2.6 Aplikasi
23 40 5
yang dikembangkan oleh Prof.Budi I Setiawan dan Dr.Rudiyanto merupakan salah satu model hidrologi yang digunakan untuk
menganalisis karakteristik air sungai yang diciptakan oleh Rudiyanto dan Budi I Setiawan tahun 2003. Model ini dapat memberikan informasi mengenai kualitas
air dan untuk memprediksi banjir. Model ini menerima data harian hujan, evapotranspirasi, dan debit sungai dalam satuan mmhari sebagai parameter
. digambarkan tersusun atas empat
+ vertikal, dimana
bagian atas mempresentasikan .
+ , dibawahnya
. +
, kemudian .
+ dan paling bawah
. +
. Dalam konsep
ini air dapat mengisi +
dibawahnya dan bisa terjadi sebaliknya apabila evapotranspirasi sedemikian berpengaruh Setiawan
2003. Aplikasi pernah digunakan dalam penelitian penelitian
sebelumnya Tabel 1. Tabel 1 Penelitian terdahulu menggunakan Aplikasi
Lokasi Sub DAS
Luas Area
Ha CH
mmth Ya
2
Yb
1
Yc
1
Yd
1
Peneliti Tahun
Cipeucang 110,7
2.935 4,9
9,1 48,2
37,7 Bangun
2009 Cikundul
57,65 2313,9
26,46 6,65
63,7 3,16
Ulya 2010
Cilebak 413,5
971,8 5,59
8,83 30,3
55,26 Sahayana
2010
67 8
9 7
9 7
9 7
9 7
-
2.7 Metode MUSLE MUSLE merupakan modifikasi dari model penduga erosi
+ ,
USLE yang merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,
Departemen Penelitian Amerika Serikat USDA bekerja sama dengan Universitas Purdue pada tahun 1954. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dibuat
model penduga erosi dengan menggunakan data curah hujan , tanah, topografi, dan pengelolaan lahan. Secara deskriptif model USLE di formulasikan sebagai
berikut Wischmeir dan Smith 1978 diacu dalam Asdak 1995: A = R K L S C P………………………………………………………………...1
dimana : A
= erosi tonhathn R
= faktor erosivitas hujan K
= faktor erodibilitas tanah L
= faktor kelerengan S
= faktor kemiringan lereng C
= faktor penggunaan lahan P
= faktor konservasi tanah disamping digunakan sebagai model penduga erosi wilayah, model tersebut juga
digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan pemilihan teknik konservasi dan air yang akan diterapkan, walaupun ketepatan pengunaan model tersebut
masih diragukan, hal ini disebabkan karena model USLE hanya dapat memprediksi rata rata kehilangan tanah dari erosi lembar dan erosi alur, tidak
mampu memprediksi pengendapan sedimen pada suatu lanskap dan tidak menghitung hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai.
Berdasarkan beberapa kelemahan tersebut, model erosi USLE disempurnakan menjadi RUSLE . +
dan Metode MUSLE . Perbedaan yang mendasar pada metode USLE dan MUSLE terletak pada
penggunaan faktor energi hujan sebagai pemacu penyebab terjadinya erosi. Metode MUSLE digunakan sebagai penduga erosi setiap kejadian hujan
sedangkan USLE digunakan untuk pendugaan erosi tahunan. Pendugaan Metode MUSLE pernah dilakukan pada beberapa penelitian sebelumnya yakni penelitian
yang dilakukan oleh Sahayana 2010 di Sub DAS Cilebak Cirasea Kabupaten Bandung dan oleh Farid 2010 di Sub DAS Cibengang, Kabupaten Garut . Erosi
yang terjadi di Sub DAS Cilebak Cirasea sebesar 4,42 tonhatahun sedangkan yang Erosiyang terjadi di Sub DAS Cibengang sebesar 364,48 tonhatahun.
BAB III METODE PENELITIAN