Pengertian Masa Pensiun Masa Pensiun

36 Oskamp, 1989 dalam Suardiman, 2011 terhadap persiapan masa pensiun menemukan bahwa selain penggunaan waktu dan proses perencanaan pensiun, penyesuaian terhadap keluarga dan sosial juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Banyaknya waktu yang dihabiskan dengan pasangan dapat memberikan sumbangan kepada timbulnya situasi perkawinan yang bahagia. Selain itu, menjalin relasi dengan tetangga atau teman dekat juga dapat dilakukan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Hurlock 1993, dalam Suardiman, 2011 menambahkan perubahan dalam kehidupan keluarga yang menuntut penyesuaian di masa pensiun adalah : a. Pola hubungan yang baik dengan pasangan hidupnya Pada masa pensiun kebanyakan pria maupun wanita lebih banya menghabiskan waktunya di rumah daripada sebelum pensiun. Jika hubungan dengan pasangannya baik, hal ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka dan sebaliknya. b. Perubahan dalam perilaku seksual Perubahaan perilaku seksual pada masa pensiun lebih banyak disebabkan oleh alasan psikis daripada alasan fisik sehingga memerlukan penyesuaian diri terutama pada masa pensiun. 37 c. Perubahan dalam hubungan dengan anak atau keturunan Orang tua yang pada masa pensiun mau untuk mengubah sikap dan menyesuaikan pada usia dan tingkat perkembangan anaknya jauh lebih menemukan banyak kepuasaan berteman dengan anak-anak mereka dibandingkan pensiunan yang enggan menyesuaikan diri. d. Kemungkinan ketergantungan orangtua possibility of parental dependency Ketergantungan orang tua secara ekonomi kepada anak terjadi karena berkurang atau hilangnya pendapatan dengan seiring meningkatnya usia. Penyesuaian yang tidak berjalan sesuai dengan harapan akan membuat orang tua yang pensiun kesulitan dalam menghadapi perubahan ini. Suardiman 2011 juga menambahkan ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika seseorang menghadapi masa pensiun yaitu penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya hidup sehingga terjadi penghematan, penyesuaian atas berkurangnya kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian, penyesuaian atas berkurangnya kesibukan, dan melakukan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang. Kegiatan yang bisa dilakukan oleh pensiunan atau yang berusia lanjut dapat berupa kegiatan fisik maupun nonfisik Suardiman, 2011. Kegiatan fisik bertujuan untuk menjaga kebugaran, sedangkan kegiatan nonfisik bertujuan untuk mencegah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 munculnya penyakit degeneratif seperti kepikunan. Selain kegiatan fisik mapun nonfisik, kegiatan yang bersifat keagamaan juga dapat membantu pensiunan mengisi waktu luang pada masa pensiunnya.

D. Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Masa Pensiun Ditinjau Dari

Status Pernikahan Masa pensiun merupakan fase di mana produktivitas seseorang dinilai sudah menurun dan harus diistirahatkan untuk melakukan kegiatan yang terbebas dari rutinitas kerja. Namun, bagi beberapa orang masa pensiun dianggap sebagai masa yang kurang menyenangkan karena adanya perubahan dalam kehidupannya seperti perubahan ekonomi, aktivitas sehari-hari, dan lingkungan pergaulan Suardiman, 2011. Berkurangnya kontak sosial seperti teman kerja, relasi, dan orang-orang luar rumah menjadi pemicu munculnya stres ketika menghadapi masa pensiun Suardiman, 2011. Maka dari itu, peran pasangan menjadi penting bagi orang yang akan menghadapi masa pensiun. Marks 1996 berpendapat bahwa kehadiran pasangan akan membantu seseorang lebih memiliki mental yang sehat. Seseorang yang memiliki mental yang sehat diyakini lebih mudah untuk mengatasi stres dan situasi serta perubahan yang tidak terduga seperti masa pensiun. Berger dan Kellner 1964, dalam Marks, 1996 menambahkan bahwa kehadiran pasangan dapat menciptakan rasa berbagi terhadap realita dan pemaknaan 39 sosial yang menjadi pondasi penting terhadap terbentuknya kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan psikologis akan membuat seseorang menyadari akan potensi yang dimiliki, kualitas hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan tujuan dalam hidup sehingga seseorang tidak hanya mendapatkan kebahagiaan semata namun juga berusaha untuk mencapai kesempurnaan terhadap potensi diri Ryff dan Keyes 1998, 2000 dalam Aprianti 2012; Ryff 1989, dalam Eldeleklioglu et al., 2010. Selain itu, Moriwaki 1973 juga mengatakan bahwa kehadiran pasangan yang memiliki kedekatan secara emosional menjadi faktor yang penting untuk menambah rasa kepercayaan akan adanya kesejahteraan dalam dirinya. Disisi lain, seseorang yang tidak memiliki pasangan atau sudah berpisah dengan pasangannya cenderung lebih mudah stres dan mengalami depresi. Hal ini berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi seperti menjalin keakraban dengan orang lain dan menghadapi kesepian Koropeckjy-Cox, 2009, dalam Santrock 2012. Selain itu, peran pasangan yang membantu dalam membentuk mental yang sehat dan memberikan dukungan secara sosial, tidak dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki pasangan lagi. Situasi ini dapat menimbulkan perbedaan kesejahteraan psikologis pada seseorang yang menghadapi masa pensiun. Seseorang yang memiliki pasangan lebih dapat mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan dan kehadiran pasangan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI