Menurut Horne dan Wachowicz 2005:309 “manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut
adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan. a.
Tingkat investasi aktiva lancar optimal Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak
manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output,
perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk
investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.
b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka
panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini. Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan
dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan
cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar
lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus
diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang
akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya”.
8. Pentingnya Modal Kerja
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis.
Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana
menganggur idle fund, karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Perusahaan
kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya,
Universitas Sumatera Utara
maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup,
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.
Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:
a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar, b.
memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya,
c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya- bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi,
d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumennya, e.
memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya,
f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
9. Perputaran Modal Kerja
Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga
meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan
perputaran modal kerja working capital turnover. Working Capital Turnover WCT yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan
modal kerja dalam pencapaian penjualan. Riyanto 2001:335 merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover
WCT sebagai berikut :
Net Sales WCT =
X100 Current Asset – Current Liabilities
Jika rasio perputaran modal kerja tinggi akan mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila
rasio ini rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi
setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja
dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal
kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya
Universitas Sumatera Utara
perputaran persediaan dan piutang yang tinggi. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto,
rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.
10. Profitabilitas