Sifat dan Kegunaan Uraian Tanaman Minyak Kayu Putih
analgesik, meluruhkan keringat, antirematik, meluruhkan kentut, dan meredakan kolik. Rasa buah pedas, berbau aromatis. Berkhasiat meningkatkan nafsu makan
dan obat sakit perut Dalimartha, 2008. Daun digunakan untuk pengobatan :
a. Rematik,
b. Nyeri pada tulang dan syaraf neuralgia,
c. Radang usus, diare, perut kembung,
d. Radang kulit,
e. Eksem, sakit kulit karena alergi,
f. Batu, demam, flu,
g. Sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit gigi, dan
h. Sesak napas asma.
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan : a.
Lemah tidak bersemangat, b.
Susah tidur insomnia. Dalimartha, 2008.
Minyak kayu putih diperoleh dengan cara distilasi daun. Komponn kimia utama yang dikandungnya adalah sineol. Negara produsen utama yaitu Indonesia
dan Amerika Utara. Minyak kayu putih untuk mengatasi masuk angin, meningkatkan mood dan ketahanan tubuh terhadap infeksi. Aromanya dapat
melapangkan rongga pernapasan dan sangat membantu menghilangkan bercak- bercak pada kulit. Minyak ini bersifat sebagai penyejuk stimulant, dan
pembangkit energi. Secara tradisional, minyak kayu putih sering digunakan
sebagai antiseptik, deodorant, dan penolak serangga. Karena minyak ini dapat menimbulkan iritasi maka sebelum digunakan harus diencerkan terlebih dahulu
Agusta, 2000. Sebagai obat internal, minyak kayu putih berfungsi sebagai obat demam.
Jika di teteskan ke dalam gigi, dapat mengurangi rasa sakit gigi. Di negara-negara Barat, dahulu minyak ini digunakan sebagai obat luar untuk penyakit reumatik;
belakangan ini, minyak tersebut digunakan sebagai ekspektoran dalam kasus laringitis dan bronchitis Guether,1990.
Minyak atsiri murni adalah substansi yang sangat kuat, 75-100 kali lebih potensial dibandingkan bahan asalnya. Untuk itu, penggunaannya harus hati-hati.
Beberapa tetes minyak atsiri akan dapat memberikan efek yang signifikan. Hanya tubuh yang mengetahui respon minyak atsiri, tentu saja tergantung pada kimia
tubuh masing-masing individu. Minyak atsiri bersifat larut dalam lemak dan mudah masuk kulit lalu masuk ke aliran darah. Minyak atsiri harus selalu
dilarutkan dengan cairan pembawa, sebelum digunakan atau diusapkan pada kulit, kecuali kaki Agusta, 2000.