Througput Jaringan Perbandingan B.A.T.M.A.N. Terhadap OLSR Jarang dan Rapat

Pada Skenario Jarang Gambar 4.9 dan 4.10 B.A.T.M.A.N. lebih unggul daripada OLSR tetapi tidak signfikan. Cara kerja routing protokol B.A.T.M.A.N. yang hanya peduli pada best-next-hop menggunakan originator messages OGM untuk pencarian jalur terbaik dan kemudian melakukan selective flooding untuk memastikan bahwa jalur terbaik sudah ditentukan kemudian melakukan penentuan gateway pada tetangga yang menjadi jalur terbaik yang sudah ditentukan menggunakan link local bidirectional. Dengan node yang terbatas dan tingkat kerapatan density yang rendah membuat B.A.T.M.A.N. lebih sedikit reliable dalam mengirimkan paket ke tujuan. Sedangkan OLSR melakukan pemilihan MPR dengan melakukan link sensing yang terjadi jalur tersebut terputus karena node yang terbatas dan kecepatan semakin tinggi membuat pemilihan MPR menjadi bingung sehingga Topology Control TC selalu berubah dan routing table pun update dengan menghitung ulang jalur terbaik tersebut. Pada Skenario Rapat Gambar 4.11 dan 4.12 OLSR jauh lebih unggul pada kecepatan 5mps dan 10 mps karena dengan semakin banyaknya node maka penggunaan MPR akan semakin efektif dan cepat juga dengan routing table yang selalu update membuat pemilihan jalur terbaik pada OLSR jauh lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan B.A.T.M.A.N. hanya unggul pada kecepatan 1mps karena pada saat pemilihan jalur terbaik originator messages OGM broadcast pada semua node yang kemudian jalur terbaik terbentuk sehingga pengiriman paket lebih cepat, tidak pada kecepatan 5mps dan 10mps karena banyaknya jalur terputus dan tidak menerima originator messages OGM atau mengalami timeout sehingga banyak paket yang terbuang sehingga pengiriman paket terhambat.

4.3.2 Througput Jaringan

Gambar 4.13 Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah Kecepatan pada Skenario Jarang dengan Koneksi 3S to 3D Terhadap Throughput Jaringan. 21305.6 19694.4 16690.1 20123.2 17344.2 14330.9 0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 3 S T O 3 D D A N 1 4 N O D E J A R A N G BATMA N 22343.1 19647.0 16553.0 20575.8 17955.4 14511.7 0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 3 S T O 3 D D A N 1 8 N O D E J A R A N G BATMAN OLSR 41318.8 38762.0 30992.4 39961.8 36094.5 28438.4 0.0 10000.0 20000.0 30000.0 40000.0 50000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 6 S T O 6 D D A N 1 4 N O D E J A R A N G BATMAN OLSR Gambar 4.14 Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah Kecepatan pada Skenario Jarang dengan Koneksi 6S to 6D Terhadap Throughput Jaringan. Gambar 4.15 Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah Kecepatan pada Skenario Rapat dengan Koneksi 3S to 3D Terhadap Throughput Jaringan. 45246.9 38559.8 30748.6 44904.1 36707.6 28596.4 0.0 10000.0 20000.0 30000.0 40000.0 50000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 6 S T O 6 D D A N 1 8 N O D E J A R A N G BATMAN OLSR 23838.7 17783.2 13439.5 23551.8 21190.6 18530.5 0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 3 S T O 3 D D A N 3 0 N O D E R A P A T BATMAN OLSR 24306.3 17509.4 12862.9 24174.2 21451.7 19334.8 0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u h g p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 3 S T O 3 D D A N 4 0 N O D E R A P A T BATMAN OLSR Gambar 4.16 Perbandingan pada Penambahan Jumlah Node dan Jumlah Kecepatan pada Skenario Rapat dengan Koneksi 6S to 6D Terhadap Throughput Jaringan. . Pada Skenario Jarang Gambar 4.13 dan 4.14 B.A.T.M.A.N. lebih unggul daripada OLSR tetapi tidak siginifikan bahkan mendekati karena dengan terbatasnya node membuat B.A.T.M.A.N. dalam melakukan broadcast ke semua node melalui originator messages OGM lebih cepat sehingga routing pencarian jalur terbaik bisa dilakukan yang kemudian melakukan selective flooding untuk memastikan bahwa jalur terbaik sudah ditentukan kemudian melakukan pengiriman paket melalui gateway yang sudah terbentuk dari link local bidirectional membuat pengiriman paket lebih cepat. Sedangkan OLSR harus melakukan link sensing kemudian melakukan pemilihan MPR akan tetapi lebih sulit dalam menentukannya karena node yang terbatas dan kecepatan mobility yang bertambah dengan 47205.7 36457.4 28269.1 46825.2 40721.3 36036.1 0.0 10000.0 20000.0 30000.0 40000.0 50000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 6 S T O 6 D D A N 3 0 N O D E R A P A T BATMAN OLSR 48266.5 35767.1 26936.8 48072.3 43834.8 38715.3 0.0 10000.0 20000.0 30000.0 40000.0 50000.0 60000.0 1 M P S 5 M P S 1 0 M P S th ro u g h p u t b its T H R O U G H P U T K O N E K S I 6 S T O 6 D D A N 4 0 N O D E R A P A T BATMAN OLSR tingkat kerapatan yang rendah sehingga control messages yang dibutuhkan cukup banyak membuat pengiriman paket terhambat. Pada Skenario Rapat Gambar 4.15 dan 4.16 OLSR lebih unggul jauh daripada B.A.T.M.A.N. karena tingkat kerapatan density semakin tinggi membuat MPR semakin lebih efektif maka jalur antar node untuk putus peluangnya kecil. Sedangkan B.A.T.M.A.N. hanya unggul pada kecepatan 1mps karena node yang bergerak lebih lambat membuat broadcast melalui originator messages OGM lebih cepat dan mencari jalur terbaik lebih cepat, akan tetapi tidak pada kecepatan 5mps dan 10mps karena banyaknya node dan semakin tinggi kecepatan node membuat jalur terputus dan paket banyak yang terbuang membuat nilai throughput semakin turun.

4.3.3 End to End Delay Jaringan