Uji Asumsi Klasik Normalitas Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

45 Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak samaberbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi Heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction ZPRED yang merupakan variabel bebas sumbu X= Y hasil prediksi dan nilai residualnya SRESID merupakan variabel terikat sumbu Y= Y prediksi – Yriil. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang- gelombang.

3. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Selain uji asumsi klasik multikolinearitas dan heteroskedasitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Ada 2 cara untuk menguji asumsi klasik normalitas: 46 a. Cara Statistik Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdisribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva skewness = α3 atau nilai keruncingan kurva kurtosis = α4 diperbandingkan dengan nilai Z tabel. Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva skewness: Z skewness = skewness √6 N atau Zα3 = α3√6N Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva kurtosis: Z kurtosis = kurtosis √24N atau Zα4 = α4√24N Ketentuan analisis: 1 Variabel bebas atau terikat berdistribusi normal jika Z hitung Zα3 atau Zα4 Z tabel Misal diketahui Z ]5= 1,96 Ztabel lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel 1,96, dapat dituliskan Z hitung 1,96 2 Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung Zα3 atau Zα4 Z tabel. Misal nomor a, dapat ditulis Z hitung 1,96 b. Cara Grafik Histogram dan Normal Probability Plots Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riilnyata 47 dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean U, maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relative banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit, karena interprestasinya dapat menyesatkan.

4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Waston DW dengan ketentuan sebagai berikut: a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 DW -2 b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ + 2 c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas + 2 atau DW +2 48

L. Teknik Analisis Data