Deskripsi Data Secara Statistik Pembahasan Hasil Analisis

Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Secara Statistik

Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tahun 2005-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 41 perusahaan sebagai sampel. Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance EPS 123 6.00 5008.00 602.3957 1140.31121 1300309.661 DPS 123 1.30 3600.00 246.2990 586.75840 344285.426 HS 123 70.00 129500.00 8826.1545 20427.11822 4.173E8 Valid N listwise 123 Sumber: Diolah dari SPSS Dari tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa: 1. rata-rata dari earning per share EPS adalah 602,3821 dengan deviasi standar sebesar 1140,31638 dan jumlah data yang ada sebanyak 123, Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 2. rata-rata dari dividend per share DPS adalah 246,2683 dengan deviasi standar sebesar 586,77091 dan jumlah data yang ada sebanyak 123, 3. rata-rata dari harga saham HS adalah 8826,1545 dengan deviasi standar sebesar 20427,11822 dan jumlah data yang ada sebanyak 123.

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot, serta Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut: Gambar 4.1 Uji Normalitas 1 Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.2 Uji Normalitas 2 Tabel 4.2 Uji Normalitas 3 Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EPS DPS HS N 123 123 123 Normal Parameters a Mean 602.3821 246.2683 8826.1545 Std. Deviation 1140.31638 586.77091 20427.11822 Most Extreme Differences Absolute .341 .343 .334 Positive .341 .343 .329 Negative -.300 -.338 -.334 Kolmogorov-Smirnov Z 3.783 3.804 3.705 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .000 .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji normalitas di atas, dapat dilihat bahwa variabel EPS, DPS, dan HS memiliki data yang tidak terdistribusi dengan normal karena nilai signifikannya 0,05. yaitu variabel EPS sebesar 0.000, variabel DPS sebesar 0.000 dan variabel harga saham sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina 2007:106 yaitu: a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural Ln yaitu dari persamaan Harga Saham = fDPS menjadi LN_Harga_Saham = fLN_DPS. Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Oleh karena itu, dilakukan transformasi data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut untuk menormalkannya. Caranya Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 adalah dengan melakukan LN terhadap semua variabel yang tidak terdistribusi secara normal tersebut. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel Kolmogorov-Smirnov Test berikut ini: Gambar 4.3 Uji Normalitas 4 Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.4 Uji Normalitas 5 Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan LN, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitarmengikut i arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.3 Uji Normalitas 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LN_EPS LN_DPS LN_HS N 123 123 123 Normal Parameters a Mean 5.1067 3.9541 7.5848 Std. Deviation 1.68211 1.80938 1.72574 Most Extreme Differences Absolute .063 .055 .078 Positive .063 .052 .078 Negative -.062 -.055 -.038 Kolmogorov-Smirnov Z .696 .612 .861 Asymp. Sig. 2-tailed .718 .849 .449 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Diolah dari SPSS Bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan 0.05 berarti distribusi data normal. Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan transformasi data dengan LN, semua data variabel yang diuji menjadi normal dan nilai signifikan untuk semua variabel 0,05. Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

b. Uji Multikolinieritas

Table 4.4 Uji multikolinieritas Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel diatas: Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 VIFvariance inflation factor. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel EPS LN_EPS dan DPS LN_DPS 0,10 dan VIF-nya 10. Hal ini menujukka n bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel penelitian. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.934 .235 12.483 .000 LN_EPS .826 .106 .805 7.823 .000 .131 7.640 LN_DPS .110 .098 .115 1.118 .266 .131 7.640 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

c. Uji Autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .913 a .834 .831 .70954 1.299 a. Predictors: Constant, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,299. angka D- W tersebut berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi. • Apabila angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif • Apabila angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi • Apabila angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali 2005:105 dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas Hasil dari uji heteroskedasitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini: Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Summary Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .913 a .834 .831 .70954 1.299 a. Predictors: Constant, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Pada model summary sebelumnya, angka R sebesar 0,913 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara HS variabel dependen dengan EPS dan DPS variabel independen adalah kuat karena berada di atas angka 0,5 50. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi yang disesuaikan adalah 0,831. Hal ini berarti bahwa 83,1 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi EPS dan DPS. Sedangkan sisanya sebesar 16,9 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,70954. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi HS. Untuk melihat pengaruh EPS dan DPS secara individu terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik t. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.0, maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.7 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.934 .235 12.483 .000 LN_EPS .826 .106 .805 7.823 .000 .131 7.640 LN_DPS .110 .098 .115 1.118 .266 .131 7.640 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Dari tabel koefisien regresi di hal sebelumnya, dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel EPS mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 yang berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa EPS secara individual berpengaruh signifikan terhadap HS. 2. uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Dari tabel dapat kita lihat bahwa variabel DPS mempunyai angka signifikansi sebesar 0,266 yang berada di atas 0,05 yang menunjukkan bahwa EPS secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap HS. Setelah melakukan uji t, kemudian untuk melihat pengaruh EPS dan DPS secara simultan terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik F. Hasil uji statistik F dengan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Uji Statistik F 1 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 302.923 2 151.461 300.848 .000 a Residual 60.414 120 .503 Total 363.337 122 a. Predictors: Constant, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Dari uji ANOVA atau F-test, diperoleh nilai F hitung sebesar 300,848 dengan tingkat signifikansi 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel EPS dan DPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham karena tingkat signifikansi sebesar 0,0000 0,05. Tabel 4.9 Uji Statistik F 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.934 .235 12.483 .000 LN_EPS .826 .106 .805 7.823 .000 .131 7.640 LN_DPS .110 .098 .115 1.118 .266 .131 7.640 a. Dependent Variable: LN_HS Sumber: Diolah dari SPSS Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel EPS dan DPS adalah: Y = 2,934 + 0,826 X 1 + 0,110 X 2 Di mana: Y = Harga Saham X 1 = Earning Per Share EPS X 2 = Dividend Per Share DPS EPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,826, artinya apabila terjadi perubahan variabel EPS sebesar 1 akan menaikkan HS sebesar 0,826 atau 82,6. Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 DPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,110, artinya apabila terjadi perubahan variabel DPS sebesar 1 akan menaikkan HS sebesar 0,110 atau 11.

C. Pembahasan Hasil Analisis

Dari hasil pengujian secara parsial individu diketahui bahwa variabel Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham HS, karena nilai signifikansi EPS 0,000 0,05. Sedangkan, variabel Dividend Per Share DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Harga Saham HS karena nilai signifikansi DPS 0,266 0,05. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,831. Hal ini berarti bahwa 83,1 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi EPS dan DPS. Sedangkan sisanya sebesar 16,9 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel tingkat laba per lembar saham atau Earning Per Share EPS memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,0000 0,05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil penelitian ini, variabel EPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,826, artinya apabila terjadi perubahan variabel EPS sebesar 1 akan menaikkan HS sebesar 0,826 atau 82,6. Hal ini berarti bahwa informasi EPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan preusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham, di mana apabila investor menganggap bahwa angka EPS perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari 2006 yang menemukan bahwa informasi EPS memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel tingkat dividen per lembar saham atau Dividend Per Share DPS memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,266 0,05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil penelitian ini, variabel DPS memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,110, artinya apabila terjadi perubahan variabel DPS sebesar 1 akan menaikkan HS sebesar 0,110 atau 11. Hal ini berarti bahwa informasi DPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan preusahaan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, karena tidak selamanya laba bersih yang diperoleh perusahaan dialokasikan sebagai dividen, bisa saja perusahaan mengalokasikan laba bersih yang didapatnya untuk perluasanekspansi usaha, atau melakukan investasi seperti investasi aktiva tetap, investasi jangka panjang dll. Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,0000 0,05 setelah dilakukan uji t. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi EPS merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham, di mana apabila investor menganggap bahwa angka EPS perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, yang berarti harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari 2006 yang menemukan bahwa informasi EPS memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham. 2. DPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,266 0,05 setelah dilakukan uji t, sehingga