ISU DAN MASALAH LINGKUNGAN

(1)

ISU DAN MASALAH LINGKUNGAN DI BLITAR DAN SURABAYA

MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengetahuan Lingkungan

yang dibimbing oleh Ibu Dahlia

Oleh:

Offering C/Kelompok 9

Khoirum Mawarti (120341421965) M. Hilmi Firdausi (120341421932)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan pengertian lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat 1). Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Darsono dalam Hamdani, tanpa tahun). Jadi lingkungan dapat diartikan semua benda, kondisi, dan makhluk hidup (termasuk manusia) beserta perilakunya dalam mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya.

Lingkungan hidup dan makhluk hidup memiliki hubungan saling ketergantungan. Lingkungan hidup menyediakan semua kebutuhan makhluk hidup yang hidup di dalamnya, termasuk manusia. Sehingga kelangsungan hidup manusia bergantung pada kualitas lingkungannya. Begitupun sebaliknya, setiap aktivitas manusia dapat mempengaruhi lingkungan. Semakin baik perilaku/aktivitas manusia terhadap lingkungan, maka semakin tinggi kualitas lingkungan hidupnya. Namun apabila semakin buruk perilaku manusia (tidak menjaga kelestarian lingkungan), maka semakin rendah kualitas lingkungan hidupnya.

Perilaku dan aktivitas manusia sangat mempengaruhi keadaan lingkungan. Apabila manusia melakukan suatu aktivitas tanpa memperhitungkan lingkungan, maka dapat menimbulkan suatu persoalan/permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan dampaknya yang semakin meluas yakni terlihat pada banyaknya bencana yang terjadi di muka bumi akibat berbagai aktivitas manusia itu sendiri seperti banjir, tanah longsor, pencemaran air akibat limbah industri, dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola


(3)

dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan generasi yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan berikut:

1. Hal apa yang menjadi masalah lingkungan di Blitar? 2. Hal apa yang menjadi masalah lingkungan di Surabaya? C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, dapat dipaparkan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui masalah lingkungan yang terjadi di Blitar.


(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Masalah lingkungan yang terjadi di Blitar Raya 1. Profil Blitar

Gambar.2.1.1 Peta Kabupaten Blitar (Sumber: Dokumen pribadi)

Kabupaten Blitar merupakan Kabupaten yang kaya akan sumber daya alamnya, diutara berbatasan dengan gunung Kelud, sedangkan daerah selatan berjajar pantai yang indah. Dengan kondisi geografis yang demikian mengakibatkan blitar kaya akan sumberdaya alam hayati. Banyak sekali hutan dan hewan yang bisa ditemukan di Blitar. Hutan di wilayah kabupaten blitar sangat luas sehingga perlu dijaga, selain itu lahan pertanian penduduk juga sangat luas.

Selain mmeiliki kawasan lingkungan yang indah blitar juga mmiliki beberapa potensi wisatayang unik, diantaranya kawah gunung gelud yang kni sudah mulai menghilang, wisata rambut monte, wisata pantai selatan juga terdapat


(5)

gua mbul tuk di kawasan pantai selatan yang juga mmeiliki nilai sejarah. Selain wisata alam juga terdapat wisata sejarah seperti monument trisula, makam dan perpustakaan bung Karno. Dan masih bayak lagi wisata lainnya yang menarik.

Dengn kondisi alam yang sangat indah dan potensi wisata yang indah, Blitar kerap kali di kunjungi oleh wisatawan dari luar daerah, luar pulau bahkan luar negeri. Namun saying, wilayah hutan di kabupaten blitar beberapa tahun terakhir dikabarkan semakin berkurang akibat pembalakan liar. Hal inilah yang akan ai bahas lebih lanjut dalam makalah ini.

3. Pembalakan Liar di Kawasan Blitar

Penebangan liar disepanjang jalan sekitar Kab. Blitar, belakangan ini mulai sering terjadi. Bahkan, penebangan yang diduga hanya demi kepentingan pribadi ini terkesan dilindungi oknum dari Dinas PU Kab. Blitar.

Penebangan dengan dalih mengganggu para pengguna jalan dan demi kepentingan umum ini, dilakukan oleh Suparji petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) yang mengaku sudah mendapat restu dari Dinas PU Kab. Blitar.

”Saya sudah ajukan proposal permintaan bantuan ke PU sudah di setujui dan sudah disurvey oleh petugas dari Dinas PU, namun persetujuan itu hanya melalui telepon” terang Suparji. Penebangan pohon jenis Sono, Mahoni, Asam Jawa yang tumbuh di sepanjang jalan hingga kebeberapa Kecamatan di Kab. Blitar ini, bisa mengakibatkan tanah longsor.

Namun, sayangnya Pemda Kab. Blitar seperti tutup mata, walaupun penebangan pohon disepanjang jalan tersebut sudah menjadi rahasia umum. Seperti halnya yang terjadi di beberapa tempat, telah terjadi aksi penebangan pohon tanpa didahului dengan reboisasi terlebih dahulu. Salah satunya di Kecamatan Doko Desa Saru, tepatnya di titik rawan longsor.

Dinas PU Kab. Blitar ketika dikonfirmasi Kriminal Plus, melalui Sekretarisnya Bayu mengatakan, ”Memang benar kami telah memberikan ijin penebangan pohon mahoni kepada Suparji melalui telepon, juga ijin tertulisnya sudah ada” terangnya.

Tetapi ketika diminta menunjukan surat resminya, Bayu mengelak ”Siang-siang aja mas nanti dilihat soale saya masih akan ada kegiatan” lanjutnya. Bayu


(6)

juga menambahkan bahwa “Hal semacam itu (ijin disetujui by phone) kadang kala dilakukan bilamana hari libur atau keadaan mendesak, itu bisa dilakukan, hal itu sudah biasa ”. Dan itu tidak mengganggu kelestarian mas. Kami akan menggantinya dengan tanaman baru”. Sementara menanggapi hal si penebang kayu belum bisa menunjukan surat ijin penebangan dari Dinas, ”Mungkin ada keterlambatan Mas” jawab Bayu.

Aksi penebangan pohon mahoni ini mendapat perhatian yang serius dari LSM KPH (KOMUNITAS PEDULI HIJAU).”Kami akan meluruskan masalah ini sampai tuntas, bilamana di temukan unsur pidana, kami akan laporkan ke pihak berwajib”, jelas Heru Setiyawan (Investigator KPH).

Selain berita tersebut, berita yang tak kalah mengejutkannya adalah adanya berita yang menyebutkan bahwa oknum perhutami ikut pula mendalangi kasus pembalakan liar tersebut. Ratusan hektar hutan jati di kawasan KPH Perhutani Ngrejo Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar menjadi ajang pembalakan liar. Sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Blitar Selatan (GRBS) menyampaikan bahwa aksi liar yang berlangsung sejak tahun 2012 tersebut didalangi oknum mantri hutan perhutani.

“Otaknya oknum perhutani sendiri. Dia yang membabat dan mengambil keuntungan pribadi, “ujar juru bicara GRBS Wasis Kunto Atmojo kepada wartawan.Dengan mengendarai sekitar sepuluh truk, massa mendatangi gedung DPRD Kabupaten Blitar. Setelah berorasi, massa diterima perwakilan dewan.

Dihadapan legislatif, Wasis menjelaskan bahwa pembalakan terjadi di banyak lokasi. Sejak tahun 2012 praktik ilegal logging tersebut berlangsung hingga kini. Pohon jati ditebang secara serampangan. Untuk membuat kesan adanya aksi pencurian, kayu jenis jati sengaja dibiarkan berserakan.

“Padahal yang melakukan adalah orang orang suruhan si oknum sendiri, “jelas Wasis. Dalam keadaan sepi, kayu tersebut kemudian diangkut untuk dibawa ke penadah. “Ada sejumlah perusahaan mebelair yang selama ini menjadi penadahnya, “papar Wasis.


(7)

Yang meresahkan masyarakat sekitar hutan, lanjut Wasis, warga kerap dituduh sebagai pelaku ilegal logging. Bahkan, hanya mengambil ranting untuk kayu bakar, warga dilaporkan ke kepolisian.

“Ini tidak adil. Hanya mengambil kayu bakar, masyarakat ditangkap, sementara yang mencuri besar besaran justru dibiarkan begitu saja. Kami meminta keadilan, “tegas Wasis.

Menanggapi hal itu Komisi I dan II DPRD berjanji segera turun ke lapangan. Legislatif. Komisi terkait juga akan mengeluarkan rekomendasi ke pimpinan untuk membentuk tim investigasi.

“Sebelumnya kita juga akan meminta konfirmasi ke aparat kepolisian. Apakah memang ada warga yang ditangkap karena mengambil ranting hutan, “ujar Ketua Komisi II M Ansori.

B. Masalah lingkungan yang terjadi di Surabaya

Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur yang berpotensi menjadi kota Metropolitan. Ditengah hiruk pikuk kota Surabaya yang semakin berkembang sector industrinya, ada permasalahn pelik yang menanti yaitu kurangnya air bersih. Seperti yang dilansir beberapa harian Indonesia, Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan 14 Kran Air Siap Minum (KASM) di beberapatempat di Surabaya, diantaranya sekolah, taman dan fasilitas umum seperti

terminal.Penyediaan fasilitas air minum ini merupakan rangakaian program pemerintah kota,untuk menyediakan air bersih siap minum bagi seluruh warga kota hingga 5 tahunkedepan.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, masih rendahnya kualitas bahan bakuair minum yang disebabkan masih tingginya pencemaran sungai Surabaya, menjadialasan untuk meningkatkan kualitas bahan baku air minum warga kota Surabaya.Perencanaan dan pembangunan instalasi air siap minum sedang dilakukan, melaluipembagian zona atau wilayah pengelolaan air bersih siap minum.

“Kalau di luar negeri kan memang satu tempat gitu, treatmentnya, kemudian disupply,karena semua sudah bisa terkontrol. Nah kalau di Surabaya kan saya kuatir nanti adayang gali untuk jalan, ada yang gali untuk lainnya itu, terus kena, kalau satu terkenasemua akan terkontaminasi. Makanya terus saya minta mereka


(8)

(PDAM) memang buatzona-zona gitu,” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, Jumat (23/5).

Pemerintah Kota Surabaya mentargetkan memiliki instalasi air siap minum pada 2019,dimana kualitas air bersih serta sistem distribusi air yang baik dapat

dirasakan olehseluruh rumah tangga di Surabaya. Risma mengatakan, penggantian pipa lama serta piparusak dengan pipa baru, merupakan bagian dari perencanaan sistem penyediaan air siapminum bagi warga Surabaya. Proyek pengadaan air bersih siap minum diungkapkanoleh Risma, akan dilakukan di setiap kecamatan di Surabaya yang berjumlah 33kecamatan.

“Minimal itu satu kecamatan bisa dibuat untuk melayani air siap minum. Pipanyamakanya kita ganti baru, kita ganti semua, sehingga nanti pada saat kita siap teknologidan operasinya untuk air minum itu, pipanya sudah siap. Karena selama ini ada pipayang jaman Belanda, ada yang sudah korosi, ada yang dulu mungkin sambungannyajuga tidak bagus, nah itu kita ganti semua,” ujar Tri Rismaharini kepada Mongabay-Indonesia.

Selain itu, harian lain menyebutkan Warga kota Surabaya terancam kelangkaan air bersih dalam waktu 5-10 tahun ke depan.Saat ini saja kualitas dan kuantitasnya sering dikeluhkan warga. Selain akibatjaringannya tua sehingga rawan kebocoran, stok produksi Perusahaan Daerah AirMinum (PDAM) Surabaya menipis.

“Saya kira ini bukan sekadar omong kosong, tapi kelangkaan air besih akan menerpaSurabaya bila manajemen airnya tak diperbaiki. Bahkan kekhawatiran tersebut jugasudah dirasakan PDAM Surabaya selaku penyedia air bersih ini,” ungkap Paidi PawiroRejo, Direktur Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS), Senin (27/12).

Menurut catatan, produksi air minum dari Instalasi Penjernihan Air Minum (IPAM)Karangpilang III sudah tersalurkan separo dari total produksinya.

Sayangnya, hal itutidak berbanding lurus dengan capaian pelanggan baru PDAM. Untuk diketahui, total produksi air dari Karangpilang III mencapai 1.200 m3/detik dankini sudah tersalurkan sebanyak 600 m3/detik. “Semula capaian target baru setelahIPAM Karangpilang III selesai sebanyak 25.000 pelanggan baru, ternyata air produksiPDAM dari IPAM tersebut sekarang tinggal separo. Padahal baru mengaliri 10.000pelanggan dari target 25.000 pelanggan baru,” kata Dirut PDAM Surya Sembada Ir MSelim.


(9)

Dalam kondisi ini, lanjutnya, setelah hasil produksi IPAM Karangpilang III habis atauproduksi air 1.200 m3/detik itu sudah mentok, PDAM tidak akan mampu melayanipemasangan jaringan air minumnya bagi pelanggan baru. “Kalau produksi sudah habis,mau apa lagi,” ujar Selim.

Apalagi, katanya, pada sekitar 2012 mendatang atau dalam kurun waktu 2 tahun kedepan kualitas air Surabaya belum tentu bisa dimanfaatkan secara maksimal untukproduksi IPAM Karangpilang III karena kualitas air kali Surabaya sudah tentu telahmenurun. “Di sinilah ancaman bagi PDAM,” ungkapnya.

Untuk itu mulai sekarang PDAM sudah harus mencari solusi guna mengatasi masalahtersebut. PDAM harus mencari informasi dan mencari tahu apa langkah yang akandilakukan dalam kurun waktu 2-5 tahun mendatang. Apakah

membangun IPAM baruatau dengan cara lain.

Pembangunan IPAM baru, lanjutnya, merupakan salah satu alternatifnya. Namun, kalaumasih mengandalkan bahan baku air dari Kali Surabaya sudah tentu

kualitasnya masihdiragukan. “Di masa yang akan datang tentunya kami tidak bisa. mengandalkan bahanbaku air dari kali Surabaya lagi,” urainya.

Menurut LPKS, masalah air bersih ini sebenarnya sudah 20 tahun terakhir dibahas olehpara pakar. Tapi hasilnya masih belum tampak. Bahkan, yang terjadi kondisi kualitasair bersih Surabaya tidak semakin baik, tapi tambah buruk. Sementara permintaan akanair bersih semakin meningkat.

“Bukti lain mulai berkurangnya stok dan kualitas air yaitu banyak warga yang beralihmengkonsumsi air dari Prigen atau Pandaan. Nah, pertanyaannya sekarang kalau airbersih yang diproduksi PDAM Surabaya sudah benar-benar buruk kualitasnya dan airdari Prigen serta Pandaan tidak mencukupi atas

perimintaannya. Lho apa tidak jadimomok orang se Jatim,” urai Yoyok, panggilan akrab Paidi Pawiro Rejo.

Terpisah, ahli manajemen sumber air dan sungai asal Institut Teknologi

SepuluhNopember Surabaya (ITS), Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc menyatakan jumlahkebutuhan air bersih tiap jiwa mencapai 150 liter untuk tiap harinya. Jika dihitungberdasarkan jumlah penduduk Surabaya yang mencapai 2,9 juta jiwa maka kebutuhanair bersih mencapai 435.000.000 liter atau setara dengan 435.000


(10)

m3.

“Kebutuhan air bersih ditaksir 150 liter per orang per hari. Namun, tidak semua memangmenghabiskan air sebanyak itu,” katanya.

Sedangkan yang mampu diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM)mencapai 10.000 liter per detik dari kapasitas awal sebesar 8.830 liter per detik. Jikadihitung kemampuan produksi PDAM tersebut 21 juta hingga 22 juta meter kubik perbulan, artinya, produksi PDAM hanya bisa melayani 70% dari total masyarakatSurabaya.

Dari segi kuantitas, menurut Nadjaji, kebutuhan air memang sangat bergantung darisuplai air kali Surabaya. Jika masuk musim kemarau misalnya, debit air memangmengalami penurunan dan akan membuat suplai air menjadi berkurang. Padahalkebutuhan air bersih dimusim kemarau tidak mengalami penurunan. Namun, kebutuhanmasih mencukupi meskipun masuk kategori kritis. “Harusnya ada penahan air ketikakemarau. Dulu setahu saya Waduk Wonorejo pernah diusulkan untuk menampung air,”tambahnya.

Dari beberapa harian tersebut bisa disimpulkan bahwa permasalahn pelik tersebut harus segera diselesaikan, jika tidak maka kesehatan masyarakatlah yang

terganggu. Pencemaran air, udara dan tanah merupakan permasalahan lingkungan hidup yang tidakbisa dihindari Kota Surabaya sebagai dampak berbagai aktivitas kota metropolitan yangsemakin meningkat. Pencemaran air meliputi pencemaran air sungai dan air bersih (airsumur). Kondisi air sungai di Surabaya ternyata belum memenuhi baku mutu air sesuaiPeraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (hasilpemantauan Badan Lingkungan Hidup, 2009). Sedangkan penentuan kualitas air bersih(air sumur) berdasarkan parameter dari Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

Kualitas air bersih Kota Surabaya selama 3 tahun terakhir (2007-2009)

digambarkanpada bar-chart di atas. Dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, air bersihKota Surabaya yang masih memenuhi baku mutu pada tahun 2007 mencapai 93,6% dantahun 2008 mencapai 97,5%. Sedangkan pada tahun


(11)

2009 air bersih yang masihmemenuhi baku mutu hanya mencapai 58,2% (dari 428 sampel yang diambil dan diuji,249 sampel masih memenuhi baku mutu kualitas air bersih dan 179 sampel sudah tidakmemenuhi baku mutu). Diperoleh fakta bahwa kualitas air bersih Kota Surabaya antaratahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis.

Dalam upaya meningkatkan kualitas air di perairan Kota Surabaya perlu diketahuigambaran awal beban pencemaran yang ditimbulkan akibat aktifitas kegiatan usahayang berpotensi menghasilkan air limbah di saluran drainase kota yang akhirnya akanbermuara di badan air sungai. Beban pencemaran air limbah dari suatu kegiatan usahadapat diukur dari konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS. Untuk menurunkan beban pencemaran perairan diharapkan semua kegiatan usaha yangberpotensi menghasilkan air limbah melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelumdibuang ke saluran drainase kota. Melalui kegiatan pengawasan dan pengendaliandampak lingkungan, kegiatan usaha yang menghasilkan air limbah di kota Surabayasampai akhir tahun 2009, prosentase penurunan beban BOD per tahun telah menurunsampai 41,63 %, prosentase penurunan beban COD per tahun menurun sampai 59,90 %dan prosentase penurunan beban TSS per tahun menurun sampai 46,57 %.

Selain penurunan kualitas air, kualitas udara di Kota Surabaya dari tahun ke tahun jugamengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari hasil monitoring udara ambient olehBadan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Dari tabel diketahui bahwa jumlah hari dengan kualitas udara baik di Kota Surabayatiap tahun keadaannya naik turun, yaitu 26 hari pada tahun 2006, naik menjadi 60 haritahun 2007, kemudian naik lagi menjadi 86 hari tahun 2008. Akan tetapi pada tahun2009 jumlah hari dengan kualitas udara baik menurun sangat drastis, hanya 24 hari(menurun 28% dari tahun sebelumnya). Sebaliknya, jumlah hari dengan kualitas udaratidak sehat hampir stagnan mulai tahun 2006-2008 (masing-masing 5 hari, 5 hari, dan 8hari). Sedangkan pada tahun 2009, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehatmelonjak menjadi 30 hari. Jadi terjadi lompatan kondisi udara yang buruk antara tahun2008 dan 2009 yang sangat mengkhawatirkan. Bagan penurunan kualitas udara ambientKota Surabaya 4 tahun terakhir (2006-2009) digambarkan pada gambar 3.2. berikut ini.


(12)

Dari hasil pemantauan kualitas udara selama tahun 2006-2009, telah terjadikecenderungan penurunan parameter dominan pada PM10 dan CO,

sedangkan O3 danSO2 cenderung naik. Hal ini dipicu oleh tingginya suhu udara. Dengan bantuan sinarultraviolet, NOX (Oksida Nitrogen) bereaksi dengan HC (Hidrokarbon) dari emisi gasbuang kendaraan bermotor yang akan memicu pelepasan radikal bebas atom O (reaksiphotochemical) yang selanjutnya berikatan dengan O2 membentuk O3.

Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan:

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan swasta untuk ikut berperan aktif dalampengelolaan lingkungan hidup.

Memperbaiki managemen lalu lintas menuju transportasi berkelanjutan yangbverwawasan lingkungan.

Memperketat pelaksanaan uji emisi gas buang kendaraan bermotor.

Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau terutama tanaman penyerap polutan. Mendorong pemerintah pusat untuk menyediakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Langkah lain untuk mengurangi pencemaran udara adalah dengan mengurangi emisicerobong yang berasal dari sumber tidak bergerak yang berasal dari

kegiatanusaha/industry. Dalam melakukan pengendalian pencemaran udara yang berasal darisumber tidak bergerak terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan usaha yangmenghasilkan sumber emisi yang berpotensi menyebabkan

pencemaran udara.Pemantauan yang terus menerus dalam rangka kegiatan pengawasan dan pengendaliandampak lingkungan terhadap kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan emisicerobong dapat menggambarkan tingkat ketaatan usaha terhadap ketentuan peraturandalam pengendalian pencemaran udara. Hasil pemantauan sampai akhir tahun 2009,prosentase kegiatan industri yang memenuhi ketentuan persyaratan baru mencapai 29,4% dari jumlah kegiatan usaha yang berpotensi mencemari udara.

Selain pencemaran air dan udara, satu lagi pencemaran yang mengancam kelangsungankehidupan Kota Surabaya adalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah selaindisebabkan karena kondisi air tanah yang sudah tercemar, juga disebabkan oleh aktivitasmanusia, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkunganterutama masalah sanitasi.

Saat ini pengolahan limbah manusia di Kota Surabaya masih mengandalkan septictankyang sulit diawasi persyaratannya. Secara umum, efisiensi pengolahan dengan metodeseptictank hanya 60-70%. Sehingga hasil pengolahan yang


(13)

dialirkan ke lingkunganmelalui tanah belum 100% aman dari zat-zat dan kuman yang membahayakan. Denganjumlah penduduk kota yang hampir mencapai 3 juta jiwa, dan penduduk siang yangjumlahnya lebih tinggi lagi, maka dapat

dibayangkan jumlah zat pencemar yang dibuangke air dan tanah tiap harinya terus makin banyak. Jumlah zat pencemar akan lebih besarjika ditambah dari limbah industri yang belum diolah dengan baik yang tidakdiperhatikan. Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah pada tahun 2009,kondisi tanah di Kota Surabaya yang masih memenuhi baku mutu sekitar 80%.

BAB III PENUTUP


(14)

A. Kesimpulan

1. Permasalahn di Kota Blitar adalah pembalakan liar yang terus terjadi sehingga mengakibatkan bencana banjir pada tahun 2008 dikabupaten blitar. Pembalakan liar ini terus terjadi dan melibatkan berbagai oknum sehingga sulit diatasi. Jika pembalakan liar ini terus terjadi maka kabpaten blitar akan terancam kegundulan hutan yang parah.

2. Salah satu permasalahan lingkungan terbesar di Kota Surabaya adalah kurngnya pasokan air besih akibat tingginya tingkat pencemaran air di Kota Surabaya. Apabla hal ini terus belanju maka kesehatan masyarakat akan terancam.


(15)

DAFTAR RUJUKAN

Kompasiana 2014. Pembalakan liar kabupaten blitar libatkan oknum perhutani. (Online), (http://www.kompasiana-) diakses pada 23 Maret 2015.

Suarasurabaya. 2015. Kali Surabaya. (Online), (http://www.suarasurabaya.net/jaringradio/news/2015/147518) diakses pada 23 Maret 2015.

.

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. (Online), (http://www.bkprn.org/peraturan/the_file/UU-2397.pdf) diakses pada 24 Maret 2015.


(1)

m3.

“Kebutuhan air bersih ditaksir 150 liter per orang per hari. Namun, tidak semua memangmenghabiskan air sebanyak itu,” katanya.

Sedangkan yang mampu diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM)mencapai 10.000 liter per detik dari kapasitas awal sebesar 8.830 liter per detik. Jikadihitung kemampuan produksi PDAM tersebut 21 juta hingga 22 juta meter kubik perbulan, artinya, produksi PDAM hanya bisa melayani 70% dari total masyarakatSurabaya.

Dari segi kuantitas, menurut Nadjaji, kebutuhan air memang sangat bergantung darisuplai air kali Surabaya. Jika masuk musim kemarau misalnya, debit air memangmengalami penurunan dan akan membuat suplai air menjadi berkurang. Padahalkebutuhan air bersih dimusim kemarau tidak mengalami penurunan. Namun, kebutuhanmasih mencukupi meskipun masuk kategori kritis. “Harusnya ada penahan air ketikakemarau. Dulu setahu saya Waduk Wonorejo pernah diusulkan untuk menampung air,”tambahnya.

Dari beberapa harian tersebut bisa disimpulkan bahwa permasalahn pelik tersebut harus segera diselesaikan, jika tidak maka kesehatan masyarakatlah yang

terganggu. Pencemaran air, udara dan tanah merupakan permasalahan lingkungan hidup yang tidakbisa dihindari Kota Surabaya sebagai dampak berbagai aktivitas kota metropolitan yangsemakin meningkat. Pencemaran air meliputi pencemaran air sungai dan air bersih (airsumur). Kondisi air sungai di Surabaya ternyata belum memenuhi baku mutu air sesuaiPeraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (hasilpemantauan Badan Lingkungan Hidup, 2009). Sedangkan penentuan kualitas air bersih(air sumur) berdasarkan parameter dari Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

Kualitas air bersih Kota Surabaya selama 3 tahun terakhir (2007-2009)

digambarkanpada bar-chart di atas. Dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, air bersihKota Surabaya yang masih memenuhi baku mutu pada tahun 2007 mencapai 93,6% dantahun 2008 mencapai 97,5%. Sedangkan pada tahun


(2)

2009 air bersih yang masihmemenuhi baku mutu hanya mencapai 58,2% (dari 428 sampel yang diambil dan diuji,249 sampel masih memenuhi baku mutu kualitas air bersih dan 179 sampel sudah tidakmemenuhi baku mutu). Diperoleh fakta bahwa kualitas air bersih Kota Surabaya antaratahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis.

Dalam upaya meningkatkan kualitas air di perairan Kota Surabaya perlu diketahuigambaran awal beban pencemaran yang ditimbulkan akibat aktifitas kegiatan usahayang berpotensi menghasilkan air limbah di saluran drainase kota yang akhirnya akanbermuara di badan air sungai. Beban pencemaran air limbah dari suatu kegiatan usahadapat diukur dari konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS. Untuk menurunkan beban pencemaran perairan diharapkan semua kegiatan usaha yangberpotensi menghasilkan air limbah melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelumdibuang ke saluran drainase kota. Melalui kegiatan pengawasan dan pengendaliandampak lingkungan, kegiatan usaha yang menghasilkan air limbah di kota Surabayasampai akhir tahun 2009, prosentase penurunan beban BOD per tahun telah menurunsampai 41,63 %, prosentase penurunan beban COD per tahun menurun sampai 59,90 %dan prosentase penurunan beban TSS per tahun menurun sampai 46,57 %.

Selain penurunan kualitas air, kualitas udara di Kota Surabaya dari tahun ke tahun jugamengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari hasil monitoring udara ambient olehBadan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Dari tabel diketahui bahwa jumlah hari dengan kualitas udara baik di Kota Surabayatiap tahun keadaannya naik turun, yaitu 26 hari pada tahun 2006, naik menjadi 60 haritahun 2007, kemudian naik lagi menjadi 86 hari tahun 2008. Akan tetapi pada tahun2009 jumlah hari dengan kualitas udara baik menurun sangat drastis, hanya 24 hari(menurun 28% dari tahun sebelumnya). Sebaliknya, jumlah hari dengan kualitas udaratidak sehat hampir stagnan mulai tahun 2006-2008 (masing-masing 5 hari, 5 hari, dan 8hari). Sedangkan pada tahun 2009, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehatmelonjak menjadi 30 hari. Jadi terjadi lompatan kondisi udara yang buruk antara tahun2008 dan 2009 yang sangat mengkhawatirkan. Bagan penurunan kualitas udara ambientKota Surabaya 4 tahun terakhir (2006-2009) digambarkan pada gambar 3.2. berikut ini.


(3)

Dari hasil pemantauan kualitas udara selama tahun 2006-2009, telah terjadikecenderungan penurunan parameter dominan pada PM10 dan CO,

sedangkan O3 danSO2 cenderung naik. Hal ini dipicu oleh tingginya suhu udara. Dengan bantuan sinarultraviolet, NOX (Oksida Nitrogen) bereaksi dengan HC (Hidrokarbon) dari emisi gasbuang kendaraan bermotor yang akan memicu pelepasan radikal bebas atom O (reaksiphotochemical) yang selanjutnya berikatan dengan O2 membentuk O3.

Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan:

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan swasta untuk ikut berperan aktif dalampengelolaan lingkungan hidup.

Memperbaiki managemen lalu lintas menuju transportasi berkelanjutan yangbverwawasan lingkungan.

Memperketat pelaksanaan uji emisi gas buang kendaraan bermotor.

Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau terutama tanaman penyerap polutan. Mendorong pemerintah pusat untuk menyediakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Langkah lain untuk mengurangi pencemaran udara adalah dengan mengurangi emisicerobong yang berasal dari sumber tidak bergerak yang berasal dari

kegiatanusaha/industry. Dalam melakukan pengendalian pencemaran udara yang berasal darisumber tidak bergerak terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan usaha yangmenghasilkan sumber emisi yang berpotensi menyebabkan

pencemaran udara.Pemantauan yang terus menerus dalam rangka kegiatan pengawasan dan pengendaliandampak lingkungan terhadap kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan emisicerobong dapat menggambarkan tingkat ketaatan usaha terhadap ketentuan peraturandalam pengendalian pencemaran udara. Hasil pemantauan sampai akhir tahun 2009,prosentase kegiatan industri yang memenuhi ketentuan persyaratan baru mencapai 29,4% dari jumlah kegiatan usaha yang berpotensi mencemari udara.

Selain pencemaran air dan udara, satu lagi pencemaran yang mengancam kelangsungankehidupan Kota Surabaya adalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah selaindisebabkan karena kondisi air tanah yang sudah tercemar, juga disebabkan oleh aktivitasmanusia, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkunganterutama masalah sanitasi.

Saat ini pengolahan limbah manusia di Kota Surabaya masih mengandalkan septictankyang sulit diawasi persyaratannya. Secara umum, efisiensi pengolahan dengan metodeseptictank hanya 60-70%. Sehingga hasil pengolahan yang


(4)

dialirkan ke lingkunganmelalui tanah belum 100% aman dari zat-zat dan kuman yang membahayakan. Denganjumlah penduduk kota yang hampir mencapai 3 juta jiwa, dan penduduk siang yangjumlahnya lebih tinggi lagi, maka dapat

dibayangkan jumlah zat pencemar yang dibuangke air dan tanah tiap harinya terus makin banyak. Jumlah zat pencemar akan lebih besarjika ditambah dari limbah industri yang belum diolah dengan baik yang tidakdiperhatikan. Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah pada tahun 2009,kondisi tanah di Kota Surabaya yang masih memenuhi baku mutu sekitar 80%.

BAB III PENUTUP


(5)

A. Kesimpulan

1. Permasalahn di Kota Blitar adalah pembalakan liar yang terus terjadi sehingga mengakibatkan bencana banjir pada tahun 2008 dikabupaten blitar. Pembalakan liar ini terus terjadi dan melibatkan berbagai oknum sehingga sulit diatasi. Jika pembalakan liar ini terus terjadi maka kabpaten blitar akan terancam kegundulan hutan yang parah.

2. Salah satu permasalahan lingkungan terbesar di Kota Surabaya adalah kurngnya pasokan air besih akibat tingginya tingkat pencemaran air di Kota Surabaya. Apabla hal ini terus belanju maka kesehatan masyarakat akan terancam.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Kompasiana 2014. Pembalakan liar kabupaten blitar libatkan oknum perhutani. (Online), (http://www.kompasiana-) diakses pada 23 Maret 2015.

Suarasurabaya. 2015. Kali Surabaya. (Online),

(http://www.suarasurabaya.net/jaringradio/news/2015/147518) diakses pada 23 Maret 2015.

.

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. (Online), (http://www.bkprn.org/peraturan/the_file/UU-2397.pdf) diakses pada 24 Maret 2015.