Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh return abnormal.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nurmala 2001 yang menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang diteliti yaitu Earning Per Share, Dividen Per Share dan variabel dependen yang diteliti yaitu Closing Price. Populasi penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 5 tahun berturut-turut tahun 1996 sampai tahun 2000. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tersebut PT Goodyear Indonesia Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Tunas Ridean Tbk. tidak mempengaruhi harga saham. Nuliana 2003 melakukan penelitian tentang Pengaruh Dividen Per Saham Dan Rentabilitas Modal Sendiri ROE Terhadap Harga Pasar Saham PT Telkom,Tbk. Variabel independen yang digunakan adalah dividen per saham dan rentabilitas modal sendiri ROE. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen Per saham dan Rentabilitas Modal Sendiri ROE baik secara parsial maupun secara simultan terhadap Harga Pasar Saham PT TELKOM, Tbk. Sasongko dan Wulandari 2003 melakukan penelitian tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001 sampai dengan tahun 2002. Variabel independen yang diteliti Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 yaitu return on assets ROA, earning per share EPS, return on sales ROS dan basic earning power BEP. Hasil penelitian menunjukkan hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham. Raymond 2007 meneliti pengaruh dividend per share dan earning per share terhadap harga saham pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap harga saham. Halim 2007 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004-2006. Harga saham merupakan variabel dependen. Variabel independennya meliputi return on equity, debt to equity ratio, earning per share, dan net profit margin. Hasil penelitian menunjukkan hanya ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Tambunan 2007 meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Kebijakan dividen yang digunakan sebagai variabel independen adalah dividend per share dan earning per share, harga saham yang digunakan sebagai variabel dependen adalah harga saham penutupan. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 27 perusahaan dengan periode pengamatan yaitu tahun 2001-2003. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan regresi linear berganda, dapat disimpulkan bahwa Taranika Intan : Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 dividend per share dan earning per share mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham. Dari penelitian terdahulu dapat kita tinjau bahwa terdapat inconsistency dalam penelitian-penelitian tersebut yang dapat kita lihat bahwa ada penelitian terdahulu yang menyatakan DPS berpengaruh terhadap harga saham, tetapi ada juga yang menyatakan DPS tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya variabel kontekstual variabel kontijensi. Pasar modal di Indonesia termasuk dalam kategori bentuk lemah weak form. Oleh karena itu, harga saham mencerminkan informasi historis, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual