f. Tablet Sublingual
Tablet yang disisipkan di pipi dan di bawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di bawah lidah
untuk diabsorbsi melalui mukosa oral. Contoh: tablet isosorbit dinitrat
g. Tablet Bukal
Disisipkan diantara gusi dan pipi. Contoh: tablet progesteron.
h. Tablet Kunyah
Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut.
Contoh: antasida. i.
Tablet Effervescent Tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung
garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
Contoh: tablet Ca Sandoz.
2.1.3 Persyaratan Tablet
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Keseragaman Bobot
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang bobotnya seragam
Universitas Sumatera Utara
diharapkan memiliki kandungan bahan obat yang sama, sehingga mempunyai efek terapi yang sama.
b. Kekerasan
Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan pada saat pengepakan dan pengangkutan. Uji
ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Hardness Tester. Tablet diletakkan diantara alat penekan punch dan dijepit dengan memutar
sekrup pengatur sampai tanda lampu menyala, lalu ditekan tombol sehingga tablet pecah. Tekanan dapat ditunjukkan melalui skala yang
tertera. Umumnya kekuatan tablet berkisar 4-8 kg. c.
Kerenyahan Uji ini dilakukan untuk mengetahui kerenyahan tablet, karena tablet yang
rapuh dan rusak kandungan zat berkhasiatnya berkurang sehingga mempengaruhi efek terapi. Kerenyahan ditandai dengan massa partikel
yang berjatuhan dari tablet. Uji ini menggunakan alat yang disebut Roche Friabilator yang terdiri dari sebuah tabung yang berputar, ke arah radial
disambungkan sebuah bilah lengkung. Tablet dimasukkan ke dalam drum tersebut, dihidupkan alat maka drum berputar dan tablet bergulir jatuh
sampai pada putaran berikutnya dipegang kembali oleh bilah. Pemutaran dilakukan 100 kali dengan persyaratan tablet tidak boleh kehilangan berat
lebih dari 0,8.
Universitas Sumatera Utara
d. Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam
dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara periode pelepasan tersebut. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa
sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Interval waktu hancur yaitu tidak lebih dari 15 menit. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila tidak
ada sisa sediaan yang tidak larut tertinggal pada kasa. e.
Disolusi Uji ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam monografi pada sediaan tablet kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah atau tidak memerlukan uji
disolusi. f.
Penetapan Kadar Zat Berkhasiat Penetapan kadar ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet tersebut
memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak memenuhi syarat, berarti obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang
baik dan tidak layak dikonsumsi. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai tertera pada monografi antara lain di
Farmakope Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Obat Yang Digunakan Pada Pengobatan Penyakit Gout