Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam angka 5 meliputi : a.pekerjaan pengadaaan perumahan, yang waktu pelaksanaan
pengadaannya dilakukan sebelum 1 Juli 2006 b.
pekerjaan yang dilakukan dalam rangka meneruskan pekerjaan pengadaan perumahan yang tidak dilaksanakan oleh pemberi hibah sesuai
dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, yang pelaksanaan pekerjaannya perlu dilaksanakan secara
cepat paling lama 1 satu tahun setelah pemberi hibah tidak mampu melaksanakan kewajibannya.
7. Lampiran I Bab I huruf C.1.b.4 ditambah huruf g berbunyi sebagai berikut : “pekerjaan yang memerlukan penyelesaian secara cepat dalam rangka rehabilitasi dan
rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, yaitu pekerjaan desain dan perencanaan,
yang waktu pelaksanaan pengadaannya dilakukan sebelum 1 Juli 2006.”
4. Perpres No. 8 Tahun 2006 perubahan keempat Keppres No. 80 Tahun 2003
Adapun yang menjadi substansi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan keempat atas Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah adalah :
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
1. Tentang penyesuaian ketentuan dan istilah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menyangkut sebutan Pejabat
Pembuat Komitmen PPK, Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran. Pejabat Pembuat Komitmen PPK adalah Pejabat yang diangkat oleh Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna AnggaranDewan Gubernur Bank Indonesia BIPimpinan Baadan Hukum Mililk Negara BHMNDireksi Badan Usaha
Milik Daerah BUMD sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa Puk Noot Pasal 1 Angka 1b Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2006. Pengguna Anggaran adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara. 2.
Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan Anggaran KementerianLembagaSatuan Kerja
Perangkat Daerah. 3.
Pengangkatan Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit adalah 1 unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan
barangjasa Pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna AnggaranGubernurBupatiWalikotaDewan Gubernur Bank
IndonesiaPemimpin BHMNDireksi BUMNDireksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barangjasa di lingkungan
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
DepartemenLembagaSekretariat Lembaga Tinggi NegaraPemerintah DaerahKomisiBIBHMNBUMNBUMD.
4. Penunjukan Surat Kabar Nasional dan Surat Kabar Propinsi yang beroplah besar
memiliki peredaran nasional dan propinsi untuk tempat pengumuman pelelangan pengadaan barangjasa yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika
dan oleh Gubernur. 5.
Pembentukan atau pembuatan Web site pengadaan nasional adalah Web site yang dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala
BAPPENAS untuk mengumumkan rencana pengadaan barangjasa di Departemen, Lembaga, KomisiBIPemerintah DaerahBHMNBUMNBUMD
dan kegiatan pengadaan barangjasa pemerintah. 6.
Penggunaan Produksi dalam Negeri tentang daftar infentarisasi dan penyebarluasan informasi barangproduksi dalm negeri yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian. 7.
Adanya laporan Pengawasan Interen yang tembusannya disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP, apabila BPKP menilai
ada penyimpangan dalam pengadaan barangjasa, maka BPKP dapat menindaklanjutinya.
8. Penayangan pengumuman pelelangan di Web site nasional BAPPENAS Surat
Kabar NasionalPropinsi. 9.
Perubahan Jadwal pengadaan barangjasa yang meliputi pendaftaran, pengambilan dokumen, penjelasan aanwijzing, pemasukan dokumen penawaran.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
10. Perubahan jangka waktu penerbitan Surat Penetapan Penyedia barangjasa
SPBBJ dari 5 lima hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang lelang menjadi 6 enam hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang dalam hal
terdapat sanggahan. SPBBJ harus diterbitkan paling lambat 1 satu hari setelah jawaban atas semua sanggahan tersebut dijawab serta SPBBJ tersebut
disampaikan ke pemenang lelang. Perubahan ini adalah Sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, perlu menyesuaikan beberapa ketentuan dan istilah
didalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005 dan untuk lebih
meningkatkan transparansi dan kompetensi dalam pengadaan barangjasa Pemerintah serta untuk mewujudkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan negara serta
untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelaksanaan sertifikasi bagi pejabat pemberi komitmenpanitiapejabat pengadaan dalam rangka meningkatkan
kompetensi keahlian pengadaan barangjasa pemerintah perlu mengubah Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003.
Perubahan Keppres dimaksud sebagaimana dimuat dalam Keppres No. 8 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :
1. Diantara angka 1 dan angka 2 pasal 1 disisipkan 3 tiga angka yang baru yakni: 1a. Pejabat pembuat komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
AnggaranKuasa Pengguna AnggaranDewan Gubernur Bank Indonesia
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
BIPemimpin Badan Hukum Milik Negara BHMNDireksi Badan Usaha Milik Negara BUMNBadan Usaha Milik Daerah BUMD sebagai pemilik
pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. 1b. Pengguna anggaran adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 1c. Kuasa pengguna anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan anggaran KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah.
2. Diantara angka 8 dan angka 9 pasal 1 disisipkan 1 angka baru yakni angka 8.a yang berbunyi sebagai berikut:
8a. Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahliah pengadaan barangjasa
pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna AnggaranGubernurBupatiWalikotaDewan Gubernur BIPimpinan BHMNDireksi
BUMNDireksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barangjasa dilingkungan DepartemenLembagaSekretariat Lembaga
Tinggi NegaraPemerintah DaerahKomisiBIBHMNBUMNBUMD. 3. Ketentuan angka 8 dan angka 9 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
8. Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran Dewan Gubernur BI Pimpinan BHMN Direksi BUMN
Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang Jasa.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
9. Pejabat Pengadaan adalah satu orang yang diangkat oleh Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran Dewan Gubernur BI Pimpinan BHMN Direksi BUMN
Direksi BUMD untuk melaksanakan Pengadaan Barang Jasa dengan nilai sampai dengan Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
4. Ketentuan Pasal 1 ditambah 3 angka yang baru, yakni angka 23, angka 24, dan angka 25 yang berbunyi sebagai berikut:
23.Surat kabar nasional adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki peredaran luas secara nasional, yang tercantum dalam daftar surat kabar nasional
yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika. 24.Surat kabar provinsi adalah surat kabar yang beroplah besar dan memiliki
peredaran luas di daerah provinsi, yang tercantum dalam daftar surat kabar ditetapkan oleh Gubernur.
25.Website pengadaan nasional adalah website yang dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas untuk mengumumkan rencana
pengadaan barangjasa di DepartemenLembaga KomisiBIPemerintah DaerahBHMNBUMNBUMD dan kegiatan pengaaan barangjasa pemerintah”
5. Ketentuan Pasal 1 angka 2 angka 4 angka 5 angka 6 angka 7 dihapus. 6. Ketentuan Pasal 4 diubah dengan menambah huruf i yang berbunyi sebagai
berikut: “Mengumumkan kegiatan pengadaan barangjasa pemerintah secara terbuka melalui
surat kabar nasional danatau surat kabar provinsi”.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
7. Diantara Pasal 4 dan Pasal 5 disisipkan 1 pasal, yakni pasal 4a berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 4A 1
Pemilihan surat kabar nasional dan surat kabar provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, huruf i, dilakukan sesuai tata cara pemilihan penyedia
barangjasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini. 2
Pemilihan surat kabar nasional dan surat kabar provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Menteri Negara Perencenaan Pembangunan
NasionalKepala Bappenas untuk surat kabar nasional dan Gubernur untuk surat kabar provinsi.
3 Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas dan Gubernur
melaksanakan pemilihan surat kabar sebagaimana dimaksud pda ayat 2 berdasarkan daftar surat kabar yang beroplah besar dan memiliki peredaran
luas yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika. 4
Segala biaya yang timbul dalam rangka pemilihan surat kabar sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.” 8. Ketentuan Pasal 9 ayat 2 dan ayat 3 diubah dan ditambah satu ayat yakni ayat 6,
berbunyi sebagai berikut: “Pasal 9
2.Pejabat Pembuat Komitmen diangkat dengan surat keputusan Pengguna AnggaranDewan Gubernur BIPemimpin BHMNDireksiBUMNBUMD.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
3. Tugas pokok Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengadaan barangjasa adalah: a. menyusun perencanaan pengadaan barangjasa;
b. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan
penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat;
c. menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri HPS, jadwal, tata
cara pelaksanaan dam lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaanpejabat pengadaanunit layanan pengadaan;
d. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitiapejabat
pengadaanunit layanan pengadaan sesuai kewenangannya; e.
menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barangjasa sesuai ketentuan yang berlaku;
f. menyiapkan dan melaksanakan perjanjiankontrak dengan pihak penyedia
barangjasa; g.
melaporkan pelaksanaanpenyelesaian pengadaan bsarangjasa kepada pimpinan instansinya;
h. mengendalikan pelaksanaan perjanjiankontrak;
i. menyerahkan aset hasil pengadaan barang jasa dan aset lainnya kepada MenteriPanglima TNIKepala PolriPimpinan LembagaPimpinan
Kesekretariatan KomisiGubernurBupatiWalikotaDewan Gubernur BIPemimpin BHMNDireksi BUMNBUMD dengan berita acara
penyerahan;
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
j. menandatangani pakta integritas sssebelum pelaksanaan pengadaan barangjasa dimulai.
k. Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses pengadaan
barangjasa sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan penerbitan
surat penunjukan penyedia barangjasa SPPBJ dan penandatanganan kontrak pengadaan barangjasa dilakukan setelah dokumen anggaran untuk
kegiatanproyek sebagaimana dimaksud pada ayat 4 disahkan.” 9. Judul Paragraf Kedua Bagian Kedua Bab I diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut : “Paragraf Kedua
Pembentukan, Persyaratan, Tugas Pokok dan Keanggotaan PanitiaPejabat PengadaanUnit Layanan Pengadaan Procurement Unit”
10. Ketentuan Pasal 10 ayat 8 diubah, dan diantara pasal 10 ayat 2 dan ayat 3 disisipkan satu ayat, yakni ayat 2a dan diantara pasal 10 ayat 3 dan ayat 4
disisipkan 1 ayat yakni ayat 3a yang berbunyi sebagai berikut: 2aPengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dapat
dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit. 3aDalam hal pengadaan barangjasa dilakukan oleh Badan Pelaksana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,
anggota panitia pengadaan berasal dari instansinya sendiri atau instansi
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
teknis Pemerintah, dan dapat menyertakan pihak lain yang ditunjuk oleh Kepala Badan Pelaksana.
8. Dilarang duduk sebagai panitiapejabat pengadaananggota Unit Layanan Pengadaan Procurement Unit :
a. Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara;
b. Pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPKPInspektorat Jenderal DepartemenInspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non DepartemenBadan Pengawas Daerah
ProvinsiKabupatenKota, Pengawasan Internal BIBHMNBUMNBUMD kecuali menjadi panitiapejabat
pengadaananggota unit layanan pengadaan untuk pengadaan barangjasa yang dibutuhkan instansinya;
c. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan
pembayaran dan atauatau pejabat yang bertugas menandatangani surat perintah membayar.”
11. Ketentuan Pasal 17 ayat 2 dan ayat 3 diubah sebagai berikut : 2.
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di
surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi. 3. Dalam hal jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barangjasa yang mampu, guna
memberi kesempatan kepada penyedia barangjasa lainnya yang memenuhi kualifikasinya.
12. Diantara Pasal 20 dan Pasal 21 disisipkan 1 satu pasal, yakni Pasal 20A yang berbunyi sebagai berikut :
“Pasal 20A Pengumuman pengadaan barangjasa pemboronganjasa lainnya dengan metode
pelelangan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1 dan metode pelelangan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat 2 wajib
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a.
untuk pengadaan dengan metode pelelangan umum yang bernilai sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah diumumkan
sekurang-kurangnya di : 1
satu surat kabar provinsi di lokasi kegiatan bersangkutan; 2
satu surat kabar nasional, dalam hal jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan kegiatan tersebut
yang berdomisili di provinsi setempat kurang dari 3 tiga penyedia barangjasa.
b. untuk pengadaan dengan metode pelelangan umumterbatas yang
bernilai di atas Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah diumumkan
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan satu surat kabar provinsi di lokasi kegiatan bersangkutan.”
13. Ketentuan Pasal 22 ayat 2 dan ayat 3 diubah, berbunyi sebagai berikut : 2 Seleksi umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan metode
pemilihan penyedia jasa konsultasi yang daftar pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu
surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi. 3 Seleksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan metode
pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya
terbatas, dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional danatau satu surat kabar provinsi dengan mencamtumkan penyedia jasa
yang mampu guna memberi kesempatan kepada penyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasinya.
14. Diantara Pasal 25 dan Pasal 26 disisipkan 1 satu pasal 25A, sehingga berbunyi sebagai berikut :
“Pasal 25A 1
Untuk pengadaan jasa konsultasi dengan metode seleksi umumseleksi terbatas dengan nilai di atas Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah wajib
diumumkan sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan satu surat kabar provinsi di lokasi kegiatan bersangkutan.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
2 Untuk pengadaan jasa konsultasi dengan metode seleksi umum yang bernilai
sampai dengan Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah, wajib diumumkan sekurang-kurangnya di satu surat kabar provinsi di lokasi kegiatan
bersangkutan atau sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dalam hal untuk kegiatan dimaksud tidak dapat dipenuhi sejurang-kurangnya 5 lima
penyedia jasa konsultasi di kabupatenkotaprovinsi yang bersangkutan.” 15. Ketentuan Pasal 44 ayat 2 diubah, berbunyi sebagai berikut :
“Pasal 44 2
Pengaturan mengenai daftar inventarisasi dan penyebarluasan informasi barngjasa produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang
dikeluarkan oleh departemen yang membidangi perindustrian.” 16. Diantara ayat 5 dan ayat 6 Pasal 48 disisipkan 1 satu ayat yakni ayat 5a,
sehingga berbunyi sebagai berikut : 5aDalam hal berdasarkan tembusan lapoaran hasil pemerikasaan yang
disampaikan oleh unit pengawasan intern sebagaimana dimaksud pada ayat 5, BPKP menilai terdapat penyimpangan dalam pengadaan barangjasa, maka BPKP
akan menindaklanjutinya. 17. Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b diubah berbunyi sebagai berikut:
pendaftaran dan pengambilan dokumen penawaran dilakukan 1 hari setelah pengumuman sampai dengan 1 hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen
penawaran.
Mangaratua Naibaho : Persekongkolan Tender Pengadaan BarangJasa Pemerintah Dalam Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Kota Pematang Siantar Ditinjau Dari UU Nomor 5 Tahun 1999 Studi Kasus RSU Kota
Pematang Siantar, 2009 USU Repository © 2008
18. Lampiran I Bab II Bagian A angka 1 huruf i butir 7 berbunyi sebagai berikut: Dalam hal tidak ada sanggahan, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 hari kerja
setelah pengumuman penetapan pemenang lelang dan dalam hal terdapat sanggahan, SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 1 hari setelah jawaban atas semua sanggahan
tersebut dijawab serta segera SPPBJ tersebut disampaikan kepada pemenang lelang.
5. Perpres No. 79 Tahun 2006 perubahan kelima Keppres No. 80 Tahun 2003