, 4 perawat atau 8,7 perawat bertugas sebagai ketua tim dan 1
perawat atau 2,2 perawat bertugas sebagai kepala ruangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Distribusi Perawat Menurut Jabatan di RS. Rumah Sehat Terpadu
Tahun 2013
Jabatan Frekuensi
Perawat Pelaksana 41
89,1 Ketua Tim
4 8,7
Kepala Ruangan 1
2,2
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
5.3.3 Faktor Organisasi
Dalam penelitian ini, faktor organisasi yang dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan
Tabel 5.5 Distribusi Perawat menurut Pengakuan Atas Kinerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Pengakuan Frekuensi
Tidak Pernah 24
52,2 Pernah
22 47,8
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
Pengakuan atas prestasi kerja perawat diukur melalui 2 pertanyaan yang berisi tentang ada tidaknya pengakuan dari atasan dan rumah sakit atas kinerja
perawat. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 24 perawat tidak pernah mendapatkan pengakuan dari rumah sakit maupun atasannya terhadap prestasi
kerja yang mereka lakukan dan sebanyak 22 perawat menyatakan pernah mendapatkan pengakuan dari atasan maupun rumah sakit atas prestasi kerja yang
mereka lakukan.
2. Gaji
Variabel gaji diukur dengan 5 pertanyaan yang terdiri dari kesesuaian gaji terhadap pengalaman, tingkat pendidikan, jabatan, nilai pasar, dan keadilan. Dari
hasil pengumpulan data, diperoleh sebanyak 22 atau 47,8 perawat menyatakan bahwa gaji yang diberikan RS. Rumah Sehat Terpadu sebagai penghargaan atas
pekerjaan perawat tidak sesuai. Sedangkan sebanyak 24 atau 52,2 perawat menyatakan bahwa gaji yang diberikan sudah sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukannya. Selain itu, diketahui nilai skor perawat terhadap gaji tertinggi yaitu 20 dan terendah 5. Nilai mean yaitu 11,89 dan nilai median 12. Hasil uji
kenormalan data berdasarkan test kolmogorov diketahui bahwa distribusi data normal. Untuk kepentingan analisis data, variabel gaji dikategorikan dalam 2
kategori yakni tidak sesuai dan sesuai. Distribusi perawat berdasarkan variabel gaji dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.6 Distribusi Perawat Menurut Gaji di RS. Rumah Sehat Terpadu
Tahun 2013
Gaji Frekuensi
Tidak Sesuai 22
47,8 Sesuai
24 52,2
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
3. Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan dikategorikan dalam 2 kategori yaitu memadai dan tidak memadai. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 19 41,3
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu menyatakan bahwa program kesejahteraan yang diselenggarakan oleh rumah sakit tidak memadai dan 27 58,7 perawat
menganggap program kesejahteraan memadai. Distribusi perawat berdasarkan
variabel program kesejahteraan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.7 Distribusi Perawat Menurut Program Kesejahteraan
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Program Kesejahteraan Frekuensi
Tidak Memadai 19
41,3 Memadai
27 58,7
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
4. Hubungan Interpersonal
Hubungan Interpersonal dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik dan tidak baik. Variabel ini diukur dengan 5 pertanyaan yang berisi tentang hubungan
perawat dengan atasan dan rekan kerja. Dari hasil penelitian, diketahui nilai skor perawat terhadap hubungan interpersonal tertinggi yaitu 25 dan terendah 9. Nilai
mean yaitu 18.41 dan nilai median 19. Hasil uji kenormalan data berdasarkan test kolmogorov diketahui bahwa distribusi data tidak normal. Selain itu, didapatkan
juga bahwa perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu memiliki hubungan interpersonal yang tidak baik sebanyak 26 56,5 perawat dan 20 43,5
perawat memiliki hubungan interpersonal baik. Distribusi perawat berdasarkan
variabel hubungan interpersonal dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.8 Distribusi Perawat Menurut Hubungan Interpersonal
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Hubungan Interpersonal Frekuensi
Tidak Baik 26
56,5 Baik
20 43,5
Total 46
100,0 Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
5.4 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas karakteristik individu dan faktor organisasi dengan kepuasan kerja perawat sebagai
variabel terikat. Melalui uji Chi Square akan diperoleh nilai P, dimana penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan
bermakna jika mempunyai nilai P 0,05.
5.4.1 Hubungan Umur dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.9 Distribusi Perawat Menurut Umur dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Umur Kepuasan Kerja
Total Pvalue
Tidak Puas Puas
N N
N
≤ 30 Tahun 17
45,9 20
54,1 37
100,0 0,270
30 Tahun 2
22,2 7
77,8 9
100,0
Total
19 41,3
27 58,7
46 100,0
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perawat yang berumur ≤ 30
tahun sebanyak 54,1 puas terhadap pekerjaannya dan perawat yang berumur 30 tahun sebanyak 77,8 menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Sementara
berdasarkan uji chi square diperoleh nilai P = 0,270 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kepuasan kerja
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
5.4.2 Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.10 Distribusi Perawat Menurut Pendidikan dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Pendidikan Kepuasan Kerja
Total Pvalue
Tidak Puas
Puas N
N N
D3 15
37,5 25
62,5 40
100,0 0,213
S1 4
66,7 2
33,3 6
100,0
Total
19 41,3
27 58,7
46 100,0
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Berdasarkan tabel 5.9 hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan
kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat terpadu Tahun 2013 diperoleh bahwa diantara 40 perawat yang berpendidikan D3, terdapat 25 62,5 perawat
yang puas terhadap pekerjaannya. Sedangkan dari 6 perawat yang berpendidikan S1, terdapat 2 33,34 perawat yang puas terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,213 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan
kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
5.4.3 Hubungan Jabatan dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.11 Distribusi Perawat Menurut Jabatan dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Dari seluruh perawat yang merasakan kepuasan dalam pekerjaannya, 25
61,0 merupakan perawat pelaksana, 1 25,0 merupakan perawat yang memiliki jabatan sebagai ketua tim dan 1 kepala ruangan. Sedangkan perawat
yang tidak merasakan kepuasan dalam pekerjaannya sebanyak 19 orang 41,3 merupakan 16 39,0 perawat pelaksana dan 3 75 ketua tim.
Dari hasil uji chi square diperoleh nilai P = 0,264 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jabatan dengan kepuasan kerja
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
Jabatan Kepuasan Kerja
Total Pvalue
Tidak Puas Puas
N N
N
Pelaksana 16
39,0 25
61,0 41
100,0 0,264
Ketua Tim 3
75,0 1
25,0 4
100,0 Kepala
Ruangan 1
100 1
100,0
Total 19
41,3 27
58,7 46
100,0
5.4.4 Hubungan Pengakuan dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.12 Distribusi Perawat Menurut Pengakuan dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Berdasarkan hasil analisis statistik, dari 24 perawat yang tidak pernah
mendapatkan pengakuan atas pekerjaanya, 14 58,3 perawat mengaku tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perawat yang tidak pernah mendapatkan pengakuan dan mengaku puas dengan pekerjaannya yakni 10 41,7 perawat. Begitu pula
halnya dengan perawat yang pernah mendapatkan pengakuan atas kinerjanya, dari 22 perawat, 5 perawat mengaku tidak puas terhadap pekerjaannya dan 17 lainnya
mengaku puas. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,032 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengakuan dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu. Diperoleh pula nilai OR
sebesar 4,760 artinya perawat yang pernah mendapatkan pengakuan atas kinerjanya mempunyai kecenderungan untuk puas terhadap pekerjaannya sebesar
4,760 kali dibandingkan dengan perawat yang tidak pernah mendapatkan pengakuan atas kinerjanya.
Pengakuan Kepuasan Kerja
Total OR
95 CI Pvalue
Tidak Puas Puas
N N
N
Tidak Pernah 14
58,3 10
41,7 24
100,0 4,760
1,316 - 17,216
0,032 Pernah
5 22,7
17 77,3
22 100,0
Total
19 41,3
27 58,7
46 100,0
5.4.5 Hubungan Gaji dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.13 Distribusi Perawat Menurut Gaji dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Berdasarkan hasil analisis statistik, dari 22 perawat yang menyatakan gaji
yang diberikan rumah sakit tidak sesuai, 13 59,1 perawat mengaku tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perawat yang menyatakan gaji yang diterima tidak sesuai dan mengaku puas dengan pekerjaannya yakni sebesar 9 40,9 perawat. Begitu pula halnya
dengan 24 perawat yang menyatakan gaji yang diterima sesuai, 6 perawat mengaku tidak puas terhadap pekerjaannya dan 18 lainnya mengaku puas.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,041 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaji dengan kepuasan
kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu. Diperoleh pula nilai OR sebesar 4,333 artinya perawat yang menyatakan gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaannya
mempunyai kecenderungan untuk puas terhadap pekerjaannya sebesar 4,333 kali dibandingkan dengan perawat yang menyatakan gaji yang diterima tidak sesuai
dengan pekerjannya.
Gaji Kepuasan Kerja
Total OR
95 CI Pvalue
Tidak Puas Puas
N N
N
Tidak Sesuai 13
59,1 9
40,9 22
100,0 4,333
1,235 - 15,206
0,041 Sesuai
6 25,0
18 75,0
24 100,0
Total
19 41,3
27 58,7
46 100,0
5.4.6 Hubungan Program Kesejahteraan dengan Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.14 Distribusi Perawat Menurut Program Kesejahteraan dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
Berdasarkan tabel 5.14 hasil analisis hubungan antara program kesejahteraan dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat terpadu Tahun
2013 diperoleh bahwa diantara 19 perawat yang menyatakan program kesejahteraan yang telah diselenggarakan rumah sakit tidak memadai, terdapat 8
42,1 perawat yang puas terhadap pekerjaannya. Sedangkan dari 27 perawat yang menyatakan program kesejahteraan yang telah diselenggarakan rumah sakit
memadai, terdapat 19 70,4 perawat yang puas terhadap pekerjaannya. Dari hasil uji statistik pada tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh nilai P=
0,107 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara program kesejahteraan dengan kepuasan kerja perawat.
Program Kesejahteraan
Kepuasan Kerja Total
Pvalue Tidak Puas
Puas N
N N
Tidak Memadai 11
57,9 8
42,1 19
100,0 0,107
Memadai 8
29,6 19
70,4 27
100,0
Total
19 41,3
27 58,7
46 100,0
5.4.7 Hubungan Antara Hubungan Interpersonal dengan Kepuasan Kerja
Perawat
Hasil analisis bivariat antara hubungan interpersonal dengan kepuasan kerja
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.15.
Tabel 5.15 Distribusi Perawat Menurut Hubungan Interpersonal dan Kepuasan Kerja
di RS. Rumah Sehat Terpadu Tahun 2013
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013 Berdasarkan tabel 5.15 hasil analisis hubungan antara hubungan
interpersonal dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu diperoleh bahwa diantara 26 perawat yang tidak memiliki hubungan
interpersonal yang baik, terdapat 10 perawat yang puas terhadap pekerjaannya. Sedangkan dari 20 perawat yang memiliki hubungan interpersonal baik,
terdapat 17 perawat yang menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,004 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan interpersonal dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
Diperoleh pula nilai OR sebesar 9,067 artinya perawat yang memiliki hubungan interpersonal yang baik memiliki kecenderungan puas terhadap
pekerjaannya sebesar 9,067 dibandingkan dengan perawat yang memiliki hubungan interpersonal tidak baik.
Hubungan Interpersonal
Kepuasan Kerja Total
OR 95 CI
Pvalue Tidak Puas
Puas N
N N
Tidak Baik 16
61,5 10
38,5 26
100,0 9,067
2,106 - 39,029
0,004 Baik
3 15,0
17 85,0
20 100,0
Total 19
41,3 27
58,7 46
100,0
5.4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Chi Square
Dari tabel dibawah ini terlihat bahwa variabel bebas yang memiliki hubungan dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu yaitu variabel
pengakuan, gaji dan hubungan interpersonal.
Tabel 5.16 Rekapitulasi Hasil Uji Chi Square
No. Variabel Independen
Pvalue OR
1 Umur
0,270 -
2 Pendidikan
0,213 -
3 Jabatan
0,264 -
4 Pengakuan
0,032 4,760
5 Gaji
0,041 4,333
6 Program Kesejahteraan
0,107 -
7 Hubungan Interpersonal
0,004 9,067
Sumber: Hasil Olahan SPSS Mei, 2013
5.5 Keterbatasan dalam Penelitian
1. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional, dimana rancangan ini hanya mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Cross Sectional mempelajari dinamika korelasi antar
variabel-variabel bebas dan terikat Notoatmodjo, 2002. Desain penelitian ini mempunyai kelemahan antara lain tidak valid untuk meramalkan kecenderungan,
tidak dapat menjelaskan tentang adanya hubungan sebab-akibat, hubungan yang ada hanya menggambarkan adanya keterkaitan saja, bukan hubungan yang bersifat sebab-
akibat. 2. Responden
Ada kemungkinan para perawat diperanguhi oleh perasaan takut atau segan untuk mengemukakan pendapat yang sebenarnya. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena perasaan khawatir mengenai jawaban yang akan diberikan nantinya dapat mempengaruhi penilaian kinerja perawat tersebut.
3. Kuesioner Kualitas kuesioner menentukan dalam hal pemahaman responden terhadap
pertanyaan yang ditanyakan. Bila kuesioner baik kualitasnya, maka responden akan mudah memahami dan dapat memberikan pendapatjawaban dengan sebaik-baiknya.
Namun bila kualitas kuesioner tidak baik, responden akankesulitan untuk memahami pertanyaan-pertanyaan yang ada, sehingga pendapat atau jawaban sekedar asal
menjawab. Pertanyaan dan jawaban pada kuesioner yang digunakan bersifat tertutup,
sehingga kemungkinan belum dapat menampung semua fakta dan pendapat dari para perawat. Oleh karena itu, kebenaran dan kekuratan data yang didapat sepenuhnya
bergantung pada perawat. Ketidaktepatan jawaban dapat terjadi karena kurangnya pemahaman perawat terhadap pertanyaan yang ada ataupun kesalahan dari peneliti.
4. Pengukuran Kepuasan Kerja Peneliti melakukan pengukuran hanya terbatas pada kerangka teori utama,
yang terdiri dari karakteristik individu umur, pendidikan dan jabatan dan faktor
organisasi pengakuan, gaji, program kesejahteraan, dan hubungan interpersonal.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Gambaran Kepuasan Kerja
Menurut Robbins 2003 kepuasan kerja adalah sikap umum individu pada pekerjaannya, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dengan
banyaknya ganjaran yang seharusnya diterima. Definisi lain dikemukakan oleh Church 1995 dalam Marihot 2005 bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai
macam sikap attitude yang dimiliki oleh karyawan. Sikap tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan berserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan
atau supervisi, gaji dan tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang adil dan
tidak merugikan, hubungan sosial di dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap keluhan-keluhan, dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap karyawan.
Ketidakpuasan kerja karyawan terhadap suatu pekerjaan akan berdampak pada menurunnya motivasi kerja, menurunnya loyalitas karyawan serta mengakibatkan
tingginya tingkat perputaran karyawan atau turn over, kemangkiran karyawan, dan tindakan-tindakan negatif vital personalia lainnya yang dapat merugikan organisasi.
Ketika kepuasan kerja karyawan menurun, maka kecenderungan untuk meninggalkan atau keluar dari pekerjaan menjadi meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pada
tingginya angka turn over karyawan Handoko, 1996. RS. Rumah Sehat Terpadu baru beroperasi selama satu tahun dan jumlah perawat
yang sudah dinyatakan mengundurkan diri dari Juli tahun 2012 hingga Januari 2013 berjumlah 10 orang. Hal ini mengindikasikan rendahnya kepuasan kerja yang dirasakan
oleh perawat. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebanyak 41,3