Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol 85. Komponen ini merupakan senyawa dari kelompok terpenoid. Komponen
minyak atsiri yang lain adalah terpineol, pinena, benzaldehida, limonene, dan berbagai senyawa dari kelompok seskuiterpena Gunawan, 2010.
Melaleuca leucadendron L. Var. latifolia L. F. atau nama daerah adalah danruk, sama dengan M. leucadendron tapi memiliki bunga berwarna merah.
Komposisi minyak atsiri, daun kering angin mengandung sekitar 0,97 minyak atsiri dengan komposisi sebagai berikut :
α-Terpineol 0,60, α-Farnasena 1,59, Metileugenol 97,30, Azulena 0,51 Agusta, 2000.
2.1.4 Mutu Minyak Kayu Putih
Dalam dunia perdagangan, minyak kayu putih dikenal dengan nama cajeput oil dan melaleuca oil yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu
putih segar Lutony, 2002.
Standar mutu minyak kayu putih mnurut EOA adalah sebagai berikut : a.
Warna : cairan yang berwarna kuning atau hijau
b. Berat jenis pada 25
C : 0,908-0,925
c. Putaran optik
: 0--4 d.
Indeks refraksi 20 C
: 1,4660-1,4720 e.
Kandungan sineol : 50-65
f. Minyak pelikan
: negatif g.
Minyak lemak : negatif
h. Kelarutan dalam alkohol 80 : larut dalam 1 volume
Untuk mempertahankan mutunya, sebaiknya minyak kayu putih dikemas dalam drum berlapis timah putih atau drum besi galvanis Lutony, 2002.
Sifat-sifat fisiko kimia minyak kayu putih sebagai berikut : a.
Bobot Jenis pada 15 : 0,917 sampai 0,930
b. Putaran Optik
: sedikit laevorotasi, sampai -3 40
c. Indeks Bias pada 20
: 1,466 sampai 1,472 d.
Kadar Sineol senyawa resorsinol padat
: 50 sampai 60 rata-rata e.
Kelarutan : larut dalam alkohol 80 pada 1 volume
atau lebih; kadang-kadang larut dalam 2,5 sampai 3 volume alkohol 70
Guenther, 1990.
2.1.5 Sifat dan Kegunaan
Sifat–sifat kimia minyak kayu putih sangat dipengaruhi oleh komponen sineol yang sangat dominan sebagai penyusun utama minyak. Kegunaanya antara
lain sebagai meredakan kembung, obat gosok, melebarkan pembuluh darah perifer efek seperti orang kerokan, obat berbagai penyakit kulit ringan gatal, digigit
serangga, serta baunya untuk menetralkan rasa mual, pusing, dan mabuk Gunawan, 2010.
Rasa kulit kayu tawar, bersifat netral. Berkhasiat penenang sedatif. Rasa daun pedas, kelat, bersifat hangat. Berkhasiat antiseptik, meredakan nyeri