Spesialis Lainnya dan 2 dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 200 dua ratus buah.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 empat Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 empat Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Jumlah tempat tidur minimal
100 seratus buah. 4.
Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dua Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
Jumlah tempat tidur minimal 50 lima puluh buah.
2.5 Peranan Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Menurut Anief 2005, peranan apoteker di rumah sakit yaitu: 1.
Mengawasi obat-obat yang digunakan rumah sakit. 2.
Menyediakan dan mengawasi akan kebutuhan obat dan suplai obat ke bagian- bagian.
3. Menyelenggarakan sistem pencatatan dan pembukuan yang baik.
4. Merencanakan, mengorganisasi, menentukan kebijakan apotek rumah sakit.
5. Memberikan informasi mengenai obat konsultan obat kepada dokter dan
perawat. 6.
Melaksanakan keputusan komite farmasi dan terapi. 7.
Merawat fasilitas apotek rumah sakit. 8.
Ikut memberikan program pendidikan dan training kepada perawat.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Tim Farmasi dan Terapi TFT
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Dalam pengorganisasian Rumah Sakit dibentuk Tim
Farmasi dan Terapi TFT yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di
Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya
apabila diperlukan. TFT harus dapat membina hubungan kerja dengan komite lain di dalam Rumah Sakit yang berhubunganberkaitan dengan penggunaan Obat.
Ketua TFT dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai
oleh Apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter. TFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 dua bulan sekali dan untuk Rumah Sakit besar rapat
diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat TFT dapat mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan
TFT, memiliki pengetahuan khusus, keahlian-keahlian atau pendapat tertentu yang bermanfaat bagi TFT. TFT mempunyai tugas:
1. mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di Rumah Sakit;
2. melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium
Rumah Sakit; 3.
mengembangkan standar terapi; 4.
mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat; 5.
melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional; 6.
mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki;
Universitas Sumatera Utara
7. mengkoordinir penatalaksanaan medication error;
8. menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di Rumah
Sakit.
2.7 Formularium Rumah Sakit