Perencanaan jaringan BTS Hotel di Batam Tipe Propagasi

Gambar 3.3 Konfigurasi jaringan BTS fiber optik secara garis besar[13] Yang nanti akan dipasang setiap 5-6 tiang kamuflase sekitar 300 meter antar setiap DASdistributed antenna system yang berfungsi sebagai pengganti antena sektor dari BTS microwave.

3.3 Perencanaan jaringan BTS Hotel di Batam

Berikut ini pada Gambar 3.4 akan terlihat pemetaan tower yang sudah ada pada kota Batam dan perencanaan dimana akan dibangun BTS Hotel. Titik-titik pembangunan tersebut diletakkan pada daerah perkotaan dimana jumlah trafiknya sangat padat dan sering terjadi dropcall. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 Tower dan Pole Rooftop yang sudah ada serta perencanaan pembangunan pole BTS Hotel[14] Keterangan: = Tower Microwave yang sudah ada = Rooftop pole yang sudah ada = Pole BTS Hotel yang direncanakan BTS Hotel yang akan dibangun tersebut direncanakan pada bebarapa titik yang sudah mulai padat trafiknya, tentunya target perencanaan yang akan dibangun terletak pada daerah perkotaan yang padat trafiknya, sehingga dibangunlah pool DAS untuk membantu kinerja BTS microwave seperti bisa dilihat pada Gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Hasil Drive Test pada wilayah Kota Batam[14] Berikut ini pada Tabel 3.1 akan dituliskan tentang jumlah penduduk, jumlah BTS Hotel dan jumlah SDA yang akan dipasang pada daerah yang telah ditentukan. Tabel 3.1 Jumlah BTS Hotel dan jumlah SDA yang direncanakan[14]

3.4 Peralatan Utama pada BTS Microwave dan BTS FO

Dalam membangun suatu BTS perlu diperhatikan spesifikasi dari setiap peralatan yang akan digunakan. Peralatan tersebut harus menggunakan Universitas Sumatera Utara sinkronisasi yang sesuai dengan sistem yang diberikan oleh provider. Perangkat yang digunakan akan dijelaskan pada bagian berikut.

3.4.1 Panel ACPDB

Umumnya pembangunan BTS menggunakan sumber daya dari PLN sehingga dibutuhkan pengubahan arus AC menjadi DC pada panel ACPDB. Bentuk dari ACPDB dapat dilihat pada Gambar 3.6. Adapun komponen yang terdapat dalam ACPDB adalah : 1. Box Plat baja anti karat, tebal 1.2 mm. Finishing cat anti acid. Ground bar terbuat dari plat tembaga massive tebal 10 mm dan Phase bar terbuat dari plat baja anti karat tebal 10mm. 2. Pemutus arus Pemutus Arus MCB, menggunakan Pemutus Arus yang mempunyai kapasitas minimum 5 kA untuk yang 4 poles pemutus arus utama, 3 poles dan 1 poles Pemutus Arus Beban. 3. Surge Arrester Surge Arrester yang disyaratkan adalah yang mempunyai kapasitas pemutus arus minimum 100 kA. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.6 Panel ACPDB[15]

3.4.2 Power Supply Unit PSU

Power supply SPC4240 merupakan power supply BTS Base Transceiver station . Power supply ini memiliki beberapa sensor yang sudah terintegrasi di dalamnya. Diantaranya sensor arus, tegangan, dan suhu. Untuk mendapatkan data berupa status dan alarm yang terjadi pada power supply, kita dapat menggunakan peralatan site master yang dapat mengolah data. Sistem tersebut akan mengirimkan data monitoring dan data alarm ke sebuah server melalui SMS. Dari sisi server sebagai penerima SMS, terdapat aplikasi SMS Gateway yang menyimpan dan mengolah SMS yang diterima dan dimasukkan ke database MySQL. Agar user bisa mengakses dengan mudah melalui internet, maka dibangun sebuah webserver pada server agar bisa diakses dengan mudah oleh engineer yang bersangkutan. Dengan adanya sistem ini, pengumpulan informasi yang dibutuhkan seorang engineer dalam melakukan maintenace power supply Universitas Sumatera Utara bisa dipermudah karena sistem merekam semua status dan alarm yang terjadi pada power supply BTS. Berikut adalah foto yang diambil langsung pada shelter di BTS rooftop pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8. Gambar 3.7 Bentuk fisik tampak depan PSU SPC 4240[15] Gambar 3.8 Bentuk fisik tampak belakang PSU SPC 4240[15]

3.4.3 Minilink

Universitas Sumatera Utara MINI-LINK E berfungsi sebagai perangkat untuk menghubungkan BSC Base Station Controller ke BTS Base Transceiver Station ataupun menghubungkan BTS to BTS melalui interface udara. MINI-LINK E dari ERICSSON ini merupakan solusi dari kapasitas medium gelombang micro. Peralatan ini adalah solusi dari kapasitas gelombang micro yang mentransmisikan sinyal dari satu titik ke titik lain. MINI-LINK E ini cocok digunakan untuk segala jenis aplikasi dan sangat flexible, dapat diandalkan serta hanya membutuhkan penginstalan transmisi dengan cepat untuk jaringan mobile dan tak bergerak. Kelebihan utama dari MINI-LINK E dari ERICSSON ini ada tiga yaitu: 1. Sangat handal dan membutuhkan biaya yang rendah dalam hal kepemilikan. 2. Kecepatan jaringan yang dapat diandalkan. 3. Mudah dalam penginstallan serta pengkonfigurasiannya. Bagian-bagian dari minilink Ericsson dapat dilihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Bagian dari minilink[16] Sesuai dengan Gambar 3.9 dapat dilihat outdoor unit unit yang berada di luar berada diluar gedung dan bertugas mengirim dan menerima sinyal radio Outdoor part Radio cable Indoor part Universitas Sumatera Utara yang akan dan telah dipancarkan ditransmisikan. Outdoor unit ini terdiri dari radio unit RAU, bracket mounting, feeder coaxial + connector, dan antena microwave . Outdoor unit ini mengurusi masalah frekuensi frequency dependent. Sedangkan radio kabel adalah kabel yang menghubungkan outdoor unit dan indoor unit . Kabel ini mempunyai spesifikasi tertentu yang akan dijelaskan kemudian. Kabel ini merupakan kabel coaxial. Bagian terakhir adalah indoor unit. Indoor unit ini berada didalam gedung dan bertugas mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan lalu lintas data traffic dependent sehingga banyak terdapat perangkat yang dibutuhkan. Antara lain: AMM Access Module Magazine, MMU Modem Unit, SMU Switch Multiplexer Unit , dan SAU Service Access Unit.

3.4.3.1 Outdoor Unit

Outdoor unit terdiri dari radio unit RAU, bracket mounting, feeder coaxial + connector, dan antena microwave. Outdoor unit ini mengurusi masalah frekuensi frequency dependent. a. Radio Unit Radio Unit RAU adalah outdoor unit yang berurusan dengan masalah frekuensi. RAU yang digunakan oleh Ericsson sendiri ada dua tipe yaitu RAU1 dan RAU2. Pada dasarnya kedua RAU tersebut mempunyai fungsi yang sama hanya saja yang membedakannya adalah pada desain mesin dan teknologi pada microwavenya, RAU2 mempunyai circuit microwave yang lebih kompleks dan integrasi yang lebih tinggi. Pada Gambar 3.10 dapat dilihat bagan dari Radio Unit yang langsung terhubung ke Indoor part. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10 Radio Unit[16] b. Antenna Unit Antena merupakan bagian terpenting dalam komunikasi wireless ini. Antena inilah yang mengirim dan menerima data. Antena mentransformasi merubah gelombang yang marambat pada kabel menjadi gelombang yang merambat pada udara space. Prinsip kerja antena pada dasarnya adalah menerima gelombang elektromagnetik dan menyalurkannya ke penerima atau memancarkan gelombang elektromagnetik yang telah diproduksi oleh transmitter. Ada berbagai macam bentuk antena yang ada. Antara lain antena helix, antena folded dipole, dan antena yagi. Sedangkan antena yang dipakai pada MINI-LINK E dari ERICSSON ini adalah antena tipe yagi yang mempunyai main lobe keterarahan directivity yang fokus pada satu arah saja bisa dilihat pada Gambar 3.11. Radio unit Indoor part Radio unit Main Lobe Antenna Universitas Sumatera Utara Gambar 3.11 Direktivitas Antena Yagi[16] Antena yang baik adalah antena yang mempunyai sedikit pancaran ke arah selain main lobe. Ini berarti bahwa antena tersebut harus mempunyai daya pancar rendah ke side lobe dan back lobe. Pada Gambar 3.12 a. dan Gambar 3.12 b. Dapat dilihat contoh pancaran yang baik. Gambar 3.12 Antenna[16] : a. Standard b. High Performance Agar antena yang digunakan mempunyai performa yang tinggi mempunyai daya pancar yang kecil ke side lobe dan back lobe, maka digunakan absorbing material di sekitar dari antena sehingga pancaran yang mengarah ke side lobe dan back lobe mampu diserap sehingga mengurangi pemborosan daya dan menjadikan antena tersebut high performance. a. “Standard” b. “High Performance” Universitas Sumatera Utara Gambar 3.13 Penempatan Absorbing Material pada Antenna[16] Dari Gambar 3.13 terlihat bahwa ketika ditambahkan absorbing material maka daya yang terpancar pada side lobe dan back lobe menjadi sedikit berkurang sehingga mengurangi beban pada antena. Hal ini membuat antena lebih efektif dalam melakukan tugasnya dan lebih awet dalam pemakaian. c. Radio Kabel Radio kabel ini merupakan unit terakhir dari outdoor unit. Radio kabel sendiri berfungsi sebagai penghubung lalu lintas data dari RAU Radio Unit ke peralatan di dalam ruangan dan sebaliknya. Indoor unit sendiri mengurusi masalah trafik data, disinilah tempat data-data tersebut diolah. Pada Gambar 3.14 dapat dilihat bagan radio cable yang terpasang pada indoor unit. Indoor part Radio Cable Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14 Radio Kabel[16] Spesifikasi yang digunakan oleh ERICSSON dalam produk mereka ini bermacam-macam. Jika diameter kabel yang digunakan adalah 10mm maka maksimal panjang kabel yang diperbolehkan adalah 200m. Sedangkan jika diameter kabel yang digunakan adalah 16mm maka maksimal panjang kabel yang diperbolehkan adalah 400m. Sedangkan jika ingin menggunakan radio kabel yang berdiameter 28mm dengan panjang maksimal 700m maka akan dapat dipenuhi dengan tambahan connector kit.

3.4.3.2 Indoor Unit

Indoor unit ini terdiri dari AMM Access Module Magazine, MMU Modem Unit , SMU Switch Multiplexer Unit, dan SAU Service Access Unit. Pada Gambar 3.15 dapat dilihat pembagian indoor unit ke dalam SAU, MMU dan SMU dan terpasang dalam AMM. Gambar 3.15 Indoor Unit[16] a. AMM Access Module Magazine AMM Access Module Magazine adalah tempat bagi peralatan-peralatan indoor seperti MMU Modem Unit, SMU Switch Multiplexer Unit, dan SAU Service Access Unit. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.16 bahwa ada beberapa susunan AMM Access Module Magazine yang memungkinkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.16 AMM dengan berbagai macam tipe[15] b. MMU Modem Unit MMU Modem unit merupakan salah satu unit yang ada dalam paket MINI- LINK E ini. Untuk setiap unit radio yang dipergunakan maka membutuhkan sebuah unit MMU, ini berarti MMU mengurusi masalah modulator demodulator sinyal yang akan ditransmisikan dan sinyal yang diterima. Ilustrasi dari MMU dapat dilihat pada Gambar 3.17. Gambar 3.17 Ilustrasi MMU[15] Bentuk asli dari MMU dapat dilihat pada Gambar 3.18. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.18 Bentuk asli dari MMU[15] Pada Gambar 3.19 dapat dilihat perangkat MMU yang terpasang dalam kabinet AMM. Gambar 3.19 MMU beserta rak AMM[15] Universitas Sumatera Utara c. SMU Switch Multiplexer Unit Multiplexing dan demultiplexing dari trafik dalam konfigurasi 1+0. Konfigurasi 1+0 ini adalah konfigurasi yang tanpa perlindungan. Sebagai contoh jika salah satu unit MMU, RAU atau SMU tidak berkerja maka tidak akan ada unit lain yang mampu menghandle kekosongan yang ditinggalkan oleh unit yang tidak berkerja tersebut. Pada Gambar 3.20 dapat dilihat perangkat SMU terpasang dalam AMM. Gambar 3.20 Penempatan SMU dalam AMM dengan konfigurasi 1+0[16] Kemudian pada Gambar 3.21 dapat dilihat konfigurasi terminal 1+0 yang terpasang dalam MMU dan SMU. Dimana jika ada link yang rusak maka sistem akan terhenti. Gambar 3.21 Konfigurasi Terminal 1+0[16] Universitas Sumatera Utara Selanjutnya untuk mengatasi berhentinya sistem karena ada link yang overheat terlalu panas maka digunakan konfigurasi terminal 1+1 seperti pada Gambar 3.22. Gambar 3.22 Penempatan SMU dalam AMM dengan konfigurasi 1+1[16] Kemudian pada Gambar 4.16 dapat dilihat konfigurasi terminal 1+0 yang terpasang dalam MMU dan SMU. Dimana jika ada link yang rusak maka sistem tidak akan langsung berhenti namun digantikan oleh link yang sedang kosong. Gambar 3.23 Konfigurasi Terminal 1+1[16] Pada Gambar 3.24 dapat dilihat bentuk asli dari SMU dan MMU yang terpasang dalam rak AMM. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.24 SMU dan MMU yang terpasang pada AMM[15] Multiplexing dan demultiplexing dari trafik dalam konfigurasi 1+1. Konfigurasi 1+1 ini adalah konfigurasi dengan perlindugan. Sebagai contoh jika salah satu unit MMU, RAU atau SMU tidak berkerja maka akan ada unit lain yang mampu menghandle kekosongan yang ditinggalkan oleh unit yang tidak berkerja tersebut. d. SAU Service Access Unit SAU Service Access Unit ini menyediakan layanan tambahan ke semua terminal dalam AMM Access Module Magazine. Layanan tambahan yang dimaksud antara lain: kanal layanan, masukan keluaran paralel, dan akses ke alarm diluar AMM Access Module Magazine. Penempatan SAU pada AMM dapat dilihat pada Gambar 3.25. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.25 Penempatan SAU dalam AMM dengan konfigurasi 1+1[16]

3.5 Tipe Propagasi

Model propagasi yang akan digunakan yaitu model propagasi SUI Stanford University Interm model propagasi ini merupakan model yang direkomendasikan untuk standar IEEE 802.16a, model ini sangat cocok diterapkan di Indonesia yang mempunyai tipe demografi urban dan sub urban dengan tinggi base station antara 10-80 m dan jarak sel 0,1 – 10 km. Model ini dibagi menjadi tiga kategori: 1. Kategori A-Hillymoderate to heavy tree densityurban Tipe ini berasosiasi dengan pathloss terbesar yaitu perbukitan dengan densitas pepohonan tinggi. 2. Kategori B-Hillylight tree density or flatmoderato to heavy tree densityintermediatesuburban Tipe ini merupakan asosiasi pathloss pertengahan yaitu dengan terrain dan densitas pepohonan antara A dan C. 3. Kategori C-flatlight tree density rural Tipe ini berasosiasi dengan pathloss terkecil yaitu terrain rata dengan pepohonan jarang. Persamaan model propagasi SUI adalah [17]: 3.1 Dimana nilai : Universitas Sumatera Utara A = Free Space loss di d 3.2 λ = Panjang gelombang d = 100 m jarak referensi γ = path loss exponent 3.3 a,b,c = konstanta yang menunjukkan kategori terrain h b = tinggi base station d = jarak antara base station dan subscriber station m X f = Faktor koreksi frekuensi f dalam MHz 3.4 = Faktor koreksi tinggi antena penerima terrain a dan b 3.5 terrain c 3.6 h CPE = tinggi antena penerima s = peubah acak yang terdistribusi secara lognormal sebagai representasi shadowing oleh pohon atau bangunan yang harganya antara 8,2 dB untuk Universitas Sumatera Utara parameter A, 9,4 dB untuk parameter B, dan 10,6dB untuk parameter C tergantung tipe terrain. Nilai a, b, c adalah daerah yang akan dilayani berdasarkan tipe pepohonanbangunan yang ada di daerah tersebut. Adapun nilai a, b, c dapat dilihat dalam Tabel 3.2 [17]. Tabel 3.2 Model Parameter Model Parameter Tipe A Heavy Multipath Tipe B Intermediate Multipath Tipe C few multipath a 4.6 4 3.6 b 0.0075 0.0065 0.005 c 12.6 17.1 20 Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BTS MICROWAVE DENGAN BTS FIBER OPTIC

4.1 Perhitungan Pathloss dengan Variasi Parameter Tinggi BS