menaikkan suku bunga acuan BI Rate dari 8,25 persen menjadi 8,50 persen yang juga diikuti kenaikan suku bunga oleh Lembaga Penjamin Simpanan
LPS yang mendorong perbankan juga menyesuaikan tingkat bunganya.
Namun, kenaikan suku bunga bank hanya menekan penjualan produk properti
sesaat saja, setelah itu minat beli konsumen kembali normal. Pada tahun-tahun yang akan datang pertumbuhan perusahaan-perusahaan
real estate dan property cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya minat konsumen terhadap property dan berdirinya perusahaan-
perusahaan besar yang ada di Indonesia. Semakin banyak perusahaan- perusahaan real estate dan property itu membuka gerai maka kebutuhan
modal kerja perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa pada beberapa perusahaan-perusahaan
real estate dan property diperoleh adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba, namun pada beberapa
perusahaan lain kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on asset.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap return on asset ROA pada perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ”untuk mengetahui apakah perputaran
modal kerja berpengaruh terhadap return on asset ROA pada perusahaan- perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a.
bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja
terhadap tingkat return on asset ROA pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI,
b. bagi perusahaan, sebagai dasar perimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam menjalankan aktivitasnya,
c. sebagai bahan informasi, referensi, perbandingan, dan juga sumbangan
pemikiran bagi peneliti selanjutnya, mengenai perputaran modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan-perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal
Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat
tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang
berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham 2006:62 “modal ialah jumlah dari utang jangka
panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal
dalam Standar Akuntansi Keuangan IAI,2007:9 ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.
2. Pengertian Modal Kerja
Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Pengertian modal kerja menurut beberapa ahli,
antara lain: a.
menurut Sawir 2005:129 ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”,
b. menurut Ingram 2005:F135 “working capital is the difference
between current assets and current liabilities” , c.
menurut Burton A. Kolb 1983 dalam Sawir 2005:129 menyatakan “modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek
atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di muka”,
d. menurut Riyanto 2001:57 terdapat tiga konsep pengertian modal
kerja, yaitu : 1
konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva
ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan
dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor gross working capital,
2 konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian
dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya,
atau disebut sebagai modal kerja bersih net working capital,
3 konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana
dalam menghasilkan pendapatan income. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk manghasilkan laba
sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini current income
ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka
pendek atau aktiva lancar.
3. Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. modal kerja permanen permanent working capital yaitu modal kerja
yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam :
1 modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus
ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, 2
modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. modal kerja variabel variabel working capital yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
1 modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan karena fluktuasi musim, 2
modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur,
3 modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-
ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur, tetapi apabila jumlah modal kerja
terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan.
4. Fungsi Modal Kerja
Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut : a.
modal kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang
yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan,
b. modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar
semua utang lancar tepat pada waktunya, c.
modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan ”credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para
kreditor akan kelayakan untuk memelihara kredit.
Universitas Sumatera Utara
5. Sumber Modal Kerja
Apabila sumber modal kerja lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaannya lebih
kecil, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah:
a. adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham, b.
ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,
c. ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya. Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya
modal kerja adalah sebagai berikut: 1
berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan,
2 pembayaran utang-utang jangka panjang,
3 adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
6. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Penentuan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. sifat dan tipe perusahaan. Modal Kerja dari suatu perusahaan jasa
relatif lebih kecil daripada kebutuhan modal kerja perusahaan industri.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan
untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang
cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan yang
memproduksi barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang,
b. waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau untuk
memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan,
c. syarat pembelian bahan atau barang dagangan. Jika syarat kredit yang
diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan
bahan ataupun barang dagangan, d.
syarat penjualan. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah
modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang, e.
tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.
Universitas Sumatera Utara
7. Manajemen Modal Kerja
Menurut Sawir 2005:133 ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek perusahaan”. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur
mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan manajemen
modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas
perusahaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja
adalah : a.
memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau
lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva- aktiva tersebut,
b. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar, c.
pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Horne dan Wachowicz 2005:309 “manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut
adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan. a.
Tingkat investasi aktiva lancar optimal Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak
manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output,
perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk
investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.
b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka
panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini. Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan
dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan
cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar
lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus
diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang
akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya”.
8. Pentingnya Modal Kerja
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis.
Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana
menganggur idle fund, karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Perusahaan
kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya,
Universitas Sumatera Utara
maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup,
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.
Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:
a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar, b.
memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya,
c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya- bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi,
d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumennya, e.
memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya,
f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
9. Perputaran Modal Kerja
Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga
meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan
perputaran modal kerja working capital turnover. Working Capital Turnover WCT yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan
modal kerja dalam pencapaian penjualan. Riyanto 2001:335 merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover
WCT sebagai berikut :
Net Sales WCT =
X100 Current Asset – Current Liabilities
Jika rasio perputaran modal kerja tinggi akan mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila
rasio ini rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi
setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja
dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal
kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya
Universitas Sumatera Utara
perputaran persediaan dan piutang yang tinggi. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto,
rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.
10. Profitabilitas
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain: a.
menurut Helfert 2003:126 “profitability is the effectiveness with which management has employed both the total assets and the net
assets as recorded on the balance sheet”, b.
menurut Greuning 2005:29 “profitabilitas adalah suatu indikasi atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan
penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”. Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. a.
Gross profit margin GPM. Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik. b.
Operating profit margin OPM. Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
Universitas Sumatera Utara
c. Net profit margin NPM. Pengukuran ini adalah ukuran untuk
mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
d. Return on assets ROA. Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan
manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. e.
Return on equity ROE. Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.
11. Return On Asset ROA
Return On Asset ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan
perusahaan. Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu : a.
menurut Hanafi 2000:83 ” Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total asset kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”,
b. menurut Jumingan 2006:141 ”ratio operating income dengan
operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan dari sumber mana modal tersebut
berasal keseluruhan modal”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on
asset adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya
Universitas Sumatera Utara
untuk memperoleh pendapatan. Beasley 2009:297 merumuskan formula untuk menghitung pengembalian tingkat aktiva return on asset ROA
sebagai berikut :
Laba sebelum pajak Pengembalian Tingkat Aktiva =
X 100 Total Aktiva
ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi
aktivanya. Menurut Waren 2005:63 ”aktiva assets adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat
berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka,
bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu :
a. aktiva lancar,
b. aktiva tetap,
c. aktiva tidak berwujud,
d. aktiva lain-lain.
12. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai
cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan
Universitas Sumatera Utara
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dalam SAK IAI, 2007:3 disebutkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi
keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,
bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomosili, buruh serta pihak-pihak lainnya.
Menurut Harahap 2004: 190 menyatakan bahwa analisis laporan keuangan sebagai :
Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara kuantitatif maupun data non
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan
dapat dibedakan : a.
perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam
perusahaan yang sama,
Universitas Sumatera Utara
b. perbandingan eksternal dan membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama.
Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu :
a. rasio likuiditas liquidity ratio, yaitu rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka
pendek. Rasio yang bisa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio, dan net working capital.
b. rasio aktivitas activity ratio atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,
yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio aktivitas yang umum digunakan adalah average
collection period, inventory turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, dan working capital turnover
c. rasio leverage finansial financial leverage ratio, yaitu rasio yang
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang pinjaman. Rasio yang umum dipakai antara lain adalah debt
ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio dll d.
rasio keuntungan profitability ratio atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
Universitas Sumatera Utara
dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas ynag sering digunakan, yaitu gross profit margin, operating profit margin, net
profit margin, return on investment dan return on equity.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu N
o Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1 Marselina
Sinaga 2008
Pengaruh Perputaran Modal
kerja dan Perputaran Aktiva
Operasi terhadap tingkat
Rentabilitas pada perusahaan
Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta V.independe
n : perputaran
modal kerja dan
perputaran aktiva
operasi V.Dependen
: rentabilitas 1.
Perputaran modal kerja secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
rentabilitas.
2. Perputaran aktiva
operasi secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap rentabilitas.
3. Perputaran modal
kerja dan aktiva operasi secara
simultan memiliki pengaruh terhadap
rentabilitas.
2 Christin
Sinar Yoshepin
2009 Pengaruh
Perputaran Modal kerja terhadap
Tingkat Likuiditas pada
Perusahaan Makanan
dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek indonesia
V.independe n :
perputaran modal kerja
V.Dependen : likuiditas
Perputaran modal kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
Likuiditas
Universitas Sumatera Utara
3 Melvatanti
D Pardosi
2010 Pengaruh
Perputaran Modal kerja dan Return
Spread terhadap Likuiditas pada
perusahaan Otomotif dan
Komponennya yang terdaftar di
Bursa Efek indonesia
V.independe n :
perputaran modal kerja
dan return spread
V.Dependen : likuiditas
1. Perputaran modal
kerja secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas.
2. Perputaran
return spread secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas.
3. Perputaran modal
kerja dan return spread secara simultan
tidak berpengaruh terhadap likuiditas.
4 Marisa
Ambarita 2009
Pengaruh Perputaran
Piutang terhadap Return on Asset
pada Perusahaan Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia V.independe
n : perputaran
piutang V.Dependen
: ROA Perputaran Piutangl
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
return on asset ROA
Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2010
1. Penelitian Marselina Sinaga 2008
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada perusahaan Otomotif
dan Komponennya yang terdaftar di Bursa jakarta”. Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi
sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment ROI untuk mengukur laba
dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja
Universitas Sumatera Utara
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan Return Spread tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada sektor industri
otomotif dan komponennya. Dari penelitian ini diperoleh persamaan Y= 0,034 + 0,04 X
1
+ 6,158 X
2
+ e.
2. Christine SinarYoshepin 2009
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah Perpuatan modal kerja, dan variabel dependen adalah Lukiiditas yang diukur melalui Current
rasio. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linearsederhana. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap
Likuiditas, dari penelitian ini diperoleh persamaan Y = 0,769 – 0,488X.
3. Melvatanti D Pardosi 2010
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek indonesia”. Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan Return Spread sebagai variabel independen
dan Likuiditas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Current Rasio untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas
ekonomis, Return Spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, dan secara simultan perputaran modal kerja dan
perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.
4. Marisa Ambarita 2009
Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset pada Perusahaan Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Variabel independennya adalah Perpuatan piutang, dan variabel dependen adalah Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi. Hasil penelitian ini adalah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, Dari penelitian ini diperoleh
persamaan ROA = 0.0203 + 1,597 Perputaran Piutang. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah: a.
pada peneliti terdahulu populasinya adalah perusahaan Otomotif dan Komponennya, perusahaan makanan dan minuman, perusahaan
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis, populasinya adalah perusahaan-perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI,
Universitas Sumatera Utara
b. periode penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan peneliti
sebelumnya. Peneliti sebelumnya menggunakan data 2004-2007 dan penulis menggunakan data 2007-2008,
c. penelitian sebelumnya menilai pengaruh perputaran modal kerja
terhadap likuiditas dan rentabilitas, sedangkan penelitian yang digunakan penulis menilai pengaruh perputaran modal terhadap return
on asset.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang
mencerminkan keterkaitan antar variable yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan
masalah. Sawir 2005:129 mendefinisikan “modal kerja sebagai keseluruhan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari”. Djarwanto 2001:88 “konsep fungsional, modal
Universitas Sumatera Utara
kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek current
income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut”. Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang
erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja.
Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa menggunakan perputaran modal kerja working capital turnover, yaitu
rasio antara penjualan dengan modal kerja. Djawarto, 2001:140 ”perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto
yang diperoleh dari setiap rupiah modal kerja”. Riyanto, 2001:62 ”efektivitas modal kerja mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan dan
akhirnya akan mempengaruhi perputaran dari operating asset”. Atas dasar pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini,
yaitu :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Hasil Olahan Penulis,2010 Ketrangan :
X : Perputaran Modal Kerja variabel independen Y : Return On Asset variabel dependen
Perputaran Modal Kerja
X Return On Asset
Y
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesisi Menurut Erlina 2008:49 “menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan adalah “perputaran modal kerja
berpengaruh terhadap return on asset ROA pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa efek indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar 2003:30 ”penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
B. Populasi dan Sample Penelitian
Sugiyono 2005:72 ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam tahun 2007-2008 yang berjumlah 46 perusahaan.
Menurut Sugiyono 2005:73 “sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan
sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Dalam penelitian
ini terdapat 46 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria tersebut hanya 30
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dan tiap perusahaan memiliki laporan keuangan sehingga dari 30 perusahaan tersebut diperoleh 60 buah laporan keuangan selama tahun 2007-
2008 yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Kriteria yang dijadikan untuk penentuan sampel dalam penelitin ini
adalah sebagai berikut : 1.
perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun
2007-2008, 2.
perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah di audit pada tahun 2007-2008,
3. perusahaan tersebut memperoleh laba pada tahun 2007-2008.
Proses pemilihan sample dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian
No Perusahaan
Kriteria Kode
Sampel 1 2 3
1 PT Alam SuteraRealty, Tbk
√ √ √ ASRI
1
2
PT Bekasi Asri Pemula, Tbk √ √ √
BAPA 2
3
PT Bhuwanatala Indah Permai, Tbk √ √
BIPP
4 PT Bukit Daro Property, Tbk
√ √ √ BKDP
3
5 PT Sentul City, Tbk
√ √ BKSL
6
PT Bintang Mitra Semestaraya, Tbk √ √
BMSR
7 PT Citra Kebun Raya Agri, Tbk
√ √ CKRA
8 PT Cowell Development, Tbk
√ √ √ COWL
4
9
PT Ciputra Development, Tbk √ √ √
CTRA 5
10 PT Ciputra Property, Tbk √ √ √
CTRP 6
11 PT Ciputra Surya, Tbk
√ √ √ CTRS
7
12 PT Duta Anggada Realty, Tbk
√ √ √ DART
8
13 PT Duta Graha Indah, Tbk √ √ √
DGI 9
14 PT Intiland Development, Tbk
√ √ √ DILD
10
15 PT Bakrieland Development, Tbk
√ √ √ ELTY
11
16 PT Dowa MakassarTourism √ √ √
GMTD 12
Universitas Sumatera Utara
Development, Tbk
17 PT Perdana Gapura Prima, Tbk
√ √ √ GPRA
13
18 PT Indonesian Paradise Property,
Tbk √ √
INPP
19 PT Jakarta Inbternasional Hotel
Development,Tbk
√ √ JIHD
20 PT Jaya Real Property, Tbk
√ √ √ JPRT
14
21 PT Jakarta Setiabudi Internasional,
Tbk √ √
JSPT
22 PT Kawasai Industry Jababeka, Tbk √ √
KIJA
23 PT Global Land Development, Tbk
√ √ KPIG
24 PT Laguna Cipta Griya, Tbk
√ √ LCGP
25 PT Dayaindo Resources
Internasional, Tbk
√ √ √ LK
15
26 PT Lippo Cikarang, Tbk √ √ √
LPCK 16
27 PT Lippo Karawaci, Tbk
√ √ √ LPKR
17
28 PT Modernland Raelty, Tbk
√ √ √ MDLN
18
29 PT Metro Supermarket Realty, Tbk √ √ √
MTSM 19
30 PT Indonesia Prima Property, Tbk
√ √ MORE
31 PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
√ √ √ PJAA
20
32 PT Pudjiadi And Sons, Tbk √ √ √
PNSE 21
33 PT Pelita Sejahtera Abadi, Tbk
√ √ PSAB
34 PT Bumi Serpong Damai, Tbk
√ √ √ PT Bumi Serpong
Damai, Tbk
22
35 PT Duta Pertiwi, Tbk √ √ √ PT Duta
Petiwi, Tbk
23
36 PT New Century Development, Tbk
√ √ PTRA
37 PT Pudjiadi Prestige, Tbk
√ √ √ PUDP
24
38 PT Pekuwon Jati, Tbk √ √ √
PWON 25
39 PT Panca Wiratama Sakti, Tbk
√ √ PWSI
40 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati,
Tbk √ √ √
Report Ristia
Konsel 26
41 PT Lami Citra Nusantara, Tbk √ √ √
Report LCN
27
42 PT Royal Oak Development Asia,
Tbk √ √
RODA
43 PT Suryainti Permata, Tbk
√ √ √ SIPP
28
44 PT Suryamas Dutamakmur, Tbk √ √
SMDM
45 PT Sumarecon Agung, Tbk
√ √ √ SMRA
29
46 PT Surya Semesta Internusa, Tbk
√ √ √ SSIA
30 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2010
Universitas Sumatera Utara
C. Jenis Data