BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH
A. Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Bank DKI
Syariah dan BPRS Wakalumi
1. PT Bank DKI Syariah
Tingkat NPF yang terjadi di Bank DKI Syariah selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Perkembangan NPF
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
2004 2005
2006 2007
Tahun
Sumber: Annual Report 2007 Bank DKI Syariah Keterangan: Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa tahun 2007
NPF turun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,62 yang disebabkan karena bank sudah mampu mengatasi pembiayaan bermasalah yang muncul.
Tahun 2005 dan 2006 NPF meningkat sebesar 0,56 dan 0,78 yang disebabkan karena terdapat faktor eksternal seperti terjadinya PHK, dana
usaha digunakan untuk urusan keluarga bukan untuk pengembalian pembiayaan bank, dan juga naiknya harga bahan bakar minyak BBM.
Karena mayoritas pembiayaan yang diminati berupa pembiayaan konsumtif yang diajukan oleh karyawan.
Dalam pengajuan pembiayaan di Bank DKI Syariah harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut dan hal ini berlaku untuk semua jenis
pembiayaan, antara lain: a.
Mengisi formulir pembiayaan yang memuat tentang biodata nasabah, jenis usaha, jaminan dan besar plafond serta kondisi.
b. Setelah mengisi formulir, pihak bank melakukan analisa terhadap data-
data yang sudah ada serta melakukan kunjungan ke tempat usaha untuk melihat apakah usaha tersebut layak diberi pembiayaan atau tidak dan juga
prospek usaha di masa yang akan datang. c.
Kemudian pihak bank memberikan putusan untuk menerima atau menolak pembiayaan tersebut.
PT Bank DKI Syariah dalam menyalurkan pembiayaan dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Menengah, dengan maksimal pembiayaan Rp 500 juta, yang digunakan
masyarakat untuk modal usaha, investasi ataupun konsumtif. b.
Korporasi, dengan maksimal pembiayaan Rp 3 milyar untuk perorangan dan untuk perusahaan maksimal tidak terbatas
23
. Bentuk korporasi ini juga dapat digunakan untuk produktif, investasi ataupun konsumtif.
23
Rahmadi Pranawa, Kepala Departemen Umum, Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 April 2008
Pada umumnya pembiayaan yang disalurkan digunakan untuk konsumtif. Tetapi tidak sedikit pula yang menggunakan pembiayaan tersebut untuk
modal usaha dan investasi seperti pembelian bahan baku ataupun mesin produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang produksi.
Terjadinya pembiayaan bermasalah pada konsumtif ini disebabkan karena perusahaan tempatnya bekerja tutup. Selain itu adanya PHK yang dialami
nasabah juga dapat menyebabkan pembiayaan bermasalah. Karena nasabah tidak mempunyai sumber pendapatan lain untuk mengembalikan pembiayaan
bank. Serta faktor penggunaan dana usaha untuk urusan keluarga seperti untuk biaya sekolah, biaya perawatan dokter, biaya asuransi dan sebagainya.
Tabel 4.1 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2005
Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM
PHK Dana
Utk Keluarga
Pesaing
Produksi 24
80 18 60
9 30 18
60 Investasi
21 70 6
20 6
20 15 50
Konsumsi 6
20 30 100
18 60 0
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.2 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2005
20 40
60 80
100 D
a la
m P
e rs
e n
ta s
e
Produksi Investasi
Konsumsi Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM PHK
Dana utk keluarga Pesaing
Sumber: Quesionare Nasabah Kesimpulan: Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis
pembiayaan produksi paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan BBM, sehingga mempengaruhi terhadap harga jual barang serta naiknya harga bahan
baku. Pembiayaan investasi juga dipengaruhi oleh kenaikan BBM yang
menyebabkan perubahan harga pada barang, yang jika tidak di ikuti dengan penambahan pendapatan masyarakat, maka minat beli masyarakat akan
menurun. Pembiayaan konsumsi, faktor PHK yang dialami nasabah memiliki
peluang besar untuk menjadi bermasalah. Karena kebanyakan nasabah yang bekerja sebagai salah satu karyawan. Jika perusahaan kurang baik dalam
mengelola produksi dan managementnya, maka akan menimbulkan PHK.
Tabel 4.2 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2006
Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM
PHK Dana
Utk Keluarga
Pesaing
Produksi 15
50 6 20
6 20 21
70 Investasi
9 30 9
30 6
20 18 60
Konsumsi 3
10 21 70
21 70 5
16,6 Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.3 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2006
20 40
60 80
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
Produksi Investasi
Konsumsi Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM PHK
Dana Utk Keluarga Pesaing
Sumber: Quesionare Nasabah
Kesimpulan: Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan produksi lebih disebabkan karena adanya pesaing yang menyebabkan
pendapatan nasabah menurun Sedangkan untuk pembiayaan investasi juga disebabkan oleh faktor
pesaing. Semakin banyak pesaing di pasar, maka semakin rendah pendapatan nasabah yang jika tidak di imbangi dengan kreatifitas nasabah dalam
mengelola produknya. yang menurunkan pendapatan nasabah.
Dan untuk pembiayaan konsumsi disebabkan oleh adanya PHK yang dialami nasabah. Sehingga untuk mengembalikan dana bank, nasabah tidak
memiliki sumber penghasilan lain selain gaji. Oleh karena itu, pihak bank harus menganalisanya dengan cermat dan teliti.
Tabel 4.3 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2007
Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM
PHK Dana
Utk Keluarga
Pesaing
Produksi 30
100 3 10
8 26,7 20
66,7 Investasi
18 60
5 16,7 6
20 8
26,7 Konsumsi
3 10
30 100
21 70
3 10
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.4 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2007
20 40
60 80
100
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
Produksi Investasi
Konsumsi Jenis Pembiayaan
Kenaikan BBM PHK
Dana utk keluarga Pesaing
Sumber: Quesionare Nasabah Kesimpulan: Untuk pembiayaan jenis produksi dan investasi, penyebab
pembiayaan murabahah bermasalah mayoritas disebabkan karena adanya kenaikan BBM dan jumlah pesaing, sehingga minat beli customer menurun
dan juga membuat usaha tidak lancar. Sedangkan untuk faktor pesaing dengan
banyaknya perusahaan lain yang memproduksi barang sama akan menyebabkan pendapatan nasabah rendah pula.
Pembiayaan konsumsi lebih disebabkan oleh PHK yang dialami nasabah, sehingga tidak ada sumber pendapatan lain untuk mengembalikan dana bank.
Sehingga menyebabkan pembiayaan bermasalah.
Tabel 4.4 Perkembangan Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah
Tahun Kenaikan
BBM PHK
Dana Utk
Keluarga Pesaing
2005 51
56,7 54 60
33 36,7 33
36,7 2006
27 30
36 40
33 36,7 44
48,9 2007
78 86,7 38
42,2 35 38,9 31
34,4
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.5 Perkembangan Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah
20 40
60 80
100
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
2005 2006
2007 Tahun
Kenaikan BBM PHK
Dana utk keluarga
Pesaing
Sumber: Quesionare Nasabah Kesimpulan: Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
kenaikan BBM tahun 2007 meningkat sebesar 56,7 dari tahun 2006. Hal ini
disebabkan karena saat itu banyak perubahan, baik dalam Peraturan Pemerintah ataupun harga yang mempengaruhinya juga pada harga barang
produksi. Tahun 2006 menurun sebesar 26,7 dari tahun 2005, karena keadaan saat
itu masih normal terutama tentang harga barang. Sehingga tidak ada yang mempengaruhi nasabah dalam mendapatkan penghasilan.
Faktor PHK tahun 2007 naik sekitar 2,2 dari tahun 2006, karena perusahaan dalam mengelola usaha maupun management kurang baik.
Sehingga banyak nasabah yang di PHK. Sedangkan tahun 2006 menurun sekitar 20, karena perusahaan dalam mengelola perusahaan maupun
managementnya sudah baik. Sehingga PHK terhadap karyawan menurun. Faktor dana usaha untuk keluarga juga sama dengan faktor lainnya, yaitu
tahun 2007 meningkat, karena nasabah belum mampu memisahkan dana usaha dengan dana pribadi. Tahun 2006 faktor ini menurun, karena nasabah
sudah mampu memisahkan dana usaha dengan dana pribadi. Sehingga keuntungan usaha diketahui.
Begitu juga dengan faktor pesaing yang meningkat di tahun 2007. Hal ini karena sudah banyak nasabah lain yang menggeluti usaha sama dengan
nasabah. Sehingga jika nasabah kurang memiliki inovasi dan kreatifasi dalam mengembangkan produknya, nasabah akan kalah saing dengan nasabah lain.
2. PT BPRS Wakalumi
Tingkat NPF yang terjadi di BPRS Wakalumi selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 Perkembangan NPF
2 4
6 8
10 D
a la
m P
e rs
e n
ta s
e
2004 2005
2006 2007
Tahun
Sumber: Laporan Keuangan 2004-2007 Keterangan: Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
bermasalah yang terdapat dalam BPRS Wakalumi dalam empat tahun terakhir ini tidak menunjukan ke arah perbaikan, justru yang terjadi semakin
mengalami peningkatan. Peningkatan paling besar terjadi di tahun 2007 yang tingkat NPF-nya
sudah melebihi ketentuan BI yaitu sebesar 9. Padahal BI sudah menentukan untuk NPF paling tinggi sebesar 5 yang terdapat dalam Peraturan Bank
Indonesia No 6 18 PBI 2004. Peningkatan ini disebabkan karena pihak bank kurang tajam dalam menganalisa pembiayaan yang diajukan nasabah.
Selain itu terjadi juga force majure keadaan tak terduga yang dialami nasabah seperti dana usaha digunakan untuk biaya sekolah anak, biaya
kesehatan keluarga, membayar asuransi dan lain sebagainya. Pada tahun 2005 terjadi penurunan tingkat NPF sebesar 1 dari tahun 2004, karena sudah
mampu menangani pembiayaan bermasalah sehingga tingkat NPF-nya menurun.
Tahun 2006 NPF naik 2 dari tahun sebelumnya, karena bank dalam menyalurkan pembiayaan kurang hati-hati dalam menganalisa data. Sehingga
terjadi kesalahan dalam penyajiannya. Pembiayaan yang diminati nasabah BPRS Wakalumi yaitu pembiayaan
untuk modal usaha dengan akad murabahah. Pembiayaan ini sangat rentan dengan timbulnya pembiayaan bermasalah dibandingkan dengan pembiayaan
lainnya. Karena memiliki prosedur yang tidak sulit, sehingga pihak bank kurang melakukan analisa secara tajam tentang prospek usaha di masa yang
akan datang,
karakter nasabah,
kondisi keuangan,
kemampuan mengembalikan pembiayaan ataupun nilai jaminan yang diberikan nasabah.
Selain itu, juga memiliki keistimewaan lain berupa adanya keuntungan yang pasti.. Perkembangan pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS
Wakalumi dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 4.7 Perkembangan Jenis Pembiayaan
10 20
30 40
50 60
70 D
a la
m P
e rs
e n
ta s
e
Modal Usaha Investasi
Konsumsi Jenis Pembiayaan
Sumber: Wawancara pribadi pihak bank Keterangan: Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa jenis
pembiayaan yang paling diminati nasabah berupa pembiayaan untuk modal usaha. Karena mayoritas nasabah BPRS Wakalumi memiliki usaha mikro
kecil menengah UMKM yang memerlukan tambahan dana untuk meningkatkan usahanya
BPRS Wakalumi hanya membiayai jenis usaha yang memiliki keuntungan tinggi dengan risiko rendah seperti pembiayaan kolektif pada karyawan,
karena dalam pembiayaan ini jika terjadi kegagalan pembayaran oleh karyawan maka perusahaan yang akan menanggung pembiayaan tersebut,
sehingga bank tetap memperoleh pendapatan. Usaha yang memiliki keuntungan rendah dengan risiko rendah seperti
jual-beli sembako juga dibiayai, karena meskipun memiliki keuntungan yang rendah, barang yang diproduksi merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Begitu juga dengan usaha yang memiliki keuntungan maupun risiko yang tinggi tetap dibiayai seperti proyek besar yang biasanya menggunakan skim
musyarakah. Bank menerima pembiayaan tersebut karena dengan risiko yang tinggi bank dapat menetapkan keuntungan yang tinggi pula.
Sedangkan bagi nasabah yang usahanya memiliki keuntungan rendah dengan risiko tinggi tidak dibiayai. Karena bank harus menanggung risiko
yang besar tetapi memperoleh keuntungan yang rendah. Sehingga pendapatan lebih kecil dari pengeluaran bank.
Tabel 4.5 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2005
Jenis Usaha Kena
ikan BBM
Dana utk
Keluarga Dana
tdk sesuai
Pengajuan Pesai
ng Bhn
baku Agen beras
11 36,7
21 70
3 10
15 50
4 13,3
Kontrakan 6
20 24
80 3
70 13
43,3 6
20 Agen daging
14 46,7
30 100
6 20
15 50
3 10
Kontraktor 6
20 12
40 8
26,7 10
33,3 2
6,7 Tk Meubel
12 40
17 56,7
3 10
13 43,3
15 30
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.8 Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2005
20 40
60 80
100
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
Agen beras Kontrakan
Agen daging Kontraktor Toko meubel
Jenis Usaha
Kenaikan BBM Dana utk keluarga
Penggunaan dana tdk sesuai dgn pengajuan
Pesaing Bahan baku
Sumber: Quesionare Nasabah Keterangan: Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab
pembiayaan bermasalah lebih dipengaruhi oleh factor dana untuk keluarga, karena nasabah belum mampu memisahkan dana usaha dengan dana pribadi.
Sehingga keuntungan usaha tidak diketahui dengan pasti. Oleh karena itu dana yang digunakan untuk pengembalian bank akan berkurang, karena sudah
digunakan untuk keluarga. Faktor pesaing menjadi penyebab kedua setelah dana digunakan keluarga,
karena usaha tersebut sudah banyak digeluti orang lain. Jika nasabah kurang kreatif dalam menarik konsumen, maka akan berpengaruh terhadap
pendapatannya. Oleh karena itu, dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menarik konsumen.
Begitu juga dengan kenaikan BBM, dana tidak sesuai dengan pengajuan dan bahan baku yang mempengaruhi harga barang dan pendapatan nasabah.
Jika kenaikan BBM terjadi terus-menerus, maka nasabah dalam menghasilkan pendapatan akan semakin menurun.
Tabel 4.6 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2006
Jenis Usaha
Kenaik an
BBM Dana
utk Keluar
ga Dana tdk
sesuai Pengajua
n Pesai
ng Bhn
baku
Sembako 6
20 9
30 13
43,3 16
53,3 5
16,7 Elektronik
6 20
20 66,7
6 20
15 50
3 10
Percetakan 8
26,7 18
60 4
13,3 21
70 8
26,7 Bengkel
3 10
23 76,7
8 26,7
18 60
3 10
Tk Sepatu 10
33,3 19
63,3 7
23,3 14
46,7 9
30
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.9 Penyebab Nasabah Bermasalah Tahun 2006
20 40
60 80
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
Sembako Elektronik
Percetakan Bengkel
Toko sepatu Jenis Usaha
Kenaikan BBM Dana utk keluarga
Penggunaan dana tdk sesuai dgn pengajuan
Pesaing
Bahan baku
Sumber: Quesionare Nasabah Keterangan: Dari data di atas dapat disimpulkan untuk jenis usaha
sembako disebabkan oleh pesaing, karena barang yang dijual merupakan
bahan pokok yang diperlukan masyarakat setiap hari. Oleh karena itu, banyak yang menggeluti usaha ini.
Usaha elektronik dan percetakan juga dipengaruhi oleh pesaing, meskipun barangnya bukan barang pokok tetapi banyak juga yang menggeluti usaha ini.
Hal ini disebabkan karena keuntungan usaha ini tinggi. Sehingga banyak diminati pengusaha lain.
Lain halnya dengan usaha bengkel dan toko sepatu. Usaha ini lebih banyak disebabkan karena faktor dana usaha untuk keluarga. Karena mereka
belum mampu memisahkan dana usaha dengan dana pribadi. Sehingga pendapatan usaha tidak diketahui dengan pasti.
Tabel 4.7 Faktor Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2007
Jenis Usaha
Kenaikan BBM
Dana utk Keluarga
Dana tdk sesuai
Pengajuan Pesaing
Bhn baku
Pedagang Keliling
18 60
6 30
6 20
18 60
30 100
Sembako 6
20 9
30 13
43,3 16
53,3 5 16,7
Pakaian 24
80 12
40 24
80 24
80 Jasa
12 40
14 46,7
6 20
24 80
Kontrakan 12 40
25 83,3
6 20
12 40
18 60
Bhn bangunan
24 80
12 40
18 60
30 100
Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.10 Penyebab Pembiayaan Murabahah Bermasalah Tahun 2007
20 40
60 80
100
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
Pedagang keliling
Sembako Pakaian
Jasa Kontrakan
Bhn bangunan
Jenis Usaha Kenaikan BBM
Dana utk keluarga Penggunaan dana tdk sesuai
dgn pengajuan
Pesaing Bahan baku
Sumber: Quesionare Nasabah Keterangan: Usaha pedagang keliling, mayoritas dipengaruhi oleh bahan
baku yang mempengaruhi harga jual. Jika harga jual tinggi tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat yang tinggi pula, akan menurunkan
pendapatan nasabah. Sedangkan untuk factor kenaikan BBM dan pesaing memiliki nilai yang sama besar. Begitu juga dengan factor dana untuk
keluarga dan penggunaan dana yang tidak sesuai dengan pengajuan. Usaha sembako di pengaruhi oleh pesaing yang mempengaruhi
pendapatan nasabah. Meskipun keuntungan yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperoleh setiap hari.
Usaha pakaian disebabkan oleh kenaikan BBM, pesaing dan bahan baku yang mempengaruhinya dalam mendapatkan keuntungan. Hal ini terlihat dari
nilai yang sama besar pada ketiga faktor tersebut. Selain faktor tersebut,
pakaian merupakan kebutuhan yang tidak setiap hari diminati masayarakat. Sehingga hal demikian juga yang mempengaruhi pendapatannya.
Usaha jasa seperti wartel atau angkutan umum mayoritas disebabkan karena adanya pesaing sehingga pendapatan menurun. Selain itu
perkembangan alat komunikasi atau kendaraan pribadi menyebabkan usaha ini memiliki pendapatan rendah.
Usaha kontrakan mayoritas disebabkan karena dana untuk mengembalikan ke bank digunakan untuk keluarga sehingga nasabah mengalami wanprestasi.
Karena belum mampu memisahkan dana pribadi dengan dana usaha. Sedangkan untuk usaha bahan bangunan dipengaruhi oleh harga bahan
baku yang naik, sehingga berpengaruh juga terhadap harga jual barang
Tabel 4.8 Perkembangan Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah
Tahun Kenaikan
BBM Dana utk
Keluarga Dana tdk
sesuai Pengajuan
Pesaing Bhn
baku 2005
49 32,7 104
69,3 23 15,3 66
44 30
20 2006
33 22
89 59,3 38
25,3 84 56
28 18,7
2007 80
53,3 89 59,3 30
20 108
72 84
56 Sumber: Quesionare nasabah
Gambar 4.11 Perkembangan Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah
20 40
60 80
D a
la m
P e
rs e
n ta
s e
2005 2006
2007 Tahun
Kenaikan BBM Dana utk
keluarga Dana tdk sesuai
dgn pengajuan Pesaing
Bahan baku
Sumber: Quesionare Nasabah Keterangan: Tahun 2006 faktor dana usaha yang digunakan untuk
keluarga menurun, karena nasabah sudah dapat memisahkan dana pribadinya dengan dana usaha. Sehingga ketahuan berapa keuntungan yang di dapat. Dan
di tahun 2007 tidak ada perubahan untuk faktor ini. Faktor kenaikan BBM di tahun 2006 menurun, karena kondisi ekonomi
saat itu stabil sehingga jarang terjadi perubahan atas barang produksi. Tahun 2007 faktor ini naik, karena kondisinya mulai kurang stabil yang
menyebabkan banyaknya perubahan harga atas barang produksi. Faktor dana tidak sesuai dengan pengajuan tahun 2006 naik dari tahun
sebelumnya. Karena kurangnya I’tikad baik dari nasabah dalam menggunakan dana tersebut. Tetapi di tahun 2007 faktor ini turun, karena sudah ada I’tikad
baik dari nasabah dalam menggunakan dana pembiayaan tersebut.
Faktor pesaing dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan nasabah lain sudah banyak yang menggeluti usaha sama.
Sehingga jika nasabah kalah saing dalam merebut konsumen, akan mempengaruhinya dalam mendapatkan keuntungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas penyebab nasabah mengalami wanprestasi yaitu berasal dari faktor eksternal karena jenis pembiayaan yang
diajukan digunakan untuk menambah modal usaha. Tetapi ada juga faktor internal dan juga faktor lingkungan yang menyebabkan hal tersebut. Seperti
kurangnya pengawasan pihak bank atas usaha yang dijalankan nasabah dan juga terjadinya bencana alam yang meluluh lantarkan usaha nasabah.
Dengan adanya faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di atas, dapat diketahui akibat yang akan dialami nasabah ataupun pihak bank seperti:
nasabah tidak mampu mengembalikan pembiayaan pada waktu yang ditentukan, bank mengalami kerugian baik financial maupun tenaga akibat
tidak kembalinya dana bank.
B. Analisis Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah