Pengertian Efisiensi Kerja Prinsip Berlakunya Efisiensi

Dari teori tersebut apabila bagian keuangan PT Asuransi Ramayana menerapkan efisiensi dalam bekerja maka semua pekerjaan yang ada, akan kena sasaran, apa yang dikehendaki tercapai, atau apa yang dicita-citakan menjadi kenyataan, tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, selesai tepat pada waktunya atau sebelum waktu yang ditetapkan, serta dapat menggunakan biaya yang sekecil-kecilnya tanpa terjadi pemborosan dalam bidang apapun, dan segala sesuatu sampai pada tujuan yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelambatan- kelambatan, ataupun kemacetan-kemacetan.

3.1.2 Pengertian Efisiensi Kerja

Menurut The Liang Gie 2009 dalam bukunya yang berjudul Administrasi Perkantoran Modern.Bahwa pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Selanjutnya bilamana suatu kerja dianalisis, dapatlah dibedakan dalam 2 segi, yaitu intinya dan susunannya. Intinya ialah rangkaian aktivitas-aktifitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai, sedang yang dimaksud dengan susunannya ialah cara-caranya rangkaian aktivitas-aktivitas itu dilakukan. Jadi, setiap kerja tentu mencakup sesuatu cara tertentu dalam melakukan tiap-tiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil yang ingin dicapai dengan kerja itu.

3.1.3 Prinsip Berlakunya Efisiensi

Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus terpenuhi. Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi Harus Dapat diukur Universitas Sumatera Utara Standar untuk menetapkan batas antara efisien dan tidak efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan patokan standar awal untuk selanjutnya menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien atau tidak. Batas ukuran normal untuk pengorbanan input adalah pengorbanan maksimum. Sedangkan batas ukuran normal untuk hasil output adalah hasil minimum. Kalau tidak dapat diukur maka tidak akan dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien atau tidak. 2. Efisiensi Mengacu Pada Pertimbangan yang Rasional Saat melakukan pertimbangan, haruslah pertimbangan itu pertimbangan yang rasional. Maksudnya, segala pertimbangan harus berdasarkan akal sehat, masuk akal, logis, dan bukan emosional. Dengan pertimbangan yang rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin. 3. Efisiensi Tidak Boleh Mengorbankan Kualitas Mutu Dalam hal ini kuantitas boleh saja ditingkatkan tetapi jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan hanya mengejar kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. 4. Efisiensi Merupakan Teknis Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya jangan sampai bertentangan dengan kebijakan atasan. Karena kebijakan atasan tentu saja sudah dipertimbangkan dari berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya dapat diusahakan seefisien mungkin sehingga tidak terjadi pemborosan. 5. Pelaksanaan Efisiensi Harus disesuaikan dengan Kemampuan Organisasi yang Bersangkutan Universitas Sumatera Utara Penerapan efisiensi disesuaikan dengan kemampuan sumber daya, dana, fasilitas, dan lain-lain yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil diusahakan peningkatannya. Setiap organisasi tidak selalu mempunyai kemampuan yang sama dan pengukuran efisiensi hendaknya didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya, baik mengenai sumberdaya, dananya, fasilitasnya ataupun yang lainnya. Dari kesemua prinsip yang telah saya jelaskan di atas, prinsi-prinsip tersebut harus terpenuhi untuk menentukan tingkat efisiensi sebuah kegiatan dalam organisasi. Jika prinsip atau persyaratan diatas tidak terpenuhi maka tidak dapat diketahui apakah suatu kegiatan itu sudah efisien atau tidak. Beigitupula apabila bagian keuangan PT Asuransi Ramayana menerapkan prinsip-prinsip efisiensi maka mereka dapat menentukan tingkat efisiensi dari semua kegiatan yang mereka lakukan, serta karyawan bagian keuangan mempunyai sifat yang penuh pertimbangan dalam melakukan pekerjaan berdasarkan akal sehat, masuk akal, logis, dan bukan emosional sehingga objektivitas pekerjaan dan penilaian akan lebih terjamin.

3.1.4. Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Organisasi