b. Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih
menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati.
Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya
sasaran dan keadaan tempat tinggal. c.
Keadaan sosial ekonomi kelurga. Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan
sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih
sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai. d.
Keadaan ekonomi keluarga. Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat
meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan pendapatan yang diterima, maka akan
meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dsb.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat
menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang
datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain: a.
Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. b.
Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah,
inflasi.
2.2.2 Tahapan-tahapan Kesejahteraan
Universitas Sumatera Utara
Tahap keluarga sejahtera menurut kantor menteri Negara Kependudukan BKKBN dibagi 5 lima tahap yaitu:
1. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnyabasic need secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan,
KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar a sd e telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:
Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a
Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga
b Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.
c Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja, sekolah atau
berpergian. d
Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah. e
Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran kesehatan. f
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. g
Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur. h
Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun i
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah j
Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat k
Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap. l
Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin. m
Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini n
Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi kecuali sedang hamil
o Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama. p
Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. q
Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
r Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.
s Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali perbulan.
t Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
Universitas Sumatera Utara
uAnggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai kondisi daerah. v
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosialmasyarakat dalam bentuk material.
w Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan
atau instansi masyarakat.
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik terpenuhi a sd n telah terpenuhi dan sosial psikologis telah terpenuhi namun kebutuhan pengembangan belum
yaitu:
4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang
teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan
pengembangan telah terpenuhi a sd u telah terpenuhi namun kepedulian belum.
6. Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III Plus semua kebutuhan telah terpenuhi a sd w talah terpenuhi.
2.2.3 Kesehatan dan Pendidikan
Adapun kesejahteraan, pada taraf paling awal ditandai oleh terpenuhinya kebutuhan dasar yang paling pokok yakni sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.
Sedangkan keadilan, yang menjadi tema abadi dalam pembangunan, ditandai oleh kemampuan bangsa dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan secara merata,
sehingga bisa menjangkau masyarakat secara luas. Tidak hanya itu, juga dalam kesempatan
Universitas Sumatera Utara
untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan itu sendiri. Keadilan juga harus tercermin pada kian menyempitnya kesenjangan sosial ekonomi. Kesejahteraan dan keadilan sangat erat
kaitannya dan sering dibahas secara satu kesatuan pengertian. Pada awal perkembangan dunia banyak orang mengungkapkan bahwa negara yang
maju adalah negara yang memiliki sumber daya yang melimpah, hanya saja setelah perkembangan terjadi anggapan tersebut sedikit keliru dengan anggapan bahwa jika
sumberdaya tersebut tidak dikelola maka tidak akan berguna, dengan adanya anggapan baru tersebut membuktikan bahwa sumber daya manusialah yang menjadi faktor penentu
kemajuan sebuah negara. Maka dari itu pembangunan diawali dari peningkatan kualitas SDM. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut tidak akan terlepas dari factor kesehatan individu yang bersangkutan, karena kesehatan merupakan modal dasar bagi seseorang untuk
mengkontribusikan segala daya dan upayanya dalam mewujudkan kesejahteraan. Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal
manusia. Modal manusia huaman capital adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat
meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan Pembangunan kesehatan dan kesejahteraan tidak akan terlepas dari peran strategis
pendidikan sebagai investasi dalam membantu menghadapi problematika kondisi kesehatan dan kesejahteraan Indonesia yang semakin kompleks. Untuk itu, pendidikan akan sangat
berperan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan kompetitif dalam membangun kesejahteraan rakyat.
2.3 Lembaga Keuangan