68
total skala kesejahteraan psikologis subjek maupun hasil uji hipotesis penelitian.
Peneliti juga menyadari adanya kemungkinan measurement errors berupa instrument bias yang dirasa mempengaruhi hasil penelitian Widayati, 2009;
Reinchenbacher Einax, 2011, chap. 2; Widhiarso, 2011. Adanya measurement errors ini menyebabkan hasil penelitian ini cenderung memiliki
nilai yang tinggi. Peneliti menduga salah satu penyebab adanya measurement errors dikarenakan tidak semua indikator perilaku pada masing-masing
dimensi kesejahteraan psikologis diaplikasikan ke dalam pembuatan blueprint skala kesejahteraan psikologis.
C. Saran
1. Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pensiunan yang menjadi subjek penelitian ini memiliki tingkat kesejahteraan
psikologis yang tergolong tinggi. Hal ini perlu untuk dipertahankan karena dengan adanya kesejahteraan psikologis, para pensiunan dapat mencapai
kepuasaan hidup, kebahagian, dan harapan hidup yang lebih baik. 2.
Bagi perusahaan Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
kesejahteraan psikologis pada pensiunan yang berstatus menikah dan jandaduda dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
kehadiran orang-orang yang memberikan dukungan secara sosial dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diperoleh dari kegiatan perkumpulan pensiunan. Hal ini perlu dipertahankan karena adanya kegiatan tersebut, para pensiunan dapat
terfasilitasi untuk mendapat dukungan sosial yang lebih. Pihak perusahaan diharapkan tetap memberikan dukungan terhadap berlangsungnya
kegiatan tersebut agar kegiatan tersebut tetap memberikan manfaat bagi pensiunan.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Subjek pada penelitian ini dirasa belum mampu menggambarkan kesejahteraan psikologis pada pensiunan secara keseluruhan karena
minimnya akses untuk mendapatkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Oleh karena itu, peneliti yang tertarik pada kesejahteraan
psikologis pada pensiunan perlu mempersiapkan dengan lebih baik. Selain itu, peneliti juga merasa bahwa usia subjek yang sudah lebih dari 55 tahun
berpengaruh pada performansi subjek dalam mengisi skala. Pada penelitian selanjutnya, besar harapan agar mempertimbangkan jumlah
item yang diberikan kepada subjek yang sudah tergolong memasuki masa dewasa akhir. Peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan indikator
perilaku pada masing-masing dimensi kesejahteraan psikologis agar mendapatkan tingkat reliabilitas yang lebih baik dan representatif dengan
variable. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Afriyadi, A. D. 2014. Tak Punya Biaya Hari Tua, Masyarakat RI Tunda Pensiun. Diambil
26 November
2015, dari
http:bisnis.liputan6.comread2037796tak-punya-biaya-hari-tua- masyarakat-ri-tunda-pensiun
. Amalia, D. 2015. BPS : Bahagia Pun Sempit. Diambil 21 Juni 2016, dari
https:www.selasar.comekonomibps-bahagia-pun-sempit .
Amalia, S., Fitriana, E. tanpa tahun. Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryff’s
Psychological Well-Being Rpwb Versi Bahasa Indonesia: Studi Pada Lansia. Bandung : Universitas Padjajaran.
Anggraeni, T. P., Jannah, M.. 2014. Hubungan Antara Psychological Well- Being Dan Kepribadian Hardiness Dengan Stres Pada Petugas Port Security.
Character, Volume 3 No 2. Aprianti, I. 2012. Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological
Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas Indonesia. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Apsari, F. Y. 2012. Pengembangan Model Persiapan Pensiun Bagi Karyawan Non-
Kependidikan Di Universitas “X”. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala.
Ariati, J. 2010. Subjective Well-Being Kesejahteraan Subjektif Dan Kepuasan Kerja Pada Staf Pengajar Dosen Di Lingkungan Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 8, No. 2, Oktober 2010.
Azwar, S. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Badan
Pusat Statistika.
Diambil 22
Juni 2016
dari https:www.bps.go.idSubjekviewid12subjekViewTab1|accordion-
daftar-subjek1 .
Baumgardner, S. R. Crothers, Marie K. 2009. Positive Psychology. New Jersey: Pearson Education, Inc.
71
BBC Indonesia. 2010. Berapa Usia Pensiun Yang Ideal ?. Diambil 1 September 2015,
dari http:www.bbc.comindonesialaporan_khusus201009100901_pensiunusi
a.shtml .
Deil, S. A. F. 2014. Pensiunan RI Harus Siap Hidup Tanpa Gaji Selama 25 Tahun.
Diambil 26
November 2015,
dari http:bisnis.liputan6.comread2068543pensiunan-ri-harus-siap-hidup-
tanpa-gaji-selama-25-tahun .
Eldeleklioglu, J., Yilmaz, A., Gultekin, F. 2010. Investigation of Teacher Trainees’ Psychological Well-Being of Time Management. Procedia Social
and Behavioral Sciences 2 2010 342-348. Engger. 2015. Adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale Dalam Konteks
Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Jones, G.W. 2010. Changing Marriage Pattern In Asia. Asia Research Institute,
Working Paper Series 131, Januari 2010. Kim, J. E., Moen, P. 2002. Retirement Transitions, Gender, and Psychological
Well-Being: A Life-Course, Ecological Model. Journal of Gerontology: Psychological Sciences, 2002, Vol. 57B, No. 3, P212-P222.
Marks, N. F. 1996. Flying Solo at Midlife: Gender, Marital Status, and Psychological Well-Being. Journal of Marriage and the Family, Vol. 58, No.
4. Nov., 1996, pp. 917-932. Matsumoto, D. 1994. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Jakarta : Pustaka
Pelajar. McAdams, D. P. 2006. The Redemptive Self : Stories Americans Live By. New
York : Oxford University Press, Inc. Moriwaki, S. Y. 1973. Self-Disclosure, Significant Others and Psychological
Well-Being in Old Age. Journal of Health and Social Behavior, Vol. 14, No. 3Sep., 1973, pp. 226-232.
Prasetyo, B., Jannah, L. M. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
72
Prasetyo, N. H., Subandi, M. A. 2014. Program Intervensi Narimo Ing Pandum Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Keluarga Pasien Skizofrenia.
Jurnal Intervensi Psikologi JIP, 62. Pusat Bahasa. 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Reichenbacher, M., Einax, J.W. 2011. Challenges in Analytical Quality
Assurance pp. 7-35. Verlag Berlin Heidelberg : Springer. Ryff, C. D. 1989. Happiness Is Everything, or Is It? Expolorations on the Meaning
of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, 1989, Vol. 57, No. 6, 1069-1081.
Ryff, C. D. 1995. Psychological Well-Being in Adult Life. Current Directions in Psychological Science, Vol. 4, No. 4 Aug., 1995, pp. 99-104.
Ryff, C. D. 2014. Psychological Well-Being Revisited: Advances in the Science and Practice Eudaimonia. Psychother Psychosom 2014;83:10-28.
Ryff, C. D., Keyes, C. L. M. 1995. The Structure of Psychological Well-Being Revisited. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 69, No. 4, 719-
727. Ryff, C. D., Singer, B. 1996. Psychological Well-Being: Meaning,
Measurement, and Implications for Psychotherapy Research. Psychother Psychosom 1996;65:14-23.
Safitri, B.R. 2013. Kesiapan Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Peran Gender Karyawan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 01, No. 02,
Agustus 2013. Santoso, A. 2010. Statistik Untuk Psikologi, Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta
: Universitas Sanata Dharma. Santoso, S. 2012. Analisis SPSS Pada Statistik Nonparamaterik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo. Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa-Hidup Edisi
Kelima Jilid 2. Ed. Wisnu Chandra Kristiaji Yati Sumiharti. Jakarta : Erlangga.
Santrock, J. W. 2012. Life-Span Development : Perkembangan Masa-Hidup Edisi Ke-13 Jilid 2. Ed. Novietha I. Sallama. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.