• Tipe B memiliki puncak pasta lebih randah dan pengenceran yang tidak
terlalu besar selama pemanasan. •
Tipe C tidak menunjukkan adanya puncak tetapi lebih pada pembentukan viskositas yang sangat tinggi dan tetap konstan atau meningkat selama
pemanassan. •
Tipe D memiliki viskositas yang sangat rendah sehingga konsentrasinya perlu dinaikkan dua-tiga kali lipat untuk menghasilkan viskositas pasta
panas seperti tipe C. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ubwa et al 2012 bahwa suhu
gelatinisasi beberapa sereal yang baik berkisar 80
o
C. Berbeda dengan suhu gelatinisasi dari pati ubi kayu berkisar 65-69
o
C [22]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendra et al 2015 dengan judul “Effect Of Chitosan Addition
And Temperature Of Heating For Tensile Strength And Elongation At Break Velue Of Bioplastics From Taro Starch Colocasia Esculanta With Glycerol
Plasticizer” menyatakan pati talas memiliki kadar pati sebesar 93,55, kadar pati 6,5, kadar abu 0,76, kadar amilosa 17,89, kadar amilopektin 75,66,
berdasarkan analisa pasting pati talas memiliki suhu gelatinisasi pati yaitu 74,52
o
C. Dengan viskositas puncak sebesar5953,3 cP, berdasarkan
pengelompokan tipe viskkositas pasta pati maka pati talas memiliki tipe pasta B dengan puncak pasta yang tidak terlalu tinggi dan pengenceran yang tidak terlalu
besar [11].
2.5 KITOSAN
Kitosan mempunyai rumus umum C
6
H
2
NO
3 n
atau disebut sebagai poli β1,4-2-amino-2-Deoksi-D-Glukopiranosa. Kitosan bukan merupakan senyawa
tunggal, tetapi merupakan kelompok yang terdeasitilasi sebagian dengan derajat polimerisasi yang berbeda. Kitin adalah poli N-asetiglukosamin yang teasetilasi
sedikit. Derajat deasetilasi biasanya bervariasi diantara 8-15. Struktur kimia dari kitin mirip dengan struktur kimia selulosa [11].
Secara umum kitosan yang digunakan dalam bentuk terlarut pada asam asetat encer. Kitosan dapat larut sempurna dalam asetat 1 [7]. Menurut
penelitian Darni2010 penggunaan kitosan dalam pembuatan bioplastik dapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat kuat tarik, transparansi plastik yang baik, dan ketahanan air yang tinggi. kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1,
tetapi tidak larut pada konsentrasi 10 [7]. Sehingga digunakanlah HCl dengan variasi konsentrasi 0,9v; 1,0v; 1,1; 1,2 v dan 1,3v. Kitosan memiliki
kereaktifan kimia yang tinggi sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen, maka dari itu kitosan merupakan bahan pencampur yang ideal. Selain itu kitosan juga
merupakan turunan kitin, polisakarida paling banyak di bumi setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk film dan membran dengan baik [25].
Kitosan mempunyai potensi untuk dimanfaatkan pada berbagai jenis industri maupun aplikasi pada bidang kesehatan. Salah satu contoh aplikasi kitosan yaitu
sebagai pengikat bahan-bahan untuk pembentukan alat-alat gelas, plastik, karet, dan selulosa yang sering disebut dengan formulasi adesif khusus. Pemanfaatan
kitosan sebagai bahan tambahan pada pembuatan film plastik berfungsi untuk memperbaiki transparasi film plastik yang dihasilkan [25].
Saat ini kitosan mempunyai banyak sekali kegunaan, antara lain dalam bidang kesehatan, pengolahan air, membran, hidrogel, perekat, antioksidan, dan
pengemas makanan. Kitosan tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut asam organik di bawah pH 6 antara lain asam formiat, asam asetat, dan asam laktat.
Kelarutan kitosan dalam pelarut asam anorganik sangat terbatas, antara lain sedikit larut dalam larutan HCl 1v tetapi tidak larut dalam asam sulfat dan asam
fosfat [26]. Besarnya nilai parameter standar yang dikehendaki untuk kitosan dalam
dunia perdagangan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.3 Mutu standar kitosan [26]
Sifat-sifat kitosan Nilai-nilai yang dikehendaki
Bentuk partikel Kadar air
Kadar abu Derajat deasetilasi DD
Viskositas cP Butiran
w 10 w 2
70 Rendah 200
Sedang 200 – 799 Tinggi 800 – 2000
Paling tinggi 2000
2.6 SORBITOL