Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Penjelasan Istilah

1.2 Rumusan Masalah

Menurut pendapat Subyantoro, dkk 2006:30 mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi masalah: yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa objeknya. Untuk mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan penelitian research question kepada informan, namun pertanyaan tersebut belum dapat memberikan penjelasan explanation yang memuaskan berdasarkan teori hukumdalil yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah makna-makna semiotik sosial pada tradisi kelisanan baralek gadang pada upacara adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga? 2. Nilai-nilai kearifan lokal apakah yang terdapat pada tradisi kelisanan baralek gadang pada upacara adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga?

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk pada masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan makna semiotik sosial tradisi kelisanan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat pesisir Sibolga. 2. Menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada tradisi kelisanan baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando masyarakat pesisir Sibolga. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaan Penelitian

Temuan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Adapun manfaat teoretis dan praktis dari penelitian ini dapat diuraikan seagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis kiranya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Memperkaya kajian linguistik pada umumnya dan makna semiotik sosial secara spesifik. b. Memperkaya kajian tradisi kelisanan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat pesisir Sibolga sebagai kajian yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. c. Menjadi bahan acuan bagi para peneliti yang memfokuskan pada bidang budaya dan bahasa, terutama kajian adat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Mengetahui tradisi kelisanan Baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga. Universitas Sumatera Utara b. Mengetahui makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi kelisanan Baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando Pesisir Sibolga serta nilai kearifan lokal. c. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana upacara baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando Pesisir Sibolga. d. Sebagai upacara lanjutan guna melestarikan adat istiadat, budaya yang mulai ditinggalkan komunitas pemakainya, sehingga dapat terjaga nilai- nilai adat dan budaya sebagai kearifan lokal untuk mempersatukan masyarakat pemakainya. e. Dapat memberikan masukan pemikiran kepada pemerintah kota Sibolga dan semua pihak yang terkait untuk dapat melestarikan tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga.

1.5 Penjelasan Istilah

Pada tulisan ini digunakan beberapa istilah yang memiliki makna berbeda dengan ilmu diluar ilmu linguistik, oleh karena itu penjelasan istilah pada penelitian ini dimaksudkan agar ada persamaan persepsi mengenai istilah yang digunakan. Penggunaan istilah tersebut sesuai dengan konsep istilah pada bidang linguistik, istilah tersebut yaitu: 1. Menurut Pudentia 2008:184 tradisi lisan adalah berbagai pengetahuan dan istiadat yang secara turun temurun disampaikan secara lisan, tidak hanya berupa cerita, mitos, dan dongeng, tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya seperti Universitas Sumatera Utara kearifan lokal, sistem nilai, sistem kepercayaan dan religi serta berbagai hasil seni. 2. Nilai adalah sesuatu yang sesuai dengan norma ideal menurut masyarakat pada masa tertentu. Selanjutnya Barthes 1957:140-142 mengatakan ada tiga ciri - ciri nilai, yaitu : 1 nilai yang berkaitan dengan subjek; 2 nilai tampil dalam konteks praktis, di mana subjek ingin membuat sesuatu; 3 nilai menyangkut sifat yang „ditambah‟ oleh subjek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh objek, nilai tidak dimiliki oleh objek pada dirinya. 3. Menurut Pateda 2001:28 mengatakan semiotik adalah kajian tentang sistem tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda. 4. Sumando menurut Panggabean, dkk 1995:191 adalah satu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku pesisir; terdiri dari adat istiadat pesisir, kesenian pesisir, bahasa pesisir dan makanan pesisir. 5. Sinar 2011:167 mengatakan bahwa kearifan lokal adalah merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki sekelompok etnis manusia yang diperoleh melalui pengalamannya hidup secara terwujud dalam ciri budaya yang dimilikinya. 6. Soedarsono dalam Pasaribu, 2008:65 mengatakan perkawinan adalah suatu ikatan batin antara pria dan wanita sebagai pasangan suami istri, dengan tujuan membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. 7. Upacara menurut Harsojo dalam Pasaribu, 2011:35 adalah sistem keyakinan atau rangkaian yang diatur oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa, Universitas Sumatera Utara yang biasa terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan, satu kegiatan pesta tradisional yang di atur menurut tata dan adab atau hukum di masyarakat dalam rangka memperingati peristiwa-peristiwa, dengan ketentuan adat yang bersangkutan 8. Risik-risik adalah suatu kegiatan pihak keluarga lelaki untuk menyelidiki anak wanita yang bakal menjadi calon istri Pasaribu, 2011:8 9. Maminang adalah meminta seorang perempuan untuk dijadikan istri untuk anak laki-laki Pasaribu, 2011:9 10. Sirih tanyo adalah sirih selengkapnya yang merupakan syarat yang diberikan oleh calon marapule kepada orang tua anak perempuan yang dipinang hasil wawancara dengan bapak Fahrudin Sinaga 11. Manganta kepeng artinya mengantar uang mahar yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. hasil wawancara dengan bapak Rajoki nainggolan dan bapak Fahrudin Sinaga 12. Mata karajo adalah hari dilaksanakannya akad nikah Pasaribu, 2011:36 13. Manjalang-jalang menurut Pasaribu 2011:26 adalah mohon doa restu kepada orang tua sebelum akad nikah dilaksanakan. 14. Baralek gadang adalah perhelatan besar, umumnya diadakan untuk menyambut atau merayakan suatu moment penting dalam kehidupan masyarakat hasil wawancara dengan Bapak Fahrudin Sinaga. Universitas Sumatera Utara 21

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan, kemudian yang menjadi pembahasan dari penelitian ini dan tujuan serta manfaat dari penelitian. Pada bagian ini dibagi menjadi tiga yakni konsep, landasan teori, dan kajian pustaka. Konsep yakni meliputi tradisi lisan BG, kearifan lokal BG, dan baralek Gadang pada pernikahan adat Somando masyarakat pesisir Sibolga. Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah LFS Linguistik Sistemik Fungsional yang dikemukakan oleh Halliday, alasan peneliti memilih teori LFS adalah untuk melihat dan menemukan perbedaan makna semiotik dan makna interpersonal antara tatabahasa formal dengan tatabahasa fungsional yang terdapat pada teks. Selanjutnya pada bagian ini juga dijelaskan mengenai kajian pustaka yang memiliki hubungan atau kontribusi terhadap penelitian ini.

2.1 Konsep

Pada bagian ini peneliti berusaha untuk menganalisis beberapa pengertian- pengertian yang ada kaitannya dengan pembahasan masalah dalam penelitian ini, dan bagian – bagian itu perlu diuraikan untuk memberikan kejelasan yang benar terhadap permasalahan sebagai berikut: pengertian dari tradisi lisan, kearifan lokal, dan baralek gadang, berdasarkan pada konsep teori. Selanjutnya penjabarannya untuk lebih detilnya adalah seperti berikut. Universitas Sumatera Utara